Berita Lifestyle
Waktu yang Ideal untuk Anda Bermain di Media Sosial
Kegiatan untuk berselancar di dunia maya memang menyenangkan.Saking menyenangkannya, kita bisa sampai lupa waktu.
POS-KUPANG.COM--Kegiatan untuk berselancar di dunia maya memang menyenangkan.
Saking menyenangkannya, kita bisa sampai lupa waktu.
Kita harus tetap memerhatikan berapa lama harus berhadapan dengan media sosial, baik itu Twitter, Facebook, atau Instagram.
Penelitian mengungkapkan durasi seseorang menatap layar media sosial bisa berdampak pada kesehatan mentalnya.
Baca: Verrell Bramasta Curhat Saat Angkat Kaki dari Rumah. Begini Kisahnya!
Baca: Wajib Tahu! 6 Kebiasaan Makan Makanan yang Merusak Ginjal
Studi terbaru yang dilakukan peneliti di University of Pennsylvania, dalam Journal of Social and Clinical Psychology menyarankan kita untuk mengurangi penggunaan media sosial 30 menit dalam sehari.
Para ilmuwan melakukan dua percobaan terpisah, satu di musim gugur dan satu lagi di musim semi.
Peneliti meneliti penggunaan media sosial (Snapchat, Instagram, dan Facebook) pada 143 mahasiswa sarjana di rentang usia 18-22.
Mereka menyurvei kesehatan mental siswa berdasarkan banyak faktor, seperti kesepian, harga diri, kecemasan, dukungan sosial, dan depresi.
Di bagi dalam dua kelompok, peserta kelompok pertama diperintahkan untuk menggunakan sosial media sebagaimana biasanya.
Kelompok kedua, ditugaskan untuk mengurangi 10 menit penggunaan media sosial setiap harinya.
Pengurangan 30 menit dalam penggunaan media sosial dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan seseorang.
“Pemotongan waktu 30 menit penggunaan menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kesejahteraan," tulis peneliti.
Kelompok itu juga mengalami penurunan yang signifikan dalam kesepian, depresi, penurunan ketakutan, serta kecemasan.
Intinya, salah satu penulis studi, Melissa Hunt menjelaskan mengurangi penggunaan media sosial bisa menuruntkan tingkat depresi dan kesepian seseorang.
“Menggunakan lebih sedikit media sosial daripada biasanya akan menyebabkan penurunan yang signifikan pada depresi dan kesepian. Efek ini sangat terasa bagi orang yang sering tertekan ketika datang ke ruang kerja,” katanya.
Ia juga menegaskan, jika kita terlalu sering melihat kehidupan orang lain di Instagram, kita akan mudah menyimpulkan jika kehidupan orang lain lebih baik dari hidup kita.
Sebuah studi 2017 dari Royal Society for Public Health dan Young Health Movement yang menyurvei hampir 1.500 remaja berusia 14 hingga 24 tahun di Inggris menemukan, Instagram punya efek paling negatif bagi tubuh, kesulitan tidur, hingga kesehatan mental secara keseluruhan.
“Aplikasi Instagram dan Snapchat mampu mendorong perasaan tidak mampu dan kecemasan pada anak muda,” ujar Shirley Cramer, kepala eksekutif Royal Society for Public Health.
Yuk Sahabat kita coba untuk mulai kurangi penggunaan media sosial, dan berfokus pada kehidupan nyata bersama rekan serta keluarga.(*)