NTT Juara Lomba Operasi dan Pemeliharaan Tingkat Nasional
Provinsi NTT menjadi juara I lomba Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi (DI) Teladan Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PU I
Penulis: Lamawuran | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ambuga Lamawuran
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi NTT menjadi juara I lomba Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi (DI) Teladan Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PU RI.
Karena itu, Dinas PUPR Provinsi NTT mendapat hadiah empat unit sepeda motor, dua unit mobil, dan dua kendaraan roda tiga.
"Ini bagi saya sebagai kepala dinas adalah sebuah motivasi untuk terus mengelola daerah irigasi secara baik dan benar. Tentu ada kriteria yang diberlakukan, yaitu daerah irigasi mana yang paling memenuhi persyaratan dalam peraturan menteri.
Selain itu, dilihat pula daerah mana yang paling inovatif. Kita dua tahun berturut-turut masuk dalam daerah paling inovatif," kata Kepala Dinas PUPR Provinsi NTT, Andre W Koreh kepada wartawan di depan gedung PUPR Provinsi, Selasa (12/2/2019).
Andre menjelaskan, tiap tahun pihak Kementerian selalu menyelenggarakan perlombaan, seperti perlombaan daerah irigasi, pengamat irigasi, juru irigasi, juga P2A (Petani Pemakai Air).
"Selama tiga tahun berturut-turut kita mengikuti lomba Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Teladan Tingkat Nasional. Dua tahun lalu kita juara III untuk DI Teladan dari Malaka. Waktu itu kita dapat hadiah tiga buah motor. Tahun 2018, kita ikut lagi dan kita ajukan menjadi calon pemenang adalah Daerah Irigasi Bena," ucapnya.
Salah satu kriteria yang ditentukan pihak kementerian, kata Andre, ialah inovasi yang dikembangkan sebuah daerah dalam menanggulangi kekurangan ataupun gagal panen pada wilayah tersebut.
"Kita telah mengembangkan satu inovasi baru, yakni ditemukannya aplikasi HAIK LONTAR. HAIK LONTAR ini adalah sebuah akronim, yakni Hitungan Air Irigasi Kekinian HAIK), Langsung Online Tanpa Ragu (LONTAR)," katanya.
Dengan adanya alat ini, katanya, pihaknya bisa menekan kerugian petani dalam kaitan apakah petani mengambil keputusan untuk menanam dua kali, satu kali, atau tidak tanam dalam setahun.
"Selama ini hal seperti itu ditentukan secara manual. Mereka menanam karena tahun lalu mereka menanam juga, padahal debit air tahun lalu tidak sama dengan debit air tahun ini," jelasnya.
"Akibatnya, keputusan yang diambil salah. Maka terjadilah gagal panen atau gagal tanam. Dengan alat ini kita bisa menekan kerugian itu. Dan aplikasi ini bisa diakses lewat telepon dan bisa dicek dari mana saja," sambungnya.
Dengan HAIK LONTAR ini, kesalahan seperti itu bisa dihilangkan, karena alat ini bisa memberikan informasi tentang debit air, dan petani bisa mengambil keputusan apakah dia menanam atau tidak berdasarkan informasi dari HAIK LONTAR.
"Tujuan aplikasi ini cuma satu, yaitu bagaimana mengetahui debit air dengan benar, sehingga kita tahu kapan bisa menanam yang benar," terangnya.
Dijabarkan, alat ini telah dipasang di lima daerah irigasi, yakni Malaka, Tilong, Kambadiru, Manikin dan Bena.
"Harganya hanya lima juta per unit. Nanti dipasang di pintu tempat air tersebut. Juga dipasang sensor dan bisa berhubungan dengan satelit. Karena itulah, kita dihargai sebagai pengelola irigasi terbaik," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya sudah mendaftarkan hak cipta HAIK LONTAR di Kementerian Hukum dan HAM.
"Jadi kalau orang lain pakai, maka kita dapat royaltinya. Memang nama aplikasinya adalah HAIK LONTAR, tetapi nama softwarenya adalah PD Tanam 1.0. Artinya, terbuka kemungkinan ada pengembangan ke depan. Saat ini pengembangan terus dilakukan, terutama oleh teman-teman di UGM," rincinya.
"Tentu aplikasi HAIK LONTAR belum maksimal. Salah satunya adalah pemasangan kamera," imbuhnya.
Dia kembali menegaskan, inovasi ini dilakukan semata-mata untuk memudahkan para petani dalam mengambil keputusan untuk menanam.
"Daerah irigasi luas, kalau debit air kecil, jangan tanam terlalu banyak. Itulah keuntungan alat ini, karena bisa menginformasikan debit air. Itulah inovasi. Ini inovasi dari Indonesia Timur. Masyarakat bisa ambil keputusan tepat dengan debit air yang ada," katanya. (*)
• Hilangnya Bendahara PUPR Kabupaten Sikka, Polda NTT Angkat Bicara, Begini Penjelasannya!
• BREAKING NEWS: Sumba Timur Darurat DBD, Jumlah Pasien Tembus 335 Orang