Bupati di Pulau Sumba Ini Setuju Polisi Culik Saja Para Pencuri Ternak
Menurut Bupati Niga, data mengenai nama-nama pelaku pencurian dan perampokan ternak di Sumba Barat ada pada Kesatuan Bangsa
Penulis: Petrus Piter | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK -- Pencurian dan perampokan ternak sapi, kuda dan kerbau masih merajarela di Pulau Sumba. Kasusnya cenderung meningkat. Geram terhadap aksi brutal tersebut, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta polisi menculik pencuri atau perampok ternak.
Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole mendukung penculikan terhadap pencuri ternak. Selain itu, orang-orang yang diduga sebagai otak dan penadah hasil curian juga diculik.
Menurut Bupati Niga, data mengenai nama-nama pelaku pencurian dan perampokan ternak di Sumba Barat ada pada Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan Bagian Tata Pemerintahan.
"Bila Gubernur NTT telah memutuskan mengamankan oknum-oknum yang suka jalan malam itu maka pemerintah tinggal mengambil data di Kesbangpol dan Bagian Tata Pemerintahan, seterusnya bergerak ke lapangan untuk mengamankan," kata Niga saat ditemui di Waikabubak, Selasa (11/12/2018).
• BERITA POPULER: Karna Su Sayang Raih Penghargaan Google Pesta Sex Aneh & Ramalan Zodiak Hari Ini
• Selain Gaji PNS Dan Pensiunan Naik 2019, Ini Besaran Tunjangan Tiap Daerah Yang Akan Diperoleh PNS
• Sudah Koleksi 7 Lagu BTS yang Paling Banyak Ditonton di Youtobe, Segera Simpan ya ARMY
Dalam kunjungan kerja ke Sumba pekan lalu, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan Sumba saat ini terganggu karena kasus pencurian ternak. Menurut Viktor, dirinya sudah berkoordinasi dengan Kapolda NTT, Irjen Pol Raja Erizman agar polisi menculik pencuri ternak.
"Kalau ada masalah kita catat semua pencuri di daerah-daerahnya kita culik semua karena saya tahu semua. Nanti kasi tahu dia mau ikut atau tidak ikut pasti saya ambil. Bisa-bisa tidak pulang lagi dan itu menjadi tanggungjawab gubernur," kata Gubernur Viktor Laiskodat saat rapat kerja dengan para bupati, pimpinan DPRD, camat dan kepala desa sedaratan Sumba di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (6/12/2018).
Viktor menegaskan tindakan yang diambil tidak main-main karena jika sudah disampaikan berulang-ulang kali tapi tidak ada efek jera maka harus ditindak tegas.
"Saya sudah sampaikan kepada Pak Kapolda lebih baik hilang 150 orang agar sebuah pulau seperti Sumba bertumbuh baik. Jadi, kalian tolong bilang pencuri kalau dia bajingan, saya lebih bajingan lagi dari dia. Dia curi ternak, saya culik dirinya dan tiba-tiba hilang jejak. Jika pencuri mau maka kerja yang baik, zaman sekarang bukan lagi curi, namun zaman kerja yang baik," tandas Viktor.
"Kita mau usaha apa di Sumba selalu hilang, maka saya akan membangun teknologi informasinya yang luar biasa dimana nanti saya bisa lihat melalui satelit jarak jauh dari kupang dimana kelompok-kelompok itu berada baik di hutan," tambahnya.
Meresahkan Masyarakat
Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengakui, kasus pencurian dan perampokan meresahkan masyarakat. Apabila keputusan Gubernur NTT benar-benar terlaksana maka, Bupati Niga optimistis pencurian dan perampokan akan berkurang drastis.
"Selama ini pemerintah daerah telah berupa membangun koordinasi dengan kepolisian, TNI dan instansi terkait untuk mencegah aksi pencurian dan perampokan. Namun harus disadari bahwa para pencuri juga selalu berupaya terus melakukan pencurian. Karena itu, saya mendukung keinginan Pak Gubernur melakukan penculikan terhadap para pelaku perampokan demi tercipta suasana kondusif di pulau Sumba," ujarnya.
Kapolres Sumba Barat, AKBP Michael Irwan Thamsil, S.Ik mengimbau masyarakat Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya segera melaporkan kepada polisi bila mendengar ada rencana para pelaku hendak atau sedang melakukan pencurian.
"Masyarakat jangan takut melapor ke polisi bila terjadi pencurian. Hanya dengan kerja sama dan kekompakan polisi, TNI dan seluruh rakyat akan mampu mencegah maraknya pencurian dan perampokan," kata Michael saat ditemui di Mapolres Sumba Barat, Senin (3/12/2018) lalu.
Khusus Kabupaten Sumba Tengah, Michael mengungkapkan, berdasarkan laporan Polsek-Polsek, pencurian dan perampokan ternak warga pasca Pilkada 2018 terus meningkat.
Selain melakukan patroli, Michael menginstruksikan anggota Polsek di Sumba Tengah siaga 24 jam dan siap turun lapangan mencegah atau menangkap para pelaku pencurian. Polisi juga membangun komunikasi dengan semua elemen masyarakat mengajak bersama menjaga keamanan dan ketertiban Sumba Tengah.
Kapolsek Katikutana, Sumba Tengah, Kompol I Ketut Saba mengakui, aksi pencurian dan perampokan ternak warga selama empat bulan terakhir cenderung meningkat. Selama Agustus-November 2018 tercatat ada 69 kasus pencurian dan perampokan. Padahal, dua tahun sebelumnya mengalami penurunan. Tahun 2016 terdapat 150 kasus, dan tahun 2017 ada 125 kasus.
Ketut Saba mengatakan, dibanding dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terutama di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat, kasus pencurian dan perampokan lebih sedikit. Ia membuat perbandingan 3 : 7, artinya 3 kasus pencurian berbanding 7 kasus KDRT. "Kenapa aksi pencurian dan perampokan lebih menghebohkan? Karena ternak memiliki nilai budaya dan ekonomi sangat tinggi," kata Ketut Saba saat ditemui akhir November 2018 lalu.
Menurutnya, pencurian dan perampokan sempat menurun karena pihaknya melakukan patroli rutin dua kali setiap malam. Selain itu, semua kasus pencurian dan perampokan diproses hingga pelaku divonis di pengadilan tanpa ada ruang kompromi. Hal lainnya, polisi aktif merespons laporan masyarakat meskipun kejadiannya pada malam hari.
Ketut Saba mengatakan, sebagian besar ternak curian dilarikan ke wilayah barat seperti Loli dan Wanokaka, Sumba Barat. Polisi mengalami kesulitan menangkap penadah ternak curian karena adanya gerakan tutup mulut warga.
"Warga tidak mau memberi kesaksian meskipun mengetahui aliran hewan curian itu. Saya minta dukungan masyarakat untuk mau menjadi saksi agar bisa menangkap pelaku dan memutus jaringan pencuri itu," imbuh Ketut Saba. (pet/rob)