Berita Kota Kupang

Kompak Kupang Bina Toleransi Sambut Hari Toleransi Sedunia

Komunitas Peace Maker (Kompak) Kupang akan mengadakan dialog bersama para tokoh pemuda memperingati hari Toleransi Sedunia

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GECIO VIANA
Foto bersama usai dialog bersama para tokoh pemuda memperingati hari Toleransi Sedunia, di Ballroom Hotel Neo Aston, Kota Kupang, Jumat, (23/11/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Dalam membina dan memupuk toleransi antar kelompok di Kupang Komunitas Peace Maker (Kompak) Kupang akan mengadakan dialog bersama para tokoh pemuda memperingati hari Toleransi Sedunia, Jumat, (23/11/2018)

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati hari Perdamaian Dunia dilaksanakan di Ballroom Hotel Neo Aston, Kota Kupang dan diikuti oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai organisasi mahasiswa dan komunitas di Kota Kupang.

Baca: Viktor Laiskodat Bilang NTT Belum Miliki Komodo. Begini Alasannya

Baca: Fondasi di Kapela Stasi Nagesapadhi Longsor, Lurah Lapor Bupati dan DPRD.

Kegiatan yang bertema 'Toleransi, Orang Muda Beking Apa?' menampilkan empat narasumber diantaranya, ketua umum PMKRI Cabang Kupang, Christo Kolimon, Ketua Umum PMKRI Cabang Kupang, Engelbertus Boli Tobi, Perwakilan HMI Cabang Kupang, Rossy Bella Oktalia dan perwakilan dari komunitas Sant' Egidio, Johanes B. Avodius Kopo.

Keempat narasumber memberikan pandangan terkait toleransi dan tenggang rasa yany terjalin dengan baik di NTT dan Kota Kupang secara khusus.

Mereka juga menyoroti bahwa intoleransi yang terjadi tidak terlepas dari situasi ekonomi-politik secara nasional dan regional. Terlebih ditengah perhelatan pesta demokrasi.

Mereka mengakui bahwa NTT merupakan sati dari sekian provinsi di Indonesia yang memiliki toleransi antar agama dan etnis yang tinggi.

Pada kesempatan itu juga disepakati hastag yang akan dikampanyekan untuk menangkal isu-isu intoleran dan isu SARA yang secara masif di dunia maya, baik melalui Instragram dan Facebook.

Hastag Itu diantaranya, Toleransi Sebagai Gaya Hidup, Damai NTT Damai Indonesia, Kita Pancasila, NTT Bebas Hoax dan Merdeka.

Sementara itu, anggota Kompak Kupang, Lusia Carningsi Bunga, mengatakan Kompak sebagai orang orang muda lintas agama sebagai 'terrminal' untuk menjembatani komunikasi antar agama dan antar kepercayaan supaya tidak terjadi miss komunikasi.

"Kita mengambil kesempatan ini, seberapa besar sih yang bisa cepat sumbangkan dari titik kecil Kota Kupang ini atau dalam konteks provinsi NTT ini kepada dunia. Kita kita punya semangat kompak itu dari Kupang untuk Indonesia damai, damai NTT, Damai negeriku," ungkapnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga ingin mengkampanyekan toleransi yang ada di NTT kepada masyarakat luas di Indonesia.

"Kita ingin hal ini juga booming bahwa toleransi yang dirasakan oleh teman-teman muslim, Budha maupun Hindu di sini dapat dirasakan oleh teman-teman di Jawa atau di daerah lain di indonesia bawah kita ingin membuka pekat mayoritas dan minoritas. Kita ingin menyampaikan bahwa hak asasi manusia itu pantas setiap orang dapatkan sebagai manusia apapun itu identitasnya," ujarnya.

Dia mengaku, pihaknya juga ingin mengkanter isu negatif dan narasi-narasi yang provokatif dimana tersebar luas dan memiliki potensi untuk memecah belah persatuan dan toleransi di tanah air.

"Kalau di Pulau Jawa memang di Tweeter tapi di Kupang ini didapatkan banyak dari Instagram dan FB. Jadi kita ingin mengkanter nilai-nilai negatif itu lewat gerakan sosial media kita yang lebih ramah sehingga dengan kegiatan-kegiatan kita misalnya menolong orang yang miskin, buka puasa bersama menjaga hari raya orang lain dan juga kegiatan kemanusiaan yang lain kita ingin gerakan pancasila sebagai rumah bersama karena kekhawatiran kita kehadiran kita hari ini Pancasila mulai dirongrong," jelasnya

Dia menjelaskan, pemerintah juga menjadi hal penting titik fokus pihaknya dalam gerakan komunitas orang muda lintas agama.

Selain itu, ia juga berharap masyarakat tidak terbawa dengan berita-berita dan narasi-narasi yang provokatif serta berita hoax dengan teliti dan memverifikasi konten yang ada.(*)

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved