Kata Unicorn Naik Daun Usai Debat Pilpres 2019, Kamu Sudah Tahu Artinya Belum? Ini Artinya

Kata Unicorn naik daun usai Pilpres 2019, kamu sudah tahu artinya belum? Ini artinya ya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Jadwal Debat Pilpres 2019 

Kata Unicorn naik daun usai Pilpres 2019, kamu sudah tahu artinya belum? Ini artinya ya.

POS-KUPANG.COM - Kata Unicorn naik daun usai Pilpres 2019, kamu sudah tahu artinya belum? Ini artinya ya.

Lantas apa sebenarnya Unicorn?

Unicorn adalah sebutan bagi start up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS).

Saat ini Indonesia adalah sebagai negara tempat tumbuh subur bagi perusahaan teknologi rintisan.

Ramalan Zodiak Senin 18 Februari 2019, Gemini Lelah, Sagitarius Sabar Ya

Ramalan Zodiak Sepekan, 17-23 Februari 2019, Taurus Beruntung, Leo Pasang Surut

Perkembangan unicorn di Indonesia tak lepas dari besarnya ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2025 yakni mencapai angka 100 miliar dollar AS.

Proyeksi tersebut disampaikan Google dalam laporannya bersama Temasek di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Di Asia Tenggara, ada 7 perusahaan unicorn, 4 di antaranya berada di Indonesia.

Perusahaan tersebut adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi misi di debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi misi di debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Pemerintah Indonesia menargetkan tahun 2019 ini ada start up yang bisa menjadi unicorn kelima.

Mengapa muncul di Indonesia

Jumlah unicorn Indonesia tersebut termasuk banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara.

Pertanyaannya mengapa banyak unicorn itu muncul di Indonesia?

Ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko bercerita, beberapa waktu lalu, dirinya bertemu dengan Dubes Singapura.

Dalam pertemuan itu ada diskusi, mengapa unicorn-unicorn muncul dari Indonesia.

"Salah satu yang muncul itu, satu itu karena di sini (Indonesia) tidak ada aturannya. Karena tidak ada aturannya orang jadi berkreasi semaksimal mungkin," ucap dia dalam FGD BTPN di Bali, pekan lalu.

Selain itu sebut Prasetyantoko, munculnya unicorn tersebut karena adanya kesempatan yang besar di Indonesia.

"Yang kedua opportunity itu ada di sini, tidak di sana," ujarnya.

Mengenai saat menjadi unicorn, perusahaan-perusahaan itu ternyata diambi alih oleh investor asing, Prasetyantoko menilai hal tersebut bukan merupakan suatu masalah, tetapi merupakan paradoks yang alamiah.

Prabowo Terkesan Bingung Saat Ditanya Jokowi soal Unicorn di Debat, Ini Arti Unicorn Guys

Gara-Gara Chat WA, Pria Ini Pukul dan Tendang Perempuan di Konter Handphone, Ini Kisahnya

"Karena opportunity di sini, sehingga ruang untuk berkembang itu ada di sini. Tetapi begitu dia muncul jadi unicorn, asing yang ambil, take over. Bagi saya ini alamiah untuk pasar indonesia. Karena di sini ada oppurtunity, begitu dia mau naik harus ada injeksi asing," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur BTPN Anika Faisal menyebut, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan mempunyai potensi yang sangat bagus.

"Sehingga apapun bisa berkembang, istilahnya tanahnya subur banget ditanami apapun tumbuh, potensi apapun tumbuh," ucapnya.

Mengenai modal asing yang masuk ke unicorn, Anika menyebutkan, hal itu karena kapasitas membangun modal di Indonesia memang masih belum bisa diharapkan.

"Sehingga bila mengharapkan pengumpulan modal dari dalam negeri itu yang sulit, itu lah mengapa datang dari asing," katanya.

Mengenai modal asing tersebut, Anika mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, selama Indonesia mendapatkan manfaat dari modal tersebut.

