Berita NTT
105 TKI Asal NTT Meninggal di Luar Negeri, Saatnya Berantas Human Trafficking, Termasuk Backingnya
TKI yang meninggal di Malaysia berjumlah 102 orang, kemudian di Singapura berjumlah 2 orang dan Afrika Selatan 1 orang.
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Sebanyak 105 Tenaga Kerja Indonesia ( TKI), asal Nusa Tenggara Timur ( NTT), meninggal di luar negeri sepanjang tahun 2018.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang Siwa mengatakan, sebagian besar TKI meninggal itu bekerja di Malaysia.
TKI yang meninggal di Malaysia, lanjut Siwa, berjumlah 102 orang, kemudian di Singapura berjumlah 2 orang dan Afrika Selatan 1 orang.
Dari 105 TKI itu, jumlah TKI laki-laki sebanyak 71 orang dan perempuan berjumlah 34 orang
• Jelang Akhir Tahun 2018, 104 TKI Sudah Dikembalikan ke NTT dalam Bentuk Jenazah
• Seorang TKI Bunuh Majikannya di Malaysia Gara-gara Upahnya Tak Dibayar, Begini Nasibnya Sekarang
• Wakapolda NTT: Pelaku Penjambretan di Kota Kupang Sudah Terdeteksi Polisi
Menurut Siwa, ratusan TKI itu berasal dari 15 kabupaten dan satu kota.
Siwa pun merinci kabupaten dengan jumlah TKI terbanyak yakni Flores Timur sebanyak 17 orang, disusul Malaka 16 orang, Ende 13 orang, Kabupaten Kupang 11 orang, dan Sikka 10 orang.
Selanjutnya, Kabupaten Timor Tengah Selatan 10 orang, Belu 5 orang, Lembata 4 orang, Rote Ndao 4 orang, Timor Tengah Utara 3 orang, Kota Kupang 3 orang, Manggarai Timur 3 orang, dan Sumba Barat 2 orang.
Sedangkan Kabupaten Nagekeo, Ngada dan Manggarai, masing-masing satu orang.
"Sementara itu satu orang TKI belum diketahui tempat asalnya," ujar Siwa.
Siwa menyebut, sebagian besar TKI yang meninggal itu akibat sakit dan kecelakaan saat kerja.
Berantas Human Trafficking
Hingga akhir tahun 2018, sebanyak 104 tenaga kerja Indonesia (TKI) sudak kembali ke NTT dalam bentuk jenazah. Mereka rata-rata meninggal selama bekerja di Malaysia.
"Duka akhir tahun untuk NTT, jenazah TKI/PMI asal NTT yang sudah kembali ke NTT per 31 Desember 2018 berjumlah 104 jenazah dan masih ada 3 jenazah TKI/PMI asal NTT yang sedang menunggu bantuan kepulangan ke NTT. Jadi jumlah TKI/PMI asal NTT yang meninggal paling banyak di Negeri Jiran menjadi 107 jenazah per 31 Desember 2018," kata Gabriel Goa dari Padma Indonesia, Senin (31/12/2018).
Dia mengajak semua jaringan kemanusiaan di NTT, NKRI dan dunia bergandengan tangan bekerja keras selamatkan masa depan SDM NKRI dan NTT agar tidak lagi menjadi korban perdagangan orang (human trafficking.
Sebelumnya, Senin (31/12/2018), jenazah PMI bernama Deliaty Hedohari alias Layly Rosman tiba di Kupang. Dia berasal dari Bakunase, Kota Kupang. Dia tiba di Bandara El Tari Kupang dengan pesawat Garuda Airways 438 pada pukul 12.50 Witga.
Mengingat semakin banyaknya PMI asal Indonesia dan khususnya NTT yang meninggal dan mayoritas non prosedural, maka Padma Indonesia mengajukan sejumlah solusi.
Pertama, Perwakilan RI dan Kemenlu RI harus bekerja ekstra kerja bekerja sama dengan konsul Tenaga Kerja Kemenaker, BNP2TKi, IOM, ILO, lembaga-lembaga agama, jejaring nasional dan internasional (CSO) beserta negara-negara yang ada PMI-nya untuk mendata PMI kita di luar negeri ata caca Jiwa Warga NKRI agar solusinya komprehensif.
Kedua, negara harus serius mempersiapkan CPMI, baik untuk AKAN (Angkatan Kera Antar Daerah) maupun AKAD (Angkatan Kerja Antardaerah) dengan melibatkan semua stakeholder tidak main sendiri-sendiri lagi tapi bekerja sama untuk menyiapkan SDM Indonesia yang handal, memiliki kapasitas dan keahlian melalui Balai Latihan Kerja Profesional dan diurus melalui Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) sebagaimana amanat UU PMI No. 18 Tahun 2017.
Ketiga, Negara harus serius berantas mafia human trafficking, termasuk backing-backingnya.
50 Meninggal Tak Wajar
Sementara itu, menurut catatan Sinode GMIT di tahun 2016 kurang lebih 50 orang TKI/TKW asal NTT yang meninggal dunia secara tidak wajar.
Tahun 2017 menjadi komitmen bersama untuk meminimalisir angka ini dan bila perlu jangan ada lagi warga NTT yang menjadi TKW pulang dalam keadaan tragis.
Negara harus hadir melindungi rakyat sebagaimana pemngamanan konstitusi. Semua masyarakat berkomit dan menjaga perdagangan orang.
Perhatian pemerintah pusat cukup besar ke NTT melalui persahabatan yang baik melalui pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan perhatian kepada wilayah NTT sebagai sebuah wilayah terpinggirkan.
Untuk itu, perhatian pemerintah pusat bagi pembangunan di NTT berjalan bersama dengan keberpihakan kepada masyarakat, jangan sampai kepentingan investor lebih diutamakan.
Jika itu terjadi, kelihatan NTT makin maju dan mentereng tetapi rakyatnya tetap hidup dalam kemiskinan menjadi korban gizi buruk, perdagangan orang, angka kematian ibu dan bayi meningkat.
Mohon keseriusan semua pihak terhadap isu perdagangan orang baik dalam pencegahan, pendanaan, pendampingan dan rehabilitasi dan memulangkan korban ke dalam keluarganya. (kompas.com/pos-kupang.com)