Berita Kabupaten Sikka

Kasihan Guru Honor di  Sikka! Mengajar di Sekolah  Gantungkan  Hidup di Kebun 

2.000 orang guru honor mengajar pada berbagai jenjang pendidikan di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak

Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Kasihan Guru Honor di  Sikka! Mengajar di Sekolah  Gantungkan  Hidup di Kebun 
POS KUPANG/EUGINIUS MO'A
Stef Sumandi

Laporan Wartawan Pos-kupang.com,Eginius Mo’a

POS-KUPANG.COM, MAUMERE---Sedikitnya  2.000 orang guru honor mengajar   pada berbagai jenjang pendidikan di  Kabupaten  Sikka, Pulau Flores,  Propinsi Nusa Tenggara  Timur   (NTT) sejak   tahun 2014.  

Sampai   akhir   tahun   2018,   hanya 750 orang guru honor yang   mendapatkan  alokasi  anggaran  dari  APBD   Sikka.  Masih  terdapat  1.250 orang guru honor   menghabiskan  waktunya di sekolah  menggantungkan  hidup dari kebun.

Baca: ‎Mahasiswa Bisa Kehilangan Hak Pilih saat Pemilu!

“Tahun 2019 tidak  ada kontribusi  dari  APBD   Sikka buat para guru  honor. Mereka habiskan waktu enam  hari setiap  minggu  di sekolah tetapi    masih kerja kebun  setiap hari. Honor  yang diberikan  tidak cukup untuk  hidup,” ujar anggota DPRD  Sikka, Stef Sumandi, S.Fil,   menanggapi jawaban Bupati Sikka,  Fransiskus   Roberto Diogo  atas pidato pengantar bupati   terhadap Ranperda APBD  2019, Kamis   (22/11/2018) di Maumere.

Tugas  yang diemban guru honor, kata  Stef,  sama dengan status  guru-guru ASN  sama-sama menyiapkan  generasi  masa depan daerah dan negara.    

Stef,  mengatakan   para guru  yang tidak mendapatkan  honor   Rp 500 ribu/bulan dari  APBD   menggantungkan  nasib   mereka dari komite sekolah. Besarnya bervariasi sesuai  kemampuan setiap sekolah.

“Rata-rata  honor yang diterima sebulan  dari  APBD ditambah  komite  sekolah masih   jauh dibawah  upah  minium  propinsi.  Apalagi guru  honor  yang tidak terima  honor  dari APBD.Padahal  beban  mengajarnya   tidak  beda dengan guru-guru  tetap  ASN  atau guru  tetap  swasta,”  ujar  Stef.

Stef  mengharapkan pemerintah  lebih bijaksana  memikirkan nasib  guru honor.  Tuntutan mutu  pendidikan yang makin baik  dari  waktu  ke waktu tidak bisa dipisahkan dengan  nasib para guru. *)

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved