Berita Kabupaten TTU Terkini

BPBD Provinsi NTT Gelar Pelatihan dan Praktek Mitigasi Struktural Partisipatif di Desa Seo

BPBD Provinsi NTT menggelar pelatihan dan praktek mitigasi struktural partisipatif di Desa Seo, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Aminudin (tengah) dari Direktorat Pengurangan Resiko Bencana BNPB saat hadir dalam kegiatan pelatihan dan praktek mitigasi struktural partisipatif di Desa Seo, Kamis (15/11/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pelatihan dan praktek mitigasi struktural partisipatif di Desa Seo, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Pelatihan dan praktik mitigasi struktural partisipasi merupakan program dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diberikan kepada BPBD Provinsi NTT. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal (15-17/11/2018).

"Jadi kami memberikan fasilitasi kepada BPBD Provinsi NTT, untuk melaksanakan kegiatan ini. Sebelumnya kami lakukan kegiatan ini di lima lokasi diantaranya di Kabupaten Buton, Kota Kupang, TTS, Kabupaten Kupang, dan TTU," ungkap Aminudin dari Direktorat Pengurangan Resiko Bencana BNPB di Desa Seo, Kamis (15/11/2018).

Baca: 150 Siswa Hadiri Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun di Gedung PKK Provinsi NTT

Aminudin mengatakan, program tersebut bukan merupakan solusi terakhir untuk membantu masyarakat dalam memgatasi kekeringan, namun dijadikan sebagai pemantik sehingga diharapkan dapat memicu pemerintah maupun lembaga usaha, atau NGO sekitar dalam membantu masyarakat di Provinsi NTT.

Baca: Ketua DPRD Flotim Minta Para Caleg Junjung Tinggi Etika dalam Berpolitik

"Jadi ini sebagai salah satu alternatif lapangan dengan memanen air hujan. Kedepannya supaya bisa direplikasi, sehingga tahun depan ada anggarannya atau dibantu dari dana-dana lainnya. Bisa juga nanti kerjasama dengan dinas lingkungan hidup, dengan dinas PU maupun dinas lainnya," ujarnya.

Aminudin menjelaskan, salah satu bentuk dari kegiatan pelatihan dan praktek mitigasi struktural partisipatif tersebut dengan pemanfaatan air hujan. Prinsipnya, kata Aminudi, air hujan yang jatuh ke seng atap rumah, ditampung di dalam tandom dengan tiga saringan.

"Jadi air hasil dari tiga saringan itu dimasukan ke dalam tandom dan itu sudah menjadi air bersih. Air itu sudah dapat digunakan sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti air untuk kebutihan konsumsi, air mandi, dan kebutihan sehari-hari lainnya," ujarnya.

Aminudin menambahkan, jika air hujan yang ditampung dalam tandom tersebut berlebihan, maka dapat ditampung di berbagai wadah, seperti bak air, kolam, maupun di embung. Jika masih ada sisa air hujan, tambah Aminudin, maka bisa dimasukan ke dalam tanah sehingga cadangan air di dalam tanah menjadi bertambah.

"Jadi kita harapkan, kalau nanti pada saat musim hujan, masyarakat jangan menggunakan air tanah, tapi gunakanlah air hujan, supaya air tanah dapat dipakai pada saat kering," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved