Wagub NTT Josef Nae Soi Ajak Masyarakat Galakkan Revolusi Hijau
Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya melestarikan lingkungan.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya melestarikan lingkungan. Melakukan apa yang dinamakan revolusi hijau.
Demikian dilaporkan Biro Humas Setda Provinsi NTT melalui siaran pers kepada pos-kupang.com, Rabu (27/2/2018).
"Kita harus memanfaatkan kekayaan alam kita dengan beberapa sungai yang mengalir di wilayah Nusa Tenggara Timur ini untuk melaksanakan Gerakan Revolusi Hijau," kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Josef A. Nae Soi, MM, dalam Acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ruang Terbuka Hijau di halaman Kantor Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Kupang, Rabu (27/2/2019).
Menurut Wagub Nae Soi, upaya membangun lingkungan asri mesti menjadi kesadaran bersama semua pihak termasuk gereja.
“Kalau air tidak ada, orang akan berantem. Kalau rumah tidak ada orang akan berantem. Karena itu, mari kita bersama-sama membangun lingkungan yang hijau, termasuk taman ini supaya kita bisa aman, kita bisa intim satu sama lain," lanjut mantan Anggota DPR RI periode 2004-2014 itu.
Lebih lanjut penasihat Menteri Hukum dan HAM tersebut menjelaskan, penataan taman merupakan Imajinasi kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita mesti mendukung pembangun taman ini.
"Taman ini memberikan arti hidup akan pohon kehidupan, pohon pengetahuan serta pohon biologis yang memberikan kita makan setiap hari," ungkap Nae Soi.
Di akhir sambutannya, mantan Dosen Akademi Litigasi Indonesia (ALTRI) Kehakiman Jakarta itu berharap agar bulan Juni atau Agustus, masyarakat dapat menikmati hijaunya taman tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI, Ir. T Iskandar, MT dalam sambutannya mengatakan, Ruang Terbuka Hijau memiliki banyak manfaat, di antaranya, dapat menyerap kadar karbondioksida dan menambah oksigen. Juga menurunkan suhu udara dengan keteduhan, kesejukan tanaman, menjadi area resapan air serta meredam kebisingan.
Ketua Sinode GMIT, Pendeta Dr. Merry Kolimon dalam sambutannya menjelaskan, pembangunan ruang terbuka hijau bukan saja sebagai ruang rekreasi tetapi sebagai ruang belajar.
"Komitmen seluruh gereja di bawah GMIT untuk melakukan gerakan tanam air. Sebuah gerakan untuk menampung air hujan sehingga tidak terbuang dengan percuma," kata Merry Kolimon.

Ketua Panitia dalam laporannya mengatakan, pembuatan Ruang Terbuka Hijau ini telah direncanakan sejak tahun 2013 serta ditargetkan akan diselesaikan pada pertengahan tahun 2019.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Komisi V DPR RI, Ir. Fary Francis, Anggota Majelis Jemaat GMIT, para Ketua Majelis Klasis pada wilayah Pelayanan GMIT, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, insan pers dan undangan lainnya. (*)