Berita Kesehatan

Sedih Kehilangan Orangtua atau Keluarga Karena Kematian, Ini Cara Atasi Kesedihanmu

Sedih kehilangan orangtua atau keluarga Karena kematian, ini cara mengatasinya agar tidak sedih berlarut-larut.

ist
ilustrasi kematian 

POS-KUPANG.COM - Setiap orang pasti merasa sedih ketika kehilangan orangtua atau keluarga Karena kematian, ini cara mengatasinya agar tidak sedih berlarut-larut.

Sesuatu yang sangat berharga baru terasa bernilai jika kita sudah kehilangannya. Seperti halnya kehilangan orangtua atau saudara/i akibat kematian

Saat keluarga kita meninggal dunia, kita baru merasa kehilangan peran besar dia. Hal inilah yang membuat kita belajar, kenapa manusia hidup dan meninggal dunia.

Ayah dan ibu, kakak atau adik memiliki peran masing-masing yang tidak dapat tergantikan dalam struktur keluarga maupun pembentukan karakter anak dan saudara lainnya. Saat anggota keluarga kita meninggal dunia, tentu kita akan merasa sangat sedih, apalagi jika kehilangan orangtua.

Begitupun saat kita kehilangan kakak atau adik kita, pasti kita juga akan merasa sedih. Terlebih jika semasa hidulnya, kita sangat dekat, selalu bersama dan saling curhat tentang apa saja.
Tentunya kepeegiannya akan menoreh luka dan kesedihan mendalam.

Baca: Penjelasan Gading Marten Soal Perceraiannya dengan Gisella Sangat Mengharukan

Lalu bagaimana cara kita sebagai anak, adik, kakak, dalam menyikapi jika satu dari mereka harus kembali kepada Sang Pencipta terlebih dahulu?

1. Berhenti Meratapi

Manusiawi memang rasa sedih kita rasakan sehingga setiap hari kota pasti akan meratap, bersedih, menangis dan hilang semangat. Karena orang yang meninggal adalah bagian terpenting dalam hidup kita. Tapi kita harus memberi batasan dan jangan sampai terlarut dalam kesedihan.

Kita boleh bersedih tapi jangan teeus terusan bersedih dan mempertontonkan kesedihan itu ke depan publik. Karena hal itu tak ada gunanya bahkan bisa menimbulkan hal negatif bagi kita sendiri.

Satu hal yang harus kita sadari bahwa siapapaun yang meninggal, orangtua, kakak adik atau saudara/i kita, garis keluarga kita itu tidak akan putus. Kepergian mereka karena kematian itu bulan perpisahan selamanya, melainkan mereka hanya melangkah lebih maju dari kita, menuju kedunia yang semakin dekat dengan Tuhan.

Yang mereka butuhkan bukan "airmata" kita, bukan kesedihan kita tapi mereka membutuhkan doa. Dan mereka berharap kita bisa melangsungkan hidup kita dengan lebih bertanggungjawab sesuai peran kita.

Jadi daripada terus meratap, menangis dan bersedih, lebih baik kita berdoa, berdoa untuk mereka dan juga kita melanujutkan hidup kita dengan lebih baik. Mungkin hal itu sulit kita lakukan dan membutuhkan waktu.

Namun ratapan kesedihan dan tangisan tak berkesudahan itu lebih tidak berarti lagu. Ingat, saat kehilangannya, bukan hanya kamu yang merasa kehilangan. Tetapi juga ayah atau mungkin ibumu yang jauh memiliki ikatan dan kenangan yang lebih mendalam. Begitu juga saudara-saudaramu yang lain. Mereka juga pasti bersedih. 

Tapi sedihlah sewajarnya. Jangan takut digunjing dianggap tidak sedih. Bersikaplah realistis. Wujudkan rasa sayang kepada orangtua, saudara, anak lain yang masih hidup di dunia inj dengan cara yang benar.

Baca: Kenangan Manis Awal Kisah Cinta Gading dan Gisella Anastasia, Kado Bunga Merah

2. Menerima jika kondisi keluargamu sekarang berbeda

Lehilangan orangtua atau anggota keluarga tentu membuat ada perubahan dalam keluarga.
Sebelum proses penyesuaian, kita harus belajar menerima keadaan keluarga kini dan belajarlah. Bukan hanya sekadar ikhlas kehilangan. Tetapi juga ikhlas dengan kondisi keluarga yang kini berbeda.

Misalnya jika kamu kehilangan ayah, otomatis berbagai hal yang biasanya dibantu ayahmu kini tidak dapat lagi dilakukan seperti dulu. Apakah hanya kamu yang merasakan?