"Karena kan orang bawa uang ke Indonesia untuk kebaikan Indonesia kenapa tidak? Yang penting apakah memberikan kemanfaatan enggak? Nah kalau memberikan manfaat, seperti bayar pajak, memberikan pekerjaan bagi orang Indonesia, uangnya itu di Indonesia, di-invest dan reinvest kenapa enggak?" papar dia.

Sekedar informasi saja, 4 unicorn Indonesia saat ini adalah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Go-jek baru-baru ini menerima kucuran dana dari Google sebesar 1,2 miliar dollar AS.

Hal ini menjadikan valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 53 triliun.

PT Tokopedia terakhir mendapat suntikan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun dari Alibaba Group pada Agustus 2017 silam.

Innalillahi Wainna Illaihi Rojiun: M Zaki Pebalap Nasional Tewas Ditusuk Debt Collector

VIDEO: Ditilang Polisi, Pemuda Ini Nekat Memukuli Polantas, Begini Nasib Pemuda Itu

Sebelumnya Tokopedia juga menerima pendanaan pada 2014 lalu dari Softbank Japan dan Sequoia Capital senilai 100 juta dollar AS atau Rp 1,3 triliun.

Sementara Traveloka, mendapatkan pendanaan dari perusahaan travel asal Amerika Serikat (AS) Expedia pada Juni 2017 senilai 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Dengan total pendanaan tersebut, Traveloka kini telah mencapai nilai valuasi lebih dari 2 miliar dollar AS atau setara Rp 26,6 triliun.

Adapun CEO Bukalapak Achmad Zaky menyebut Bukalapak telah memiliki valuasi lebih dari Rp 13,5 triliun.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan agar ada unicorn yang kelima hingga 2019 mendatang. (*)

* Prabowo terkesan bingung saat ditanya Jokowi soal Unicorn di debat pilpres 2019, ini arti Unicorn guys.

Prabowo terkesan bingung saat ditanya Jokowi soal Unicorn di debat pilpres 2019, ini arti Unicorn guys.

Salah satu hal yang menarik pada Debat kedua Capres 2019, Minggu (17/2/2019) adalah soal unicorn.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Maruf Amin memberikan penjelasan saat debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019).
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Maruf Amin memberikan penjelasan saat debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Hal itu terjadi saat Calon Presiden (Capres) 01, Joko Widodo (Jokowi) bertanya kepada Capres 02 Prabowo Subianto soal kebijakan untuk pengembangan unicorn Indonesia.

"Infrastruktur apa yang akan bapak bangun untuk dukung pengembangan unicorn-unicorn di Indonesia?" tanya Jokowikepada Prabowo dalam debat.

Mendapat jawaban itu, Prabowo terkesan kurang siap.

"Yang bapak masuk unicorn? unicorn? yang apa itu online-online itu?," ujarnya.

Berangkar dari momen itu, kata "unicorn pun" menjadi trending di twitter.

Banyak warganet bercuit soal unicorn mulai dari yang serius hingga yang kocak.

Lantas apa sebenarnya unicorn?

Mengutip Kompas.com, unicorn adalah sebutan bagi start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dollar AS).

Menyusup ke Sarang ISIS Selama 6 Bulan, Wartawan Prancis Temukan Fakta Mengejutkan

Iis Dahlia Tak Rela Anaknya Devano Danendra Berpacaran Dengan Brisia Jodie, Kenapa Ya?

* Di Indonesia setidaknya hingga saat ini terdapat 4 unicorn.

4 unicorn itu yaitu Go-Jek, Tokopedia, Travelok dan Bukalapak.

Jumlah unicorn Indonesia tersebut termasuk banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara.

Pertanyaannya mengapa banyak unicorn itu muncul di Indonesia?

Ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko bercerita, beberapa waktu lalu, dirinya bertemu dengan Dubes Singapura.

Dalam pertemuan itu ada diskusi, mengapa unicorn-unicorn muncul dari Indonesia.

"Salah satu yang muncul itu, satu itu karena di sini (Indonesia) tidak ada aturannya. Karena tidak ada aturannya orang jadi berkreasi semaksimal mungkin," ucap dia dalam FGD BTPN di Bali, pekan lalu.

Selain itu sebut Prasetyantoko, munculnya unicorn tersebut karena adanya kesempatan yang besar di Indonesia.

"Yang kedua opportunity itu ada di sini, tidak di sana," ujarnya.

Mengenai saat menjadi unicorn, perusahaan-perusahaan itu ternyata diambi alih oleh investor asing, Prasetyantoko menilai hal tersebut bukan merupakan suatu masalah, tetapi merupakan paradoks yang alamiah.

"Karena opportunity di sini, sehingga ruang untuk berkembang itu ada di sini. Tetapi begitu dia muncul jadi unicorn, asing yang ambil, take over. Bagi saya ini alamiah untuk pasar indonesia. Karena di sini ada oppurtunity, begitu dia mau naik harus ada injeksi asing," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur BTPN Anika Faisal menyebut, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan mempunyai potensi yang sangat bagus.

"Sehingga apapun bisa berkembang, istilahnya tanahnya subur banget ditanami apapun tumbuh, potensi apapun tumbuh," ucapnya.

Cegah Sepatu Berbau Dengan Cara Sederhana Ini, Dijamin Berhasil Guys, Yuk Dicoba

Hindari Mengobati Jerawat Dengan 5 Bahan Ini, Bahaya Ladies

Mengenai modal asing yang masuk ke unicorn, Anika menyebutkan, hal itu karena kapasitas membangun modal di Indonesia memang masih belum bisa diharapkan.

"Sehingga bila mengharapkan pengumpulan modal dari dalam negeri itu yang sulit, itu lah mengapa datang dari asing," katanya.

Mengenai modal asing tersebut, Anika mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, selama Indonesia mendapatkan manfaat dari modal tersebut.

"Karena kan orang bawa uang ke Indonesia untuk kebaikan Indonesia kenapa tidak? Yang penting apakah memberikan kemanfaatan enggak? Nah kalau memberikan manfaat, seperti bayar pajak, memberikan pekerjaan bagi orang Indonesia, uangnya itu di Indonesia, di-invest dan reinvest kenapa enggak?" papar dia.

* Kepemilikan Modal Asing bagi Unicorn Indonesia

Masih mengutip Kompas.com, Go-jek baru-baru ini menerima kucuran dana dari Google sebesar 1,2 miliar dollar AS.

Hal ini menjadikan valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 53 triliun.

PT Tokopedia terakhir mendapat suntikan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun dari Alibaba Group pada Agustus 2017 silam.

Sebelumnya Tokopedia juga menerima pendanaan pada 2014 lalu dari Softbank Japan dan Sequoia Capital senilai 100 juta dollar AS atau Rp 1,3 triliun.

Dituding Kejam, Tak Bayar Honor Artis, Mak Vera Beri Penjelasan Seperti Ini

Dituding Kejam, Tak Bayar Honor Artis, Mak Vera Beri Penjelasan Seperti Ini

Sementara Traveloka, mendapatkan pendanaan dari perusahaan travel asal Amerika Serikat (AS) Expedia pada Juni 2017 senilai 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Dengan total pendanaan tersebut, Traveloka kini telah mencapai nilai valuasi lebih dari 2 miliar dollar AS atau setara Rp 26,6 triliun.

Adapun CEO Bukalapak Achmad Zaky menyebut Bukalapak telah memiliki valuasi lebih dari Rp 13,5 triliun.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan agar ada unicorn yang kelima hingga 2019 mendatang. (Tribunnews.com/Daryono/Kompas.com/Erlangga Djumena)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved