14 Pasien DBD Sedang Rawat Intensif di RSUD Bajawa
Sebanyak 14 orang pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang dirawat intesif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa di Kabupaten Ngada.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
14 Pasien DBD Sedang Rawat Intensif di RSUD Bajawa
POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Sebanyak 14 orang pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang dirawat intesif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa di Kabupaten Ngada.
Direktur RSUD Bajawa, drg. Maria Wea Betu, menyebutkan, pasien DBD itu terdiri dari 5 orang dewasa dan 9 orang pasien anak.
"Yang sedang dirawat hari ini pasien DBD yaitu 14 orang. Dewasa 5 orang dan anak 9 orang" ungkap drg. Maria, kepada POS-KUPANG.COM, Senin (11/2/2019).
drg. Maria menyebutkan sejak awal Januari hingga Senin (11/2/2019) sebanyak 82 kasus dan dirawat di RSUD Bajawa.
• Menderita Celebral Palsy, Shi Jungke Angkat Batu Bata Pakai Mulut
• Pergub English Day, Pihak Dinas Pendidikan NTT Buka Suara
• Ahok Nikahi Gadis 22 Tahun, Nicholas Pacari Gadis 20, Ini Pesona 2 Gadis Bikin Duo Purnama Kesengsem
"Total yang dirawat dari Januari sebanyak 82 orang," ujarnya.
Pasien DBD akan Bertambah
drg. Maria mengatakan sampai saat ini kondisi pasien DBD semakin bertambah karena memang saat ini DBD lagi wabah dan menjadi penyakit yang rentan pada bulan-bulan seperti ini.
Ia mengatakan rata-rata penyakit DBD menyerang anak-anak usia 1 hingga 17 tahun karena memang usia seperti itu rentan terkena DBD. Selain itu juga ada orang dewasa namun jumlahnya sangat sedikit.
Ia menyebutkan dari jumlah itu hanya satu orang pasien yang meninggal dunia. Pasien itu berasal dari Puskesmas Surisina yang dirujuk ke RSUD Bajawa.
"Pasien DBD itu atas nama Philipus A.K. Wue (7) masuk Minggu (20/1/2019) dan meninggal Selasa (22/1/2019) sekitar pukul 18.15 Wita," paparnya.
Ia mengatakan ketersediaan stok obat masih ada dan ada dokter anak di RSUD sehingga bisa menangani.
• Fans NCT Bikin Challenge Memakan Benda yang Mengandung Karsinogenik Pemicu Kanker
• Interpelasi Kepada Bupati Sikka Sudah Disepakati DPRD Minggu Lalu
"Kami bersyukur ada satu orang dokter anak disini sangat membantu. Itu dokter anak dari progam Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS). WKDS ada tiga, dokter anak, dokter anastesi dan dokter kandungan. Itu kerjasama dengan Kementerian Kesehatan," ujarnya.
Ia mengatakan terkait himbauan kepada masyarakat itu merupakan tupoksi Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
"Untuk menghimbau ke masyarakat lebih pada tupoksi dinas kesehatan," ujarnya.