Parodi Situasi
Selamat Ulang Tahun NTT
Kamu mau buat pesta? Untuk apa? Rara berkata sambil cakar pinggang. Kita ini provinsi yang kalah dan selalu menjadi juru
Oleh Maria Matildis Banda
POS-KUPANG.COM - "NTT ulang tahun kah? Ulang tahun keberapa?"
"Ada pesta ataukah ada duka?"
"Atau ada pesta dan duka sekalian keduanya!"
***
"Kamu mau buat pesta? Untuk apa?" Rara berkata sambil cakar pinggang. "Kita ini provinsi yang kalah dan selalu menjadi juru kunci hampir pada semua lini. Eh, Jaki. Buat pesta untuk apa? Saya tidak sudi datang. Maaf!" kata Rara.
"Suka-sukanya saya toh! Urusan saya! Kalau saya mau buat pesta karena bangga dengan tanah airku NTT, itu urusan saya!"
• Gaji PNS 2019 Naik, Ini Penjelasan Menkeu Sri Mulyani Soal Rencana Kenaikan Gaji PNS dan Pensiunan
• BERITA POPULER: BTS Bubar, Anak NTT Yang Sukses Harumkan Nama Daerah Dan Ramalan Zodiak Hari Ini
• Ini Alasan 3.000 Orang Yang Menandatangani Petisi Menuntut Pembubaran Kpop BTS, ARMY Setuju?
"Apakah kamu tidak tahu, tahun ini ditutup NTT dengan hampir seratus TKI pulang hanya tinggal nama?" kata Rara. "Kita harusnya berduka!"
"Apa katamu?" tanya Jaki.
"Dukanya tahun ini hampir seratus orang TKI yang pulang tinggal nyawa. Kasihan sekali ya. Yang menyedihkan sebagian besar dari mereka adalah saudara perempuan kita. Ada banyak di antara mereka yang tertatih-tatih mencari keadilan dalam keadaan tertekan penderitaan. Apakah kita juga mau buat pesta untuk mereka?" kata Rara dengan penuh semangat.
***
"Pesta untuk TKI yang pergi dengan dokumen lengkap?"
"Bukankah sudah ada moratorium?"
"Moratorium yang akan menyelamatkan TKI kita?"
"Seperti apa isinya ya?"
"Aku tidak tahu apa isinya!" jawab Rara dengan enteng. "Orang kecil seperti kita ini jangan banyak tanya! Kita juga tidak tahu baca. Kita hanya tahu cari uang untuk makan minum, untuk anak sekolah, untuk keluarga, dan untuk bisa sedikit senang pada hari Natal Tahun Baru nanti. Itu saja!"
"Jadi kamu ikut pesta ulang tahun NTT di rumahku?" tanya Jaki.
"Ya! Sudah pasti!" jawab Rara dengan gembira.
"Padahal kamu tukang kritik. Katamu tidak boleh pesta! Tidak ada yang beres tentang NTT ini. Semua kurang semua merana semua susah semua mundur semua kalah semua rendah. Bahkan saya buat pesta HUT NTT juga kamu kritik. Sekarang kamu mau ikut pesta. Kamu ini mulut besar sekali!" Jaki mulai kesal.
***
"Nona Mia yang manis ikut pesta juga kah?" tanya Rara. "Kalau ada Nona Mia tentu suasana pesta jadi lebih hangat!" kata Rara sambil berkedip.
"Hangat apa!" tanya Nona Mia sambil melotot pada Rara.
"Eh, Nona Mia! Selamat ulang tahun!" Rara tetap percaya diri.
"Siapa yang ulang tahun!"
"NTT yang ulang tahun. Semua kita ulang tahun. Kita perlu pesta bersama-sama di rumah Jaki. Ada nyanyi, menari-menari, cerita-cerita, dan kalau bisa yang kita dua orang dansa kah!" kata Rara berusaha tersenyum manis.
"Tidak usah senyum seperti banci begitu!" Nona Mia membentak. "Kamu kira saya ini tukang pesta, tukang menari, tukang dansa seperti kamu kah?" Nona Mia langsung masuk kantor dan membanting pintu
"Kenapa Nona Mia marah-marah?" tanya Jaki dan Rara bersamaan. "Apalagi dia bilang saya banci. Saya tidak terima baik."
***
"Dia lagi kesal," kata Benza. "Soal TKW. Baru saja dia dapat berita banyak saudarinya dari kampung yang jadi TKW. Bukan TKW keluar negeri tetapi TKW di negeri sendiri. TKW tanpa keterampilan apa pun. Salah satu saudarinya jadi tukang pel, tukang lap-lap debu, tukang cuci closet di kantor terkenal di Denpasar dan Jakarta. Padahal kamu tahu sendiri bukan? Mereka punya kebun luas, tanah nganggur, tanah kosong berhektar-hektar. Tanah masa depan. Tetapi lebih terbujuk jadi tukang bersih-bersih dengan gaji apa adanya di Bali."
***
"Saya tidak marah," tiba-tiba Nona Mia muncul lagi. "Saya hanya sedih karena tidak berdaya menahan kepergian mereka. Mereka menghadapi tanah kering kerontang, susah dapat air, dan tidak tahu bagaimana cara mengolah tanah. Tidak tahu bagaimana menjadi petani yang produktif di tanah sendiri!"
"Ya sekarang saatnya kita juga berpikir tentang TKW di tanah air sendiri. Suruh mereka pulang, bukan satu-satunya jalan keluar. Mesti ada tawaran yang menarik perhatian dengan tujuan, sasaran, dan pencapaian yang pasti. Memastikan bahwa mereka tidak menderita di kampung halaman sendiri!"
"Jadi pesta ulang tahun di rumahku?" tanya Jaki.
"Bolehlah! Asal jangan ada pesta dansa! Jangan berlebihan. Pesta kecil saja bersyukur bahwa NTT masih ada dan masih bisa tersenyum di tengah kegetiran!"
***
"Ya habis pesta syukur kita bekerja keras lagi untuk saudari kita yang menderita di rantau orang maupun yang menderita di tanah sendiri!"
"Selamat Ulang Tahun NTT."
* Parodi Situasi adalah kolom Maria Matildis Banda yang terbit pada setiap edisi Minggu Pos Kupang cetak. Penulis mengungkap fakta sosial dengan gaya parodi yang menyentil reflektif .
* Maria Matildis Banda adalah sastrawan asal Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tergolong produktif. Dia sudah menghasilkan banyak karya cerpen, cerbung dan novel. Sehari-hari Maria merupakan staf pengajar pada Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar, Bali.