Tidak. Ayah atau ibu yang masih hidup jauh lebih menerima dampak yang lebih besar. Tanggung jawab mereka bertambah. Mereka juga kehilangan teman untuk berdiskusi menyelesaikan segala permasalahan keluarga. Atau jika kehilangan kaka dan adik,

Yang biasanya sering bersama kita, berdiskusi dan curhat, tentu akan ada kerinduan untuk bercerita dengannya. Jika rasa ini muncul, berdoalah.

3. Segera Ambil Alih Peran

Ibarat sebuah meja yang mempunyai empat kaki, jika satu dari kaki meja itu hilang tentu saja meja itu tidak akan dapat berdiri sempurna seperti sedia kala.

Sama halnya saat satu dari orangtua meninggal, atau saudara/i atau anak kita meninggal dunia maka kehidupan keluarga pasti akan mengalami "kepincangan".

Oleh sebab itu sebisa mungkin, beranilah mengambil peran dari sesuatu yang paling kita bisa. Menggantikan perannya.  Atau jika kamu memiliki saudara lain maka ajaklah saudaramu berbagi dalam mengambil peran pengganti dari orang yang sudah meninggal dunia.

Tapi jika yang lain tidak bisa menggantikan peran itu maka kita mesti berani bertanggungjawab mengambil perannya.

Kita juga harus berperan dalam keluarga agar kehidupan tetap berjalan meski harus kehilangan 'satu kaki'. Anggap saja ini adalah latihan pendewasaan.

Kita boleh merasa kehilangan, tapi kita tidak boleh kehilangan kehidupan kita. Karena kita masih memiliki kehidupan yang mesti kita jalani, kita masih memiliki tanggungjawan untuk kita lakukan.

Baca: Ditanya Kapan Nikahi Syahrini, Mantan Pacar Luna Maya, Reino Barack Menjawab Seperti Ini

4. Bersyukurlah

Bersyukur. Jangan pernah sekalipun menyalahkan Tuhan meski kita merasa amat sangat masih membutuhkan satu dari orangtua atau saudara/i kita yang meninggal dunia. 

Ingat bahwa Tuhan selalu memberi apa yang dibutuhkan hambanya dan tidak pernah memberi beban melebihi kemampuan hambanya. Bukankah kamu masih memiliki oramgtua, saudara yang lain, anak atau keluarga lain?

Jangan lagi berswdih? Jika kita sibuk meratapi, bersedih atas kehilangan, ingatlah bahwa kita masih memiliki orangtua, saudara dan anak. Jangan sampai kesedihan kita membuat perhatian kita luput dari mereka yang masih hidup dan jangkau keberadaannya.

5. Belajarlah

Suatu siklus yang tak pernah berhenti bahkan sekalipun kita sudah tua adalah BELAJAR. Ya, saat kehilangan satu dari orangtua, atau kakak adik, secara tidak langsung hal ini akan membuat kita mengetahui banyak hal tentang peran orangtua atau kakak adik kita itu yang sesungguhnya.
Belajarlah untuk menerima keadaan, kondisi dan menerima peristiwa kematian.

6. Bangkit Melangsungkan hidup

Satu hal setelah kita merasa kehilangan adalah kita merasa 'berdosa' karena belum atau bahkan tidak mampu membahagiakan orang yang sudah meninggal dunia itu. Sehingga kita menjadi menyesal, kecewa dan terluka.

Hentikanlah pemikiran seperti ini. Kita tidak hidup dalam drama yang melankolis. Sekarang kita sedang menjalani kehidupan nyata. Buang jauh kata "Seandainya beliau masih hidup", gantilah dengan "Di manapun orangtua atau saudara atau anak saya, saya akan terus melangsungkan hidup dan bertanggungjawan atas kehidupan ini,".

Kita tidak perlu merasa bersalah karena kita belum dapat membahagiakan orang yang telah meninggal dunia itu. Kita harus bangkit dan mewujudkan apa yang bisa membuat orang yang sudah meninggal dunia itu bahagia.  Tidak peduli mereka masih hidup atau tidak.

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Kamis 22 November 2018, Cancer Menahan Amarah, Taurus Berselisih

Kita harus tetap memegang teguh bahwa orangtua dan saudara/i kita telah memberikan kenangan dan pendidikan yang baik saat menjalani hidup ini. Jadi kita harus tetap memberikan yang terbaik bagi kehidupan kita dan orang orang yang masih hidup sekalipun orangtua atau kakak adik kita tidak bersama kita lagi di dunia.

7. Berdoa

Doa bisa menyelesaikan segala hal. Namun hendaknya kita tidak saja berdoa untuk bisa menghilangkan kesedihan kehilangan orang yang kita cintai.

Lebih dari itu kita juga mesti berusaha agar tetap kuat dan berusaha mau menjalani kenyataan ini. Minta kekuatan dari Tuhan agar kita bisa menjalani cobaan dan peristiwa kematian yang menimpa orang yang kita sayangi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved