Renungan Harian Kristen Protestan 9 Maret Belajarlah Dari Petrus Pernah Gagal dan Bertobat Seutuhnya

Renungan Harian Kristen Protestan 9 Maret Belajarlah Dari Petrus Pernah Gagal dan Bertobat Seutuhnya.

Editor: maria anitoda
ISTIMEWA
Renungan Harian Kristen Protestan 9 Maret Belajarlah Dari Petrus Pernah Gagal dan Bertobat Seutuhnya 

Melihat kepada karakter Petrus, yang pemberani tetapi juga kadang pengecut, yang cerdik tetapi juga kadang agresif tanpa pikir panjang,  yang berani tampil di depan dan kadang semberono, namun punya potensi ketokohan, maka Yesus memang telah memprediksi akan penyangkalan Petrus, tetapi Ia juga melihat harapan dan potensi peran Petrus setelah ia insaf, yaitu untuk menguatkan murid-murid yang lain.

Dalam tradisi gereja boleh dikatakan bahwa kemudian Petrus dianggap sebagai “Paus pertama”.

Lukas mencatat setelah Yesus bangkit Ia terlebih dahulu menampakan diri kepada Simon (24:34), sehingga dengan demikian Petrus akan muncul sebagai pemimpin para murid (Kisah 1:15-16, 2:29, 3:17, 11:12, 15:7).           

Dalam ayat 33 Petrus menyatakan kesediaannya untuk mengikut Yesus ke penjara bahkan turut mati. Kisah rasul kemudian mencatat bahwa Petrus kemudian dipenjara dan terancam kematian (Kisah 4:3; 5:18; 12:3-17).

Injil Lukas mencatat secara jelas bahwa Petrus akan dipenjara dan dihukum mati (Joh. 13:36-38; 21:18).

Tetapi Yesus dalam ayat 34 mengatakan bahwa ayam tidak akan berkokok sebelum Petrus akan menyangkaliNya tiga kali.

Pengalaman Petrus membawa harapan bagi semua orang yang merasa tidak cukup kuat menghadapi pencobaan dan tantangan yang mereka hadapi.

Yesus mendukung dan berdoa bagi Petrus kendatipun Petrus menyangkalinya, agar supaya imannya tidak jatuh.

Pertobatan dan mencari pengampunan adalah tanda-tanda dari iman.

Tidak boleh kita lupakan bahwa Jesus datang bagi mereka yang hilang dan merasa gagal.

Sebagaimana dalam Injil Johanes Yesus tiga kali meminta Petrus  untuk “gembalakanlah domba-dombaku atau dalam bahasa Lukas “kuatkanlah saudara-saudaramu”.

Pemintaan ini menunjuk kepada masa depan, kepada pemulihan Petrus, kepada masa depan pelayanannya.

Di dalam kerajaan Allah dan juga di dalam gereja tentunya, yang diperlukan bukanlah orang yang tidak pernah gagal, tetapi orang yang mau berbalik dan bertobat.

Ketika kita bertobat kita juga mampu menguatkan saudara-saudari yang lain supaya bertoba juga.

 Kisah ini mengingatkan kita bahwa kita tidak selalu dapat membuktikan kesetiaan iman kita.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved