POS-KUPANG.COM - Toyota Avanza bakal mempunyai model baru mulai 2019.
Di akhir 2018 ini pun konsumen sudah bisa memesannya dan dijanjikan menerima unit pertama.
Tapi sayangnya tak ada bocoran sama sekali mengenai wujudnya nanti.
Tapi rekaan secara digital mengenai wujudnya nanti.

Toyota All New Rush akan diekspor ke 50 negara
• Inilah Toyota C-HR Baru, Tampil Lebih Fresh, Desain Menarik Perhatian
• Hi Guys! Anda Sudah Siap? Ini Loh 7 Warna Rambut Ini Bakalan Ngetren di Tahun 2019
Basisnya masih menggunakan yang saat ini beredar tetapi fascianya mencomot saudaranya Toyota All New Rush.
Meski begitu enggak semua bagian All New Rush diambil ya, tapi hanya pada headlamp serta grilnya saja.
Sementara bumper masih mempertahankan milik Toyota Avanza lawas, dengan sedikit ubahan di area air dam.
Selain itu buat mempermanis tampilannya, spion juga diganti dengan milik All New Rush.

Pelek Toyota C-HR diambil untuk pelek Toyota Avanza baru
• Honorer Diangkat Jadi PNS Tanpa Pensiun, Ini Beda PPPK dengan PNS Hasil Tes CPNS 2018
Sementara untuk menampilkan kesan gagah, pelek mengambil dari saudara beda kasta, Toyota C-HR.
Pemilihan pelek ini juga agar Toyota Avanza baru nanti enggak terlalu terlihat All New Rush wanna be.
/photo/2018/12/04/1996202417.jpeg)
Prediksi desain sektor buritan Toyota Avanza baru
• Ternyata Ada Raja Minyak Baru yang Gaya Hidup Mirip Hotman Paris Hutapea. Nih Orangnya!
Sedangkan desain buritan, Toyota Avanza baru, basis desainnya masih mengambil dari Toyota All New Rush, ditambah dari Fortuner.
Beberapa elemen yang diambil dari All New Rush di antaranya adalah desain stoplamp.
Penempatan stoplamp itu juga diikuti dengan penyesuaian shape di area buritan yang juga sedikit dirombak.
Lekukan-lekukan yang ada seperti di pintu bagasi, serta bodi yang mengcover pilar D, dibuat mirip dengan All New Rush untuk membuat desainnya lebih mengalir.
Toyota Astra Motor
Toyota All New Rush dan Fortuner jadi inspirasi desain buritan Avanza baru
Meski begitu agar tidak terlalu Rush, desain bumper belakang dicomot dari milik Toyota Fortuner, lengkap dengan reflektor dan diffusernya.
Menurut kalian gimana cocok nggak Toyota Avanza terbaru nanti akan berwujud seperti di atas?
Sistem Penggerak
Toyota Avanza dan Daihatsu Xeniadikabarkan akan segera disegarkan.
Lebih serunya lagi, meski belum ada bocoran tampangnya, konsumen yang berminat sudah bisa memesan di dealer.
Duet Avanza-Xenia dan Wuling Confero saat ini masuk dalam anggota Low MPV (LMPV) bermesin depan dan penggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive (RWD).
Sementara itu Mitsubishi Xpander, Honda Mobilio, dan Suzuki Ertiga merupakan anggota kubu LMPV mesin depan dengan berpenggerak roda depan alias Front Wheel Drive (FWD).
Prediksinya Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza terbaru masih bakal mengandalkan penggerak roda belakang.
Utamanya karena para engineer Toyota dan Daihatsu masih meyakini sistem RWD paling cocok dengan karakter sebagai mobil multiguna dan kondisi jalan Indonesia.
Apalagi para pembeli dan loyalis duet maut ini tidak pernah mempermasalahkan sistem penggerak roda belakang ini.
Menariknya, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menyebut dalam beberapa kesempatan kelebihan gerak roda belakang.
Seakan memberi sinyal, Avanza masih akan setia dengan gerak roda belakang.
Memang, menurutnya kans Avanza pakai gerak roda depan dan belakang 50:50, bergantung hasil riset market.
Rival dengan gerak roda depan dinilai sukses.
Tapi Avanza dengan gerak roda belakangpun tetap diminati.
Bicara penggerak yang dipakai, jelas memiliki andil dalam menentukan karakter sebuah mobil.
Selain itu, sisi ekonomis atau performa menjadi pertimbangan produsen dalam menentukan sistem penggerak yang dipakai.
Berikut ulasan kelebihan dan kelemahan mobil dengan mesin depan berpenggerak depan lawan belakang.
Mesin Depan-Penggerak Belakang (Front Engine Rear Wheel Drive, FR).
Kemampuan daya dorongnya membuat kendaraan niaga mengadopsi pilihan ini.
Selain itu, penggerak belakang pun mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat.
Kelebihan lain dari konfigurasi ini adalah karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan.
Itu sebabnya pilihan ini masih digunakan mobilmobil mewah yang mengutamakan kenyamanan dan kehalusan.
Namun, model penggerak ini punya kelemahan.
Utamanya efisiensi mesin sulit didapat dan bila tenaga mesin paspasan, kerugian gesekan kian melemahkan performa mobil secara keseluruhan.
Mesin depan penggerak belakang juga membuat kemudi menjadi lebih ringan dan tidak seliar penggerak depan.
Namun, gejala oversteer cukup mudah terjadi saat menikung.
Penurunan kecepatan membuat distribusi bobot kendaraan akan berpindah ke roda depan.
Efeknya, roda belakang sebagai penggerak akan mudah kehilangan traksi bila pengemudi melakukan engine brake atau akselerasi.
Mesin Depan-Penggerak Depan (Front Engine Front Wheel Drive, FF).
Inilah perpaduan yang paling banyak dipilih saat ini oleh produsen mobil.
Hampir semua jenis mobil menggunakannya, mulai dari city car, hatchback, sedan kecil sampai besar, SUV, dan MPV.
Perpaduan ini mampu membuat mesin bekerja lebih efisien.
Hal ini diperoleh berkat minimnya tingkat gesekan yang terjadi lantaran komponen yang digunakan lebih sedikit.
• BERITA POPULER: Penampakan Wizphone Ponsel Murah Mengenal Novelis NH Dini & Surat Albert Einstein
• Niat Lacak Suami yang Selingkuh, Tak Disangka Hasilnya Malah Bikin Para Penyidik Alami Hal Ini
Konfigurasi ini tak menggunakan as kopel untuk menyalurkan tenaga seperti pada penggerak belakang.
Kombinasi mesin depanpenggerak depan semakin efisien dengan peletakan mesin melintang karena garis sumbu putaran roda sudah sejajar dengan garis sumbu putaran mesin.
Artinya gigi akhir hanya berfungsi sebagai gigi reduksi, bukan pengubah arah garis sumbu seperti di penggerak belakang.
Kelemahan konfigurasi ini ada pada kekuatan as penggerak karena fungsi ganda yang harus ditanggung oleh roda depan.
Di sini ia berfungsi sebagai roda penggerak, sekaligus sebagai kemudi yang mengendalikan arah kendaraan.
Ini semua membuat karakter pengendalian mobil jenis ini pun menjadi berbeda.
Gejala understeer atau nyelonong, menjadi ciri khas mobil berpenggerak depan.
Hal itu disebabkan bobot kendaraan yang cenderung terpusat di depan.
Bobot kendaraan yang tertumpu di roda depan saat pengereman sebelum masuk tikungan membuat ban harus bekerja keras.
Bila beban yang diterima begitu besar, ban mudah sekali kehilangan cengkeraman dan menyebabkan mobil mengalami understeer. (Otomotifnet.com)