Berita NTT Terkini
Wagub NTT Josef A Nae Soi Apresiasi Kerja Pemulung
mengapresiasi pekerjaan para pemulung. Karena mengolah barang yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada ketulusan dan keikhlasan dalam
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/KUPANG -- Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef A Nae Soi memberi apresiasi kepada para pemulung sampah di tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak,Kota Kupang. Pemulung juga merupakan suatu pekerjaan yang terhormat.
Josef menyampaikan hal ini dalam sambutannya pada acara Penutupan Forum Komunikasi Wilayah Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Forkomwil PUSPA) di TPA Alak, Jumat (9/11/2018).
Hadir pada kesempatan ini, Kepala Dinas Sosial NTT, Kepala Biro Kesra NTT, Barthol Badar, Kepala Biro Humas NTT,Semuel Pakereng, anggota PUSPA, para pemulung, masyarakat, insan pers dan undangan lainnya.
Dalam siaran pers dari Biro Humas Setda NTT , menyebutkan saat itu Wagub NTT selain memberikan apresiasi juga memberi peneguhan bagi para pemulung di TPA Alak.
"Jangan berkecil hati.Gubernur dan Wakil Gubernur(mu) pernah hidup pada TPA di Jakarta. Bung Viktor dan Josef Nae Soi pernah bergelut dalam bidang ini. Saya kira, kita harus mati dulu dalam hidup supaya menemukan kehidupan," kata Josef.
Josef Nae Soi secara khusus mengapresiasi pekerjaan para pemulung. Karena mengolah barang yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada ketulusan dan keikhlasan dalam pekerjaan sebagai pemulung.
"Bapa-mama tentu sudah melakukan sesuatu yang mulia secara sosial. Menjadikan sampah lebih manusiawi dan bermartabat. Bapa-mama beda dengan kami. Kalau kami kerja karena ada gaji, bapa-mama kerja dengan sukarela. Saya angkat topi kepada bapa-mama. Kerja terus, kerja keras, yakinlah pasti akan ada hasil yang besar, "kata Wagub.
Karenanya, Wagub meminta agar para pemulung tidak tergoda untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri. Karena di luar negeri, tidak seperti yang kita bayangkan. Jangan pikir kerjanya lebih hebat, gampang cari uang.
"Jangan tergiur untuk merelakan anak-anak kita dengan uang satu,dua juta atau lebih dari para calo tenaga kerja. Karena boleh jadi mereka tidak akan dipekerjakan di kebun sawit, restoran atau pabrik, tetapi malah dilecehkan, " kata Wagub.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub mengungkapkan kesediaan untuk segera mengadakan beberapa perlengkapan yang menjadi kebutuhan mendesak dari para pemulung. Berupa mesin pengolah sampah, fiber, terpal dan lampu meteran.
"Permintaan-permintaan ini tidak terlalu besar. Kalau permintaan begini, kita tidak boleh tunda lagi.Langsung aja. Kalau bisa secepatnya.Mungkin bukan besok, tapi minggu depanlah, "janji Wagub dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi NTT, Bernadeth Maria Usboko mengatakan, kegiatan PUSPA ini sudah dimulai sejak tanggal 18 Oktober. Melibatkan para pemulung TPA Alak.
Ada lima tahapan kegiatan yakni sosialisasi akses partisipasi kontrol dan manfaat, sosialisasi perlindungan hak perempuan, kegiatan daur ulang sampah jadi pupuk bokasi, sehari bersama anak serta sosialisasi dan advokasi perlindugan anak.
"Kami berharap pupuk bokasi dapat dimanfaatkan untuk mendukung program revolusi hijau berupa penanaman kelor. Kami bersama-sama masyarakat di sini juga akan menanam kelor di lingkungan TPA ini," jelas Bernadeth Usboko.
Untuk diketahui PUSPA adalah suatu gerakan yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, pencegahan perdagangan orang dan mengakhiri kesenjanagan ekonomi perempuan dan laki-laki.
Gerakan ini merupakan kolaborasi antara berbagai LSM dan masyarakat yang punya konsen terhadap perempuan dan anak bersama dengan Dinas P3A Provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Wagub menyerahakan perlengkapan kits dari PUSPA kepada pemulung yakni topi, rompi dan sepatu bot.
Karo Humas Setda NTT, Drs. Semuel Pakereng,M.Si mengatakan, kegiatan PUSPA itu digelar oleh Dinas P3A NTT yang