Berita Religi
Ini Yang Dilakukan Pada Syukuran Natal Paguyuban Ende di Paroki St. Fransiskus Asisi
Kebersamaan berlandasan kasih tetap tumbuh di kelompok arisan, seperti kelompok arisan Paguyupan Ende di Paroki St. FA.
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Apolonia Matilde
DALAM hidup berkelompok entah kelompok arisan, kelompok diskusi, kelompok kerja, atau kelompok apa saja, kasih menjadi landasan yang kuat agar kelompok itu tetap eksis.
Tanpa kasih dan kebersamaan, mustahil sebuah kelompok, organisasi atau kumpulan keluarga bisa bertahan lama, bisa eksis dan bisa menyelenggarakan syukuran dan kegiatan lainnya.
Dinamika ini, terkadang tak bertumbuh di era digital, di era tumbuh suburnya teknologi informasi, dimana orang lebih memilih asyik dengan handphone, gadget, anroid dan kesenangan dunia lainnya.
• Indonesia Masters 2019 Digelar Besok, Tim Indonesia Jajal Istora Senayan, Target 2 Gelar
Namun kebersamaan yang berlandasan kasih tetap tumbuh di kelompok-kelompok arisan, seperti kelompok arisan Paguyupan Ende di Paroki St.
Fransiskus dari Assisi, BTN Kolhua yang tetap eksis dan menyelenggarakan misa Syukuran Natal dan Tahun Baru di kediaman Yohanes Soni Sabon,ST yang akrab disapa Anis Tokan, di Jalan Bona Indah, RT 017, RW 005, Kelurahan Kolhua, Kupang, Jumat (18/1/2019) malam.
Syukuran itu diawali dengan misa konselebrasi yang dipimpin RD Simon Tamelab, Pastor Paroki St. Fransiskus dari Assisi Kolhua, Kupang didampingi RD Amanche Frank Oe Ninu dan Diakon Adrianus Genggor.
Misa dimeriahkan koor dari OMK dan siswa Seminari St. Rafael Oepoi, Kupang , dihadiri ratusan Paguyuban Ende di Paroki St. Fransiskus dari Assisi Kolhua, tokoh masyarakat dari Ende, undangan, warga RT 017 dan beberapa politisi.
Dalam kotbahnya, RD Simon menekan soal kasih, kasih yang tak berkesudahan. Menurut RD Simon, kasih harus menjadi landasan pijak dalam sebuah kebersamaan seperti Paguyupan Ende di Paroki ST Fransiskus dari Assisi Kolhua.
• Drama Korea Encounter - Sinopsis Episode 11, Pertemuan Soo Hyun dengan Ayah Jin Hyeok
RD Simon berharap Paguyupan Ende turut mewartakan kasih, mengimplementasikan kasih dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Kasih juga harus terus bertumbuh dalam Paguyupan itu tersebut.
Ketua Panitia Syukuran, Pius Rasi dalam sapaannya mengatakan, syukuran itu terselenggara untuk merekatkan kebersamaan. Kelompok arisan keluarga Ende di Paroki St. Fransiskus dari Assisi Kolhua lahir dalam bingkai kebersamaan.
Setiap bulan kelompok ini menyelenggarakan arisan dan berkunjung ke setiap keluarga untuk saling tukar pikiran, sharing pengalaman hidup, baik suka maupun duka.
Ketua Paguyupan Ende di Paroki St. Fransiskus dari Assisi Kolhua, Vincentius Medi Sera mengatakan, kelompok arisan itu juga terpanggil untuk berpartisipasi dalam kegiatan gereja dan masyarakat.
Ke depan kelompok arisan ini akan menanggung koor dalam bahasa daerah Ende Lio. Kelompok arisan itu pun terbuka untuk umum, siapa saja walau bukan dari Ende, bisa bergabung untuk bersilaturahmi dan saling mengunjungi setiap bulan.
Contohnya, Anis Tokan dan Koni Niron, bukan berasal dari Ende tapi masuk dalam kelompok arisan tersebut. (*)
• Jejak Keluarga Abusur dari Belu Hingga Pulau Kisar
Pantun Kelimutu
SEBELUM memberikan berkat penutup, Romo Amanche Frank Oe Ninu, Pr yang memimpin misa syukuran Natal dan Tahun Baru Paguyuban warga Ende di Paroki St. Fransiskus dari Asisi Kolhua menyampaikan pantun yang indah dan inspiratif.
Kepala Sekolah SMP Santo Yoseph Naikoten Kupang itu menyebutnya sebagai Pantun Kelimutu.
Kami mendaki puncak Kelimutu
Tidak ada kata menggerutu
Tanah Ende tanah bermutu
Inspirasi Indonesia untuk bersatu
Beta menyusur pesisir Ende
Nona Jamila berjalan sore
Beta son puji lebe lebe
Orang Ende talalu bae
Katong berlabuh di pantai Ipi
Sambil memancing ikan nipi
Damai Tuhan bukan di pipi
Melainkan mengalir dari hati
Kita makan di Wolowaru
Ada aroma yang selalu baru
Kita memasuki tahun yang baru
Hendaknya semangat selalu baru
• Luhut Minta Penyebar Hoaks Dirinya Akan Cium Kaki Prabowo Segera Minta Maaf
Umat yang hadir dalam misa ini pun memberikan aplaus setiap kali Romo Amanche mengakhiri tiap bait pantunnya yang berisi pesan meneguhkan.
Seusai misa acara syukuran dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Pius Rasi, Ketua Paguyuban warga Ende di Paroki St. Fransiskus Asisi Kolhua, Vincentius S Medi Sera dan Pastor Paroki St. Fransiskus dari Asisi Kolhua Kupang, Romo Simon Tamelab, Pr.
Saat acara bebas setelah santap malam bersama , Romo Amanche kembali menghangatkan suasana acara syukuran lewat sumbangan suara emasnya. Imam muda ini menyanyikan lagu hits ciptaannya yang sudah dikenal luas publik Nusa Tenggara Timur (NTT) berjudul Adik Menangis Satu Malam. Lagi-lagi Romo Amanche mendapat aplaus meriah dari tamu undangan. Beberapa orang bangun dari tempat duduknya dan ikut bergoyang mengikuti irama tebe Timor yang menghentak riang. (*)