Warga Kesal Limbah RPH Sampai ke Pemukiman

Renni Muskanan tak bisa menyembunyikan kekesalannya ketik ditanyai Pos Kupang ihwal dampak limbah rumah pemotongan hewan Oeba,

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Ricko Wawo
Ketua RT01/RW 01 Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang sedang menunjukkan saluran pengolah limbah yang tak berfungsi lagi di Rumah Pemotongan Hewan Oeba, Selasa (12/2/2019). Saluran pengolah limbah tersebut sudah penuh dengan sampah. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM-KUPANG-Renni Muskanan tak bisa menyembunyikan kekesalannya ketik ditanyai Pos Kupang ihwal dampak limbah rumah pemotongan hewan Oeba, Selasa (12/2/2019).

Ketua RT 01/RW 01 Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang geram karena limbah dari rumah pemotongan hewan sudah sangat meresahkan warga sekitar. Setiap kali musim hujan tiba, katanya, limbah hewan bahkan sampai meluap ke pemukiman dan menggenangi halaman rumah warga.

"Ini limbah bahkan masuk sampai ke dalam rumah," ujar Renny ketika ditemui di kediamannya.

Ia menyebutkan limbah hewan yang meluap dan menggenangi rumah warga seperti darah, bangkai anak sapi, rumput, tali pengikat sapi, batang pohon, isi perut sapi dan kotoran sapi.

Adik Bunuh Kakak di lembaga, Bonefasius Bantu Bruno Gorok Leher Kakak Kandungnya

Ia menjelaskan limbah hewan itu dibuang ke saluran drainase (got) yang dialiri air setiap saat. Kala hujan turun, air yang sudah tercemar limbah itu akan meluap dan menggenangi pemukiman warga.

Dari rumahnya, Renny bersama beberapa orang warga pun dengan antusias menunjukkan lokasi-lokasi drainase dan pemukiman yang terdampak langsung limbah termasuk kompleks SDN Oeba 3 yang letaknya persis di belakang rumah pemotongan hewan.

Air limbah hewan yang meluap ini sudah sering terjadi. Yang terakhir, lanjut Renny, terjadi pada November 2018 lalu saat awal musim hujan. Ia mengungkapkan saat itu warga sendiri yang membersihkan got dan rumah mereka yang terdampak meluapnya limbah.

"Beta sampai sewa satu mobil tangki air untuk bersihkan," ujarnya berang.
Akibat luapan limbah ini, warga dibantu dua orang petugas di rumah pemotongah hewan pun harus secara swadaya membersihkan got dan drainase yang tersumbat.
Semua sampah dan limbah yang mengalir di got, katanya, berasal dari rumah pemotongan hewan itu.

Sebagai ketua RT, Renny sendiri pernah menegur langsung petugas RPH yang menumpuk tulang-belulang sapi sehingga menimbulkan bau yang tak sedap.

"RPH itu kan tempat bunuh bukan tempat piara di dalam," tegasnya.
Warga di wilayahnya sudah resah dengan limbah dari RPH. Menurutnya, lokasi RPH sudah tidak layak lagi berada di lokasi pemukiman warga.

"Siswa pernah diliburkan karena limbah yang meluap sampai di sekolah," ujarnya.

Beberapa warga yang ditemui juga mengatakan hal serupa. Menurut mereka, tidak ada sistem pembuangan limbah yang benar dari tempat pemotongan hewan itu menjadi penyebab keresahan warga.

Renny berkata setahun yang lalu warga sudah berencana menggelar demo di Kantor Dinas Peternakan Kota Kupang, namun niat itu urung dilakukan. Ia pun mempertanyakan niat pemerintah yang hendak membuat pengolahan limbah yang baik.

"Sampai sekarang tidak jadi juga," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved