Kopdit Swasti Sari Dapat Opini WTP dari Akuntan Independen

Kopdit Swasti Sari baru saja mendapat opini wajar tanpa pengecualian ( WTP ) dari Akuntan Independen.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/HERMINA PELLO
General Manager Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kopdit Swasti Sari baru saja mendapat opini wajar tanpa pengecualian ( WTP ) dari Akuntan Independen.

Kopdit Swasti Sari yang saat ini terdaftar sebagai salah satu koperasi primer nasional itu dinilai sehat setelah akuntan indenpenden atau akuntan publik dari Kantor Akuntan Publik KAB TBW dan Rekan yang ditandatangani Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA, CA melakukan pemeriksaan sejak 14 -21 Januari 2019.

"Hasil penilaiannya baru kita terima tiga hari lalu. Kopdit Swaati Sari dari semua apek sangat sehat dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian," kata General Manager Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan ketika ditemui di Kantor Kopdit Swasti Sari Cabang Utama Kota Kupang, Senin (28/1/2019).

Penggagas Komunitas Karang Sebut Kota Kupang Kekurangan Tempat Sampah

Yohanes mengatakan, Kopdit Swasti Sari sudah empat tahun berturut-turut dinilai oleh akuntan publik.

"Ini tahun ke-4 Kopdit Swasti Sari diaudit akuntan independen. Setiap tahun selalu dapat opini wajar tanpa pengecualian atau WTP," kata Yohanes.

49 Calon Relawan di Lembata Gugur Saat Seleksi

Yohanes mengungkapkan, penilaian kesehatan oleh akuntan publik merupakan bentuk tanggung jawab lembaga kepada anggota sebagai pemilik Kopdit Swaati Sari.

"Anggota bisa percaya atau tidak bisa lihat dari sini. Dari hasil audit ini, anggota bisa mengetahui apakah Kopdit Swasti Sari sehat atau tidak, bermasalah atau tidak. Semuanya lewat penilaian ini," kata Yohanes.

Ia mengatakan, kesehatan Kopdit Swasti Sari oleh akuntan publik dinilai dari berbahai aspek yakni kelembagaan, keuangan, manajemen dan paling utama pertumbuhan dalam tahun berjalan.

"Kita lihat pertumbuhan tahun 2018, luar biasa. Dari sisi keanggotaan itu bertambah hampir 16.000 orang atau tumbuh sekitar 39 persen. Cukup besar. Baru kali ini keanggotaan tumbuh sampai 39 persen. Asset atau keuangan meningkat sampai 24 persen atau tambah 110 miliar. Sehingga asset kita sekarang di atas Rp 600 miliar," ungkap Yohanes.

Yohanes menegaskan, Kopdit Swasti Sari bekerja bukan untuk mencari keuntungan tapi bekerja untuk membuat anggota berubah.

"Keuntungan pun akan kita kembalikan kepda anggota dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) di akhir tahun, juga hal lain, seperti pembebanan administrasi ke anggota tidak diberlakukan di Kopdit Swasti Sari. Termasuk salah satu beban besar, yaitu Asuranai Daperma," jelas Yohanes.

Yohanes mengungkapkan, setiap bulan pihaknya mengeluarkan dana Rp 450 juta untuk membayar Daperma.

"Kalau kali 12 bulan bisa sampai Rp 5 atau Rp 6 miliar per tahun. Itu tanpa beban satu sen pun ke anggota. Tujuannya, ketika anggota meninggal dapat dana kematian, Rp 8 - Rp 10 juta, simpanannya dikembalikan 2 x lipat," katanya.

Juga, jika ada saldo pinjaman ketika meninggal, diputihkan atau tidak dibebankan ke ahli waris.
Saldo pinjaman itu, katanya, akan dibayar asuransi Daperma.

"Itu yang membuat Kopdit Swasti Sari dalam empat tahun ini dapat opini WTP dari akuntan publik," demikian Yohanes. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved