Inilah 4 Unicorn Andalan Indonesia yang Jadi Bahasan Pasca Debat Kedua Pilpres 2019

Saat ini Indonesia sudah memiliki 4 Unicorn yakni start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS. Apa saja?

Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
thenextweb.com
ILUSTRASI - Inilah 4 Unicorn Andalan Indonesia yang Jadi Bahasan Pasca Debat Kedua Pilpres 2019 

POS-KUPANG.COM - Debat calon presiden kedua menghadirkan beberapa topik bahasan. Salah satunya yakni soal Unicorn.

Bahasan ini mencuat saat Capres nomor urut 01 Joko Widodo menanyakan strategi Capres nomor urut 02 membangun infrastruktur untuk mendukung Unicorn.

Saat ini Indonesia sudah memiliki 4 Unicorn yakni start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS. Apa saja?

Unicorn, Arti dan Maksud serta Penjelasan Lengkapnya

Ramalan Zodiak Senin 18 Februari 2019, Gemini Lelah, Sagitarius Sabar Ya

Penonton di Kupang Riuh Dengar Jokowi Sebut Sudah Bangun 7 Bendungan di NTT

Berikut daftarnya:

1. Go-Jek

Berdasarkan situs Crunchbase, Selasa (25/12/2018) Go-Jek sudah mendapat pendanaan sebesar 3,3 miliar atau dollar AS dengan total 7 kali putaran pendanaan semenjak 31 Desember 2014.

GoJek Indonesia
GoJek Indonesia (Dok Go-Jek Indonesia)

Terakhir, menurut situs tersebut, Go-Jek menerima pendanaan dari Corporate Round pada 31 Oktober 2018 yakni dari Tencent Holdings, JD.com, dan Google senilai 1,2 miliar dollar AS.

2. Tokopedia

Dikutip dari Cruchbase, Tokopedia telah mengumpulkan 9 kali pendanaan sejak 6 Februari 2009.

Aplikasi Tokopedia
Aplikasi Tokopedia (Tokopedia)

Adapun putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Tokopedia yakni seri G senilai 1,1 miliar dollar AS dari Alibaba dan SoftBank.

Dengan pendanaan itu, maka nilai Tokopedia saat ini disebut mencapai 7 miliar dolar AS.

Start up unicorn yang satu ini tidak terlalu gencar mencari pendanaan di tahun 2018. Dikutip dari situs Cruchbase, Bukalapak terakhir kali mendapat putaran pendanaan Series C pada 17 November 2018.

Bukalapak
Bukalapak (Bukalapak.com)

Cruchbase mencatat, Bukalapak baru lima kali mendapat putaran pendanaan. Salah satunya dari EMTEK Group tahun 2015 silam.

4. Traveloka

Dilansir dari Cruchbase, Traveloka tercatat mengumpulkan 500 juta dollar AS dari 4 kali putaran pendanaan semenjak 12 November 2012.

Putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Traveloka yakni pada 27 Juli 2017 dengan investor Expedia sebesar 350 juta dollar AS.

Traveloka
Traveloka (YouTube)

Pada bulan Oktober 2018, Traveloka sempat dikabarkan mengincar pendanaan sebesar 400 juta dollar AS. Pendanaan tersebut diperoleh dari investor baru maupun eksisting.

Saat ini Traveloka menjadi salah satu startup Indonesia yang berekspansi ke Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, hingga Vietnam.

Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Di Indonesia setidaknya saat ini sudah terdapat 4 unicorn.Unicorn adalah sebutan bagi start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dollar AS).

Jumlah unicorn Indonesia tersebut termasuk banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara.  Pertanyaannya mengapa banyak unicorn itu muncul di Indonesia?

Ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko bercerita, beberapa waktu lalu, dirinya bertemu dengan Dubes Singapura. Dalam pertemuan itu ada diskusi, mengapa unicorn-unicorn muncul dari Indonesia.

"Salah satu yang muncul itu, satu itu karena di sini (Indonesia) tidak ada aturannya. Karena tidak ada aturannya orang jadi berkreasi semaksimal mungkin," ucap dia dalam FGD BTPN di Bali, pekan lalu.

Selain itu sebut Prasetyantoko, munculnya unicorn tersebut karena adanya kesempatan yang besar di Indonesia. "Yang kedua opportunity itu ada di sini, tidak di sana," ujarnya.

Mengenai saat menjadi unicorn, perusahaan-perusahaan itu ternyata diambi alih oleh investor asing, Prasetyantoko menilai hal tersebut bukan merupakan suatu masalah, tetapi merupakan paradoks yang alamiah.

"Karena opportunity di sini, sehingga ruang untuk berkembang itu ada di sini. Tetapi begitu dia muncul jadi unicorn, asing yang ambil, take over.  Bagi saya ini alamiah untuk pasar indonesia. Karena di sini ada oppurtunity, begitu dia mau naik harus ada injeksi asing," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur BTPN Anika Faisal menyebut, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan mempunyai potensi yang sangat bagus. "Sehingga apapun bisa berkembang, istilahnya tanahnya subur bangetditanami apapun tumbuh, potensi apapun tumbuh," ucapnya.

Mengenai modal asing yang masuk ke unicorn, Anika menyebutkan, hal itu karena kapasitas membangun modal di Indonesia memang masih belum bisa diharapkan. "Sehingga bila mengharapkan pengumpulan modal dari dalam negeri itu yang sulit, itu lah mengapa datang dari asing," katanya.

Mengenai modal asing tersebut, Anika mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, selama Indonesia mendapatkan manfaat dari modal tersebut.
FOLLOW INSTAGRAM POS KUPANG YUK..!!

"Karena kan orang bawa uang ke Indonesia untuk kebaikan Indonesia kenapa tidak? Yang penting apakah memberikan kemanfaatan enggak? Nah kalau memberikan manfaat, seperti bayar pajak, memberikan pekerjaan bagi orang Indonesia, uangnya itu di Indonesia, di-invest dan reinvest kenapa enggak?" papar dia.

Sekedar informasi saja, 4 unicorn Indonesia saat ini adalah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Go-jek baru-baru ini menerima kucuran dana dari Google sebesar 1,2 miliar dollar AS. Hal ini menjadikan valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai 4 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 53 triliun.

PT Tokopedia terakhir mendapat suntikan sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun dari Alibaba Group pada Agustus 2017 silam. Sebelumnya Tokopedia juga menerima pendanaan pada 2014 lalu dari Softbank Japan dan Sequoia Capital senilai 100 juta dollar AS atau Rp 1,3 triliun.

Sementara Traveloka, mendapatkan pendanaan dari perusahaan travel asal Amerika Serikat (AS) Expedia pada Juni 2017 senilai 350 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun. Dengan total pendanaan tersebut, Traveloka kini telah mencapai nilai valuasi lebih dari 2 miliar dollar AS atau setara Rp 26,6 triliun.

CEO Bukalapak Achmad Zaky
CEO Bukalapak Achmad Zaky (Tribunnews)

Adapun CEO Bukalapak Achmad Zaky menyebut Bukalapak telah memiliki valuasi lebih dari Rp 13,5 triliun.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan agar ada unicorn yang kelima hingga 2019 mendatang. (kompas.com/Tribunnews.com)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved