Berita Ekonomi Bisnis

Hebat, Kopdit Swasti Sari Dapat Opini WTP Empat Tahun Berturut-Turut

Kopdit Swasti Sari mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP dari akutan independen atau akuntan publik selama empat tahun berturut-turut.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Hermina Pello
zoom-inlihat foto Hebat, Kopdit Swasti Sari Dapat Opini WTP Empat Tahun Berturut-Turut
POS-KUPANG.COM/ADIANA AHMAD
SERTIFIKAT -General Manager (GM) Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan menunjukan Sertifikat hasil penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari akuntan publik, di Kantor Cabang Kopdit Swasti Sari, Senin (28/1/2019).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad

POS-KUPANG.COM | KUPANG -Koperasi Kredit (kopdit) Swasti Sari mendapat opini wajar tanpa pengecualian  atau WTP dari akuntan independen.

Dengan demikian, sudah empat tahun berturut-turut kopdit Swasti Sari mendapatkan opini WTP

General Manajer Kopdit Swastisari, Yohanes Sason Helan mengatakan,  yang saat ini terdaftar sebagai salah satu koperasi primer nasional itu dinilai sehat setelah akuntan indenpenden atau akuntan publik dari Kantor Akuntan Publik KAB TBW dan Rekan yang ditandatangani Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA. Pemeriksaan dilakukan 14-21 Januari 2019.

"Hasil penilaiannya baru kita terima tiga hari lalu. Kopdit Swaati Sari dari semua aspek sangat sehat dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian," kata General Manager Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan di Kantor Kopdit Swasti Sari Cabang Utama Kota Kupang, Senin (28/1/2019).

Yohanes mengatakan, Kopdit Swasti Sari sudah empat tahun berturut-turut dinilai oleh akuntan publik.

"Ini tahun ke-4 Kopdit Swasti Sari diaudit akuntan independen. Setiap tahun selalu dapat opini wajar tanpa pengecualian atau WTP," kata Yohanes.

Gubernur NTT Puji Pegawai Negeri Ini Setinggi Langit, Viktor Laiskodat: Calon Kepala Dinas

Fahri Hamzah Bahas Kisruh PKS dan Vonis Ahmad Dhani di Redaksi Tribunnews.com Jakarta

Yohanes mengungkapkan, penilaian kesehatan oleh akuntan publik merupakan bentuk tanggung jawab lembaga kepada anggota sebagai pemilik Kopdit Swaati Sari.

"Anggota bisa percaya atau tidak bisa lihat dari sini. Dari hasil audit ini, anggota bisa mengetahui apakah Kopdit Swasti Sari sehat atau tidak, bermasalah atau tidak. Semuanya lewat penilaian ini," kata Yohanes.

Ia mengatakan, kesehatan Kopdit Swasti Sari oleh akuntan publik dinilai dari berbagai aspek yakni kelembagaan, keuangan, manajemen dan paling utama pertumbuhan dalam tahun berjalan.

Polisi Kantongi 1000 Video Hot, Vanessa Angel Tak Penuhi Panggilan Polda Jatim

"Pertumbuhan tahun 2018, luar biasa. Dari sisi keanggotaan itu bertambah hampir 16.000 orang atau tumbuh sekitar 39 persen. Cukup besar. Baru kali ini keanggotaan tumbuh sampai 39 persen. Aset atau keuangan meningkat sampai 24 persen atau tambah Rp 110 miliar. Sehingga asset kita sekarang di atas Rp 600 miliar," ungkap Yohanes.

Yohanes menegaskan, Kopdit Swastisari bekerja bukan untuk mencari keuntungan tapi bekerja untuk membuat anggota berubah.

"Keuntungan pun akan kita kembalikan kepda anggota dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) di akhir tahun, juga hal lain, seperti pembebanan administrasi ke anggota tidak diberlakukan di Kopdit Swasti Sari. Termasuk salah satu beban besar, yaitu Asuransi Daperma," jelas Yohanes.

Yohanes mengungkapkan, setiap bulan pihaknya mengeluarkan dana Rp 450 juta untuk membayar Daperma.

"Kalau kali 12 bulan bisa sampai Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar per tahun. Itu tanpa beban satu sen pun ke anggota. Tujuannya, ketika anggota meninggal dapat dana kematian sebesar Rp 8 juta -Rp 10 juta. Simpanan anggota dikembalikan 2 x lipat. Juga, jika ada saldo pinjaman ketika meninggal, diputihkan atau tidak dibebankan ke ahli waris," ujarnya.

Saldo pinjaman itu, katanya, akan dibayar asuransi Daperma.

"Itu yang membuat Kopdit Swasti Sari dalam empat tahun ini dapat opini WTP dari akuntan publik," ujarnya Yohanes. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved