Renungan Harian Kristen Protestan

'Jangan Bodoh, Mendengar Saja Tidak Cukup'

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan."

Editor: Eflin Rote
Dokumentasi Pribadi
Renungan Harian Katolik Senin 25 Februari 2019: Iman yang Menyelamatkan Max Un Bria 

Jangan bodoh, mendengar saja tidak cukup

Oleh Pendeta DR Mesakh A.P. Dethan, MTh, MA

Seandainya saat kata-kata Yesus dalam Lukas 8:16 kita ubah kalimat peryataan menjadi pertanyaan, maka jawabannya masih tetap sama. Adakah orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur?

Jawaban masih tetap sama seperti peryataan Yesus bahwa tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya."

Kalau saya mengatakan  kalimat ini kepada para pembaca yang budiman, maka sebelum selesai saya mengatakannya, maka suara keras jawaban saudara mungkin sudah terdengar; La iya la…. Anak kecil juga tau, Siapa yang akan berbuat sebodoh itu?

Nyalakan lampu lalu taruh di kolong tempat tidur? Karena semua orang tahu bahwa pelita atau alat-alat penerangan fungsinya untuk menerangi kegelapan dan bukan untuk disembunyikan.

Tetapi yang menarik dari bacaan Lukas 8:16-18 ini, ketika selesai mengatakan itu, Yesus melanjutkannya dengan sebuah pernyataan yang berlawanan dalam ayat 17:  yaitu: "Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan."

Dua kalimat yang kelihatan saling bertentangan ini dimaksudkan oleh Yesus untuk menjelaskan kepada para pendengar saat itu maupun bagi semua orang percaya saat ini juga  bahwa: Yang masuk akal dan yang benar ialah: orang menyalakan pelita untuk menerangi kegelapan. Tetapi banyak kali pelita itu justru ditutupi cahayanya sehingga kehilangan fungsinya sebagai alat penerang.

Pelita adalah symbol atau lambang dari kebenaran Firman Tuhan yang berguna untuk menerangi kegelapan hati manusia, tetapi banyak kali kebenaran itu ditutupi dengan banyak hal sehingga semua menjadi tidak jelas, bahkan gelap.

Sifat-sifat manusiawi dan perbuatan dosa bagaikan tiupan angin yang ingin terus menerus mematikan pelita yang bernyala itu.

Atau malah bukan karena faktor angin, tetapi orang secara sengaja menutupnya, dimana orang menggunakan tempayan atau menaruhnya di tempat yang tersembunyi, yaitu di bawah kolong tempat tidur.

Yesus katakan ada dua alat yang dipakai untuk menutupi terang:

Pertama, tempayan. Tempayan yang dimaksudkan disini adalah sejenis kumbang yang digunakan untuk menimba air. Coba kita Ingat Mujizat pertama yang dilakukan oleh Yesus pada pesta pernikahan di Kana, Yesus menyuruh mengisi air di dalam  6tempayan dan kemudian berubah menjadi air anggur yang sangat manis.

Jadi Yesus mau katakan bahwa dapat terjadi manusia melakukan hal yang tidak wajar. Yang tidak seharusnya dengan menutupi kebenaran agar tidak terlihat.

Ada ahli tafsir tertentu yang mengatakan bahwa Yesus menggunakan kata tempayan sebagai lambang makan dan minum untuk mengingatkan para pendengarnya, bahwa banyak kali karena hal makan dan minum, orang menutupi kebenaran.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved