Parodi Situasi
Bukan Bulan Utang
Masa adven sudah dimulai. Pesta Natal sudah dekat. Tahun baru akan tiba dan itu artinya kita siap
Oleh Maria Matildis Banda
POS-KUPANG.COM - "Ini bulan Desember. Harusnya menjadi Desember ceria. Masa adven sudah dimulai. Pesta Natal sudah dekat. Tahun baru akan tiba dan itu artinya kita siap-siap untuk berjuang lagi untuk 2019! Kenapa wajahmu tertekuk?
Kenapa kamu murung?"
"Kredit belum bayar!"
"Kredit apa?"
"Engkau tahu sendiri saja. Hidup tanpa utang bagai malam tak berbintang!"
• Ramalan Zodiak Pisces di Minggu ini - Dengan Sedikit Ketegasan, ini yang Bakal Terjadi di Hari Jumat
• Jadi Drama Korea Pertama yang Tayang di Youtube, Ini 4 Fakta Drakor Top Management
***
Bukan karena sedih bukan pula karena senang bukan juga karena miris, tetapi gabungan ketiganya. Kalau memang harus tertawa, ya tertawalah! Menertawakan keadaan dan kenyataan juga perlu dihayati dalam kehidupan ini.
"Songsong Natal tahun lalu. Kredit tivi baru, kursi tamu baru, HP baru, pohon natal yang tinggi juga baru, belum lagi pakaian untuk seisi rumah! Tahun ini juga mau kredit alias utang lagi menjelang Natal dan tahun baru!"
"Yang tahun lalu belum lunas. Sekarang mau utang lagi. Mau perlengkapan kamar tidur, perlengkapan dapur, kompor gas, majic com, dispenser, rak besi, cermin besar, kue-kue dan minuman untuk Natal dan tahun baru," tanya Benza "Ini daftar utang yang akan datang?" tanya Benza dan Jaki diam saja.
"Bagaimana bisa tahun lalu belum lunas, sekarang sudah mau utang lagi!" kata Benza. Benza heran melihat temannya yang bernama Jaki itu selalu terlilit hutang setiap menyongsong Natal. "Bagaimana bisa?"
"Pinjam tendes!" Jawab Jaki. "Jumlah utang tahun lalu digabung dengan jumlah utang yang baru, dijumlahkan. Jumlah itulah yang dicicil sepuluh kali. Itulah Benza. Bagaimana bisa ceria?"
"Makanya jangan utang! Supaya ceria!"
"Aduh! Tidak mungkin. Kalau tidak utang mau bisa tampil beda bagaimana? Bagaimana bisa punya barang punya ini dan itu. Namanya juga hari raya yang benar-benar harus dirayakan! Meskipun hutang lagi dan lagi-lagi hutang!"
***
"Hidup tanpa utang bagai sayur tanpa garam!"kata Rara. Dia pun bersiul lagu Malam Kudus sambil mengeluarkan daftar tawaran kredit alias utang. "Ini daftar yang baru. Mau tambah lagi? Biar saya urus satu kali!"
"Jadi Rara yang atur utang piutang ini?" tanya Benza.
"Ya kenapa dan apa urusanmu?" sambar Rara sambil angkat wajahnya.
"Kamu yang kasih utang tendes pada temanmu sendiri?"
"Ya kenapa? Repot?" sambar Rara. "Bagaimana Jaki? Kamu tidak perlu murung begitu. Ini Desember ceria songsong Natal dengan cerita. Utang demi natal. Baju, sepatu, kue-kue dan minuman serba enak. Gengsi kalau tidak utang!"
"Tetapi bulan ini saya tidak bisa bayar!" Jaki kebingungan.
"Santai sa..." kata Rara. "Desember tidak usah bayar utang. Januari bebas bayar utang. Saya mengerti, sangat mengerti. Jadi Februari baru mulai cicil. Bunga utang di bulan Desember dan Januari tinggal disesuaikan."
***
"Hei, Rara!" Nona Mia kecewa dengan Rara. "Kamu tetap tidak berubah ya. Tiap musim Natal setiap tahun kamu datang dengan serangan kredit, utang tendes!
Bagaimana kamu ini! Baju pun utang, sepatu utang, kue dan minuman juga kamu tawarkan untuk utang. Kasihan temanmu sendiri terlilit utang sepanjang waktu."
"Sombong sekali kamu, Nona Mia!" bentak Rara. "Lu sonde pernah utang ko? Hebat sekali," Rara melotot tetapi Nona Mia tidak takut.
"Saya juga kredit. Saya juga utang!" kata Nona Mia.
"Nah, itu dia!" sorak Rara. "Mengaku sudah!"
"Saya kredit harta yang paling saya butuhkan! Dengar baik-baik!" kata Nona Mia dengan tegas.
"Kredit rumah, kredit motor, dan kredit tanah! Itu yang saya butuhkan. Baju, kue-kue, minuman, HP baru, televisi dan lain-lain itu hanyalah keinginan yang tidak penting! Jika satu saat saya punya uang, baru beli HP baru. Jika Natal tahu depan saya punya uang lebih saya beli baju baru. Sekarang saya pakai baju lama saja. Kue-kue juga secukupnya dan tidak ada cerita utang untuk kue, minuman, dan lauk pauk!"
***
"Saya sama dengan Nona Mia!" jawab Benza. "Desember ini saya mulai kredit untuk bangun rumah yang sangat saya butuhkan!"
"Saya tidak jadi utang," sambung Jaki. "Beberapa bulan ke depan saya konsentrasi lunasi utang padamu. Setelah itu saya juga mau kredit beli tanah dan bangun rumah sederhana!"
"Sasaranku bukan hanya kamu bertiga! Aku akan cari orang lain!" kata Rara dengan wajah merah karena marah.
"Desember bukan bulan utang!"
"Desember bulan ceria!"