Berita NTT
Viktor Laiskodat Masih Singgung Sampah di Labuan Bajo dan Kota Kupang
"Labuan Bajo adalah kota yang aneh di daerah ini. Kenapa saya bilang begitu, karena setiap satu meter ada bak sampah dan syaratnya harus 50 meter.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM /KUPANG - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kembali menyinggung sampah di Labuan Bajo dan Kota Kupang.
Viktor menyampaikan hal ini pada acara Musrenbang RPJMD NTT 2018-2023 di Hotel Aston, Jumat (23/11/2018).Hadir dalam kegiatan ini, Wagub NTT, Viktor Josef Nae Soi, Sekda NTT, Ben Polo Maing, Asisten II, Alex Sena, Pimpinan perangkat daerah Lingkup Pemprov, para bupati dan Walikota Kupang. Hadir pula beberapa Lembaga Swasta.
"Labuan Bajo adalah kota yang aneh di daerah ini. Kenapa saya bilang begitu, karena setiap satu meter ada bak sampah dan syaratnya harus 50 meter. Namun, aneh sampahnya banyak berada di luar tempat sampah," kata Viktor.
Selaian sampah, ia mengatakan, laut di Labuan Bajo sudah berbau dan itu menandakan bahwa lingkungan sudah rusak.
Baca: Wakapolda NTT Ajak Semua Komponen Masyarakat Bekerjasama Cegah Pengiriman TKI/TKW Ilegal
"Ketia saya ada di Labuan Bajo, saya sempat ditahan oleh seorang Pastor dari Austria. Dia katakan, daerah ini adalah tempat bagus, hanya saja kita tidak jaga lingkungan. Saya katakan, beri waktu enam bulan dan Pastor kembali ke sini dan lihat lagi," kata Viktor.
Dikatakan, di Labuan Bajo harus mencerminkan NTT, karena itu sampah harus mendapat perhatian.
"Masa ada kandang ayam dan babi di dalam kota. Rumah-rumah jangan jadi kandang, tetapi sebaliknya harus jadi home stay-home stay," katanya.
Untuk kawasan TNK , Viktor mengatakan, perlu diatur agar wisatawan yang masuk harus memberi dampak luar biasa bagi daerah.
"Kita harus tetapkan lagi berapa harga masuk ke sana, berapa orang yang masuk. Kita butuh tata itu.
Apakah ada komodo ada di lain tempat,? Kita tidak butuh orang banyak masuk di TNK tapi butuh bayaran banyak,," ujarnya.
Dia mengatakan, Komodo dikenal dari Bali dan itu melecehkan atau penghinaan bagi NTT.
"Tapi kalau dibayar mahal maka kita akan atur dan tata sehingga orang yang masuk di sana benar-benar berkontribusi juga bagi daerah," ujarnya.
Sedangkan Kota Kupang juga, ia mengakui masih kotor.
"Kota Kupang juga masih bau. Orang kalau lihat laut bau, dia sudah tidak senang. Karena itu peran pak wali untuk pelaksanaan Pembangunan," katanya.
Untuk kota Kupang, dia menyetujui dengan Walikota Kupang bahwa Kota Kupang adalah teras NTT.