Renungan Harian Katolik

Garam dan Hidup

Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasingkannya?

Editor: Ferry Jahang
Dokumen Pribadi
Maxi Bria 

Renungan Harian Katolik
Kamis 28 Februari 2019
Markus 9: 41-50
Oleh : RD.Florens Maxi Un Bria
Rohaniwan Keuskupan Agung Kupang -NTT

Garam dan Hidup

"Garam memang baik. Tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kalian akan mengasingkannya? Hendaklah kalian selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain." (Mrk 9: 50)

Betapa pentingnya garam dalam hidup manusia. Selain sebagai penyedap dengan rasa asin sebagai karakteristiknya, juga sebagai pengawet alamiah.

Garam dikatakan baik bila masih tetap memiliki rasa asin. Manakala garam telah hambar rasanya, fungsi dan hakekatnya hilang.

Manusia diciptakan Allah dengan bakat dan kemampuan tertentu. Diharapkan manusia yang dilengkapi hati nurani dan akal budi mampu mengenal kehendak Allah dan hidup menurut tuntunan-Nya.

Dalam kenyataan manusia yang memilki kehendak bebas bertindak menyimpang dari kehendak Allah.

Nilai-nilai Kerajaan Allah diabaikan dengan pikiran dan tindakannya sendiri yang selain merugikan diri sendiri juga merusak relasi personal dengan sesama dan Tuhan.

Manusia jatuh dalam dosa. Dan dalam keadaan demikian manusia terjebak dalam penderitaan bathin yang menghambat pertumbuhan dan pengembangan diri ke arah kebaikan dan harmonitas.

Seperti garam yang selalu asin dan berdayaguna dalam kehidupan, demikian pun manusia hendaknya menjaga jati dirinya sebagai pribadi beriman dengan karakter-karakter Kristiani yang hidupnya dapat menjadi contoh bagi yang lain.

Sebagai manusia terbatas kita diajak untuk selalu berkaca dan mengintrospeksi diri dalam hidup sosial kemasyarakatan agar kehadiran kita berdampak dan berbuahkan kebaikan bagi hidup banyak orang.

Semangat berubah dan bertobat dari yang salah dapat menjadi kekuatan baru menuju capaian hidup yang lebih manusiawi, damai dan bahagia .

Marilah berusaha untuk selalu hidup baru dalam terang perubahan ke arah hidup yang lebih baik, benar dan berdampak.

Hidup adalah kesempatan untuk mengekspresikan bakat dan segala kemampuan untuk memuliakan Tuhan dan melayani sesama.

Seperti garam yang selalu asin dan berdayaguna bagi hidup manusia, demikian pun hidup kita semoga selalu berguna dan berdampak bagi banyak orang.

Doa :

Ya Tuhan pakailah hidup dan diri kami sebagai sarana untuk hadirkan berkat kebaikan bagi sesama, amin.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved