Berita Lifestyle
Orang yang Sering Umbar Foto Mesra dengan Pasangan di Medsos Ternyata Alami Hal Ini
pasangan yang sering umbar kemesraan dan foto berdua di medsos itu ternyata sebenarnya mengalami hal ini.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Ada banyak orang di luar sana yang ingin memamerkan kepada teman-teman mereka dan dunia bahwa orang ini adalah miliknya.
POS KUPANG.COM - 3 pakar ungkap pasangan yang sering umbar kemesraan dan foto berdua di medsos itu ternyata sebenarnya mengalami hal ini.
Mungkin kiya mengenal satu atau lebih pasangan yang suka mengumbar kemesraan mereka di media sosial, seperti facebook, twetter, intagram dan lainnya.
Entah itu sekedar membalas komentar, atau selalu mengunggah foto dan video merek berdua.
• 6 Zodiak yang Paling Bertahan dan Setia Saat LDR, Kamu Termasuk?
• Orang yang Suka Selfie Punya 8 Motif Tersembunyi Ini, Kamu Tipe yang Mana?
Tahukah bahwa sebenarnya kegemaran mengunggah foto di media sosial bersama pasangan itu belum tentu menjamin mereka memiliki hubungan yang bahagia sebagaimana foto dan video yang ditunjukkan di medsos dimaksud.
Sebagaimana dilansir Pos Kupang.com dari beberapa laman online, 3 pakar hubungan memperingatkan kesibukan ber-selfie dan status Facebook tidak selalu merupakan pertanda hubungan yang bahagia. Malah bisa jadi mengalami masalah serius.
Karena hasil penelitian menyebutkan bahwa Beberapa pasangan mempunyai kecenderungan menutupi ketidaknyamanan hubungan dengan mengunggah foto kemesraan di media sosial.
Berikut pendapat 3 pakar dan hasil penelitian mereka yang menunjukkan alasan pasangan yang sering umbar kemesraan dan foto atau video mereka di medsos.
1. Pendapat Gwendolyn Seidman
Gwendolyn Seidman, seorang profesor psikologi pada Albright College, yang mempelajari relationship dan c yberpsychology menyatakan bahwa dewasa ini banyak pasangan yang merasa perlu menampilkan hubungan percintaan mereka di media sosial.
Mulai dari profil Facebook yang menyatakan status hubungan mereka sampai dengan menautkan link ke profil pasangan mereka. Pelbagai unggahan foto yang menampilkan keintiman pasangan dan terkadang juga mengunggah atau komentar dengan pesan mesra di halaman Facebook pasangan mereka.
“Berdasarkan survei yang saya lakukan, pasangan-pasangan “Facebook official" tersebut menganggap hubungan relasi mereka lebih bagus dengan menunjukkan keintiman mereka di Facebook, dibanding pasangan yang memilih untuk tidak,” kata Seidman dikutip dari psychologytoday.
• Bagaimana Ramalan Cinta Zodiak Senin 21 Januari 2019, Gemini Kencan, Libra Romantis
• Ramalan Zodiak Senin 21 Januari 2019, Capricorn Atur Emosi, Zodiak Lain?
2. Pendapat Lydia Emery
Benarkah pendapat Seidman? Untuk menguji korelasi tersebut, Lydia Emery peneliti psikologi sosial dari department of psychology, Northwestern University dan rekan-rekan dari beberapa kampus seperti University of Toronto Mississauga, University of Pennsylvania, dan Haverford College melakukan studi.
Studi dilakukan dengan memeriksa profil-profil Facebook 108 pasangan atau 216 responden heteroseksual. Para responden ini berusia 12-19 tahun dan telah berkencan selama 2-73 bulan.
Selain meneliti halaman Facebook masing-masing pasangan, Emery dan kawan-kawan melemparkan beberapa pertanyaan untuk dijawab bersama pasangan.
Penelitian yang dipublikasikan pada Journal of The International Association for Relationship Researchtersebut menunjukkan bahwa secara umum upaya pasangan memamerkan hubungan di Facebook merupakan pilihan mereka untuk menjadi lebih bahagia.
Bagi kelompok ini, unggahan foto mesra di Facebook merupakan bentuk pembuktian terhadap hubungan mereka baik-baik saja.
Namun, temuan ini juga menyimpulkan mereka yang tidak berperilaku mesra di media sosial seperti Facebook, bukan berarti hubungan mereka tidak bahagia.
Emery juga menjelaskan bahwa setiap pasangan mempunyai caranya tersendiri dalam menggambarkan hubungan mereka secara online atau di media sosial.
Lydia Emery juga melakukan tinjauan psikologis terhadap orang-orang yang menganggap media sosial sangat berdampak untuk kehidupan relasi mereka.
Dalam tulisan yang berjudul Can You Tell That I'm in a Relationship? Attachment and Relationship Visibility on Facebookyang dipublikasikan dalam Personality and Social Psychology Bulletin, menyoroti bagaimana pasangan menggambarkan diri mereka kepada orang lain.
Ia mengatakan penampakan hubungan sangat terkait dengan kekuatan hubungan seseorang. Sejumlah pasangan akan mempunyai kecenderungan menutupi ketidaknyamanan mereka soal hubungan yang sebenarnya dengan mengunggah kemesraan di media sosial.
Individu yang cemas memiliki keinginan untuk terus menerus menunjukkan penampakan hubungannya. Hal tersebut dibuktikan Emery setelah meneliti 108 pasangan untuk berpartisipasi dalam studinya.
• Pria Ini Penggal Kepala Pacarnya Karena Menyajikan Sup Dengan Rasa Seperti Ini
• Kapolda Jatim Ungkap Motif dan Besaran Tarif yang Ditentukan Vanessa Sekali Kencan
"Setiap hari, ketika orang merasa tidak aman atau merasa insecure dengan pasangan mereka, mereka cenderung membuat hubungan mereka lebih terlihat orang lain," tulis Emery.
Kenyataan yang sehari-hari juga menjelaskan, ketika seseorang merasa tidak aman dalam hubungan mereka akan merasakan kecemasan yang berlebihan atas pasangan mereka.
Sehingga tidak jarang, sebagai cara untuk penyembuhan kecemasan tersebut adalah dengan mem-posting dan memamerkan kemesraan mereka di media sosial untuk semacam validasi bahwa hubungan mereka baik-baik saja.
Pasangan dalam studi ini percaya bahwa respons likes dan komentar yang meyakinkan dari teman atau kerabat tentang hubungan mereka bisa menjadi pengalihan dari rasa tertekan dan kecemasan yang tengah mereka derita.
3. Pendapat Nikki Goldstein
Nikki Goldstein, seorang ahli seksologi dan relationship dari Australia, bersepakat dengan kecenderungan tersebut.
Goldstein mengatakan bahwa pasangan yang paling banyak berbagi di media sosial sering hanya mencari validasi hubungan mereka dari orang lain.
"Seringkali orang-orang itu hanya mencari validasi atas hubungan mereka di depan teman-teman media sosial. Likes dan komentar dalam media sosial tersebut mereka anggap sebagai bentuk validasi,” tambah Goldstein dikutip dari The Atlantic.
Goldstein juga menyatakan kebanyakan pasangan yang bersemangat berfoto dan dengan terburu-terburu mengunggah di media sosial biasanya akan kehilangan kebersamaan dengan pasangan.
“Kamu lihat saja, orang-orang terlalu fokus untuk melakukan relfie (a relationship selfie), kemudian memberi filter yang menarik, dan hashtag yang mereka anggap tepat. Saya selalu berpikir, kenapa kamu tidak mengambil foto karena alasan, semacam untuk mengambil kenangan manis untuk diabadikan?” tanya Goldstein.
Mengunggah foto bersamaan dengan caption “my boy” atau “my girl” juga bisa diartikan bahwa pasangan tersebut mempunyai motivasi menciptakan keterikatan satu sama lain, dan dalam titik tertentu cenderung mencerminkan sikap posesif.
"Sepertinya ada pernyataan seperti, lihatlah teman-teman, perempuan atau laki-laki ini punya saya," tambah Goldstein.
Upaya mempertunjukkan kemesraan di media sosial memang berfungsi juga sebagai pengingat atas sebuah momen yang pernah dilewati sebuah pasangan.
• Pesan Haru Doddy Sudrajat Kepada Putrinya, Vanessa Angel yang Jadi Tersangka Prostitusi Online
• Sudah 50 Tahun Insinyur Ini Enggan Kenakan Alas Kaki, Apa Alasannya?
Namun, yang perlu disadari bersama adalah, media sosial tidak selamanya mencerminkan kehidupan di dunia nyata seseorang. Ini pun bisa juga terjadi dengan pasangan yang rajin mengunggah foto mesra mereka di media sosial.
“Pasangan yang melakukan relfie mungkin akan kelihatan begitu berbahagia, namun kamu tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di balik layar komputer mereka,” kata Cari Romm, seorang asisten editor The Atlantic.
Nikki Goldstein mengatakan pasangan yang bahagia cenderung menjaga hubungan mereka dari media sosial.
Dia berkata, "Seringkali orang-orang yang memposting paling banyak itu mencari pembenaran untuk hubungan mereka dari orang lain di media sosial.
"Jumlah likes dan komentar bisa sangat membenarkan bahwa ketika seseorang benar-benar berjuang untuk hubungan mereka.
"Anda melihat orang-orang yang akan sangat fokus pada mengambil foto bersama, dan memilih filter yang tepat dan tagar sementara mereka melewatkan momen bersama," jelasnya.
Ia menambahkan, "Pasangan mengambil foto-foto ini, langsung meletakkannya online dan kemudian memerhatikan likes dan komentar daripada bersama pasangan mereka."
Jika pasangan menulis teks seperti panggilan sayang, itu adalah tanda peringatan lain - karena itu bisa berarti mereka menjadi posesif.
Nikki menjelaskan, "Ada banyak orang di luar sana yang ingin memamerkan kepada teman-teman mereka dan dunia bahwa orang ini adalah miliknya." (*)