Tak Perlu ‘Intim,’ DPRD dan Bupati Sikka
‘Perang’ (DPRD) dengan legislatif dinilai bagus oleh Roby. Sebab, yang untung rakyat. Idealisme diuji kebenaran dan kejujuran untuk dipersemba
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos-kupang.com,Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM, MAUMERE---Tunjangan komunikasi dan tunjangan perumahan 2019 kepada anggota DPRD Sikka menjadi sumber ‘regang’ Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dengan DPRD Sikka. Besaran dana diterima 2019 lebih kecil dibanding 2018.
“Kita (bupati) tidak perlu berhubungan intim dengan DPRD. Dalam penyelenggaraan pemerintahan di mana saja, kalau DPRD dan eksekutif intim, hancur pemerintahan.
Yang dirugikan rakyat. Semua kebijakan dibicarakan baik-baik. Ada pihak tertentu saja yang dapat keuntungan,” ungkap Roby, sapaan Fransiskus Roberto Diogo, dalam diskusi warung kopi (Warkop) memperingati Hari Pers Nasional (HPN) di Cafe Kopi Mane, Maumere, Sabtu (9/2/2019).
‘Perang’ (DPRD) dengan legislatif dinilai bagus oleh Roby. Sebab, yang untung rakyat. Idealisme diuji kebenaran dan kejujuran untuk dipersembahkan kepada rakyat.
• BREAKING NEWS: Komplotan Pencuri Ternak Sapi Ditangkap Timgab Polres Sumba Timur
“Kehendak saya seperti itu. Kadangkala saya gunakan kata secara berlebihan. Saya harap DPRD jangan tersinggung. Anggaplah itu seni di dalam kepemimpinan. Karena DPRD dan bupati adalah pemerintah, sehingga kita pertontonkan penyelenggaraan pemerintahan yang sesungguhnya sesuai harapan semua orang menuju masyarakat madani,” harap Roby.
Ia berkata,“Saya akan berusaha keras kerja benar dan teliti. Sebentar lagi tahun kegiatan. Saya percepat implementasi program dan kegiatan sesuai APBD 2019. Saat ini mau masuk pelelangan, dikontrol bersama,” ajak Roby.
Kita ingin menghasilkan pekerjaan terbaik sepanjang sejarah. Kita harapkan media masuk,kita buka akses informasi seluasnya. Mau tahu kerja PPK silahkan. Siapa saja terlibat silahkan.
“Karena itu cita-cita saya dan motivasi saya memimpin Sikka. Hidup ini hanya sekali bagi saya,” imbuh Roby.
Menurut Roby, tidak ada niat konflik (dengan DPRD). Ia ingin bekerja secara benar dan peran pers penting mengontrolnya. “Penting bagi saya dikontrol oleh pers. Saya pasti responsif. Kalau tidak benar, cepat berubah. Tapi, saya tidak akan memarahi wartawan dan melawan. Apalagi lapor polisi. Saya siap diludahi dan dimaki. Yang saya lakukan adalah perubahan perilaku dalam pengambilan kebijakan,” tandas Roby.
Kehadiran pers di Sikka,kata Roby, akan dijaga dengan baik. Namun, ia tidak ingin wartawan menulis yang baik-baik saja. Apalagi menyogoknya. Itu tidak. Tetapi, kehadiran media akan diberdayakan supaya punya peran signifikan bagi kepentingan daerah.
“Saya mau tulis yang tidak baik. Saya senang tulis yang tidak baik, supaya saya bisa berlaku baik. Kalau tulis yang baik-baik nanti bupatinya berperilaku tidak baik. Saya akan jawab dengan perubahan perilaku,” katanya. *)