Berita Kampus
Ini Yang Dilakukan Mahasiswa dan Schoove NTT di Pantai Warna Oesapa
Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Kupang, organisasi kepemudaan dan Komunitas Schoove NTT gelar Baksos.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Kupang, organisasi kepemudaan dan Komunitas School of Coastal Environment (Schoove) Nusa Tenggara Timur melakukan bakti sosial (Baksos) dengan membersihkan Pantai Warna Oesapa Kupang beberapa waktu lalu.
Para peserta berasal dari Fakultas Perikanan, Universitas Muhamadiyah Kupang (UMK), Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang, Ikatan Mahasiswa Pelajar Lamahala (Ipmal) Kupang, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UMK, dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam (KAMMI) Kupang.
Bermodalkan peralatan seadanya seperti sapu dan kantong plastik berwarna hitam yang berukuran besar, mereka bersemangat memungut sampah yang berada di sepanjang pesisir Pantai Warna Oesapa dan sampah yang terbawa arus laut.
• Intip Yuk! 9 Kota Di Dunia Ini Punya Julukan Unik, Mulai Dari Kota Berdosa Hingga Kota Cinta
Sekitar pukul 16.00 Wita mereka memulai kegiatan. Semua sampah yang terlihat dipungut dan dikumpulkan dalam kantong plastik.
Kegiatan mereka pun menarik perhatian sebagian warga yang tengah menikmati sunset dan sejumlah pekerja cafe di Pantai Warna Oesapa.
Seusai kegiatan, sampah plastik yang terkumpul langsung dibawa menggunakan pick up ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak.
Perwakilan Schoove NTT, Yuni Kartika, S.Pi, kepada Pos Kupang disela kegiatan mengatakan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi fenomena di tengah masyarakat yang kurang peduli tentang lingkungan pantai dan pesisir pantai.
• Shio Naga, Ini Ramalan Karir, Kekayaan, Jodoh, Kesehatan Kamu di Tahun Babi Tanah 2019
Menurut Yuni, pesisir pantai sekarang hanya digunakan untuk daerah pariwisata, tetapi tidak memperhatikan kebersihan pantai.
"Kami dari Schoove NTT dengan latar belakang sekolah bahari yang paham betul dampak dari membuang sampah sembarangan di pantai, sehingga kami melakukan gerakan bersih pantai.
Sekaligus ini merupakan bentuk aplikasi dari materi yang kami dapat di pendidikan tinggi," kata Yuni.
Yuni berharap, melalui kegiatan baksos tersebut dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat, ada pihak yang peduli dengan lingkungan mereka.
• Polytron 9 kali Berturut-turut Meraih Penghargaan IBBA dari Majalah SWA
"Saya melihat masyarakat kita kurang peduli. Tulisan di pinggir pantai 'Jangan Buang Sampah Sembarang' masih sebatas slogan saja. Harus ada kesadaran dan kebiasaan menjaga lingkungan pesisir pantai sehingga tetap bersih," ungkap Yuni.
Ke depan, lanjut Yuni, pihaknya akan melakukan kegiatan baksos dan sampah plastik yang terkumpul akan didaur ulang.
"Kami akan mendaur ulang lagi barang-barang bekas, seperti botol plastik yang nantinya kita akan buat jadi dos, alat tulis, tas, dan lainnya," ujarnya.
Seorang peserta kegiatan dari IMM Komisariat Perikanan UMK, Alfurkan Efendi Ria, mengaku antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Alfurkan yang juga Ketua Komisariat IMM Fakultas Perikanan UMK, melihat kebersihan pantai sangat penting karena jika lingkungan pantai bersih maka akan berdampak positif bagi masyarakat.
• Tak Disangka, Nenek Ini Menghabiskan 12 Miliar Tinggal di Hotel Mewah. Ini Loh Sumber Uangnya
"Kami sangat bersemangat dalam kegiatan hari ini karena kegiatan ini untuk kepentingan kita bersama," ungkapnya.
Dirinya berharap, masyarakat memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan karena sampah tidak boleh dibuang sembarang terlebih di pantai.
"Karena sudah ada bak sampah juga di sini. Jangan buang (sampah) ke laut karena dampaknya ke kita juga seperti biota-biota laut akan mati," katanya. (*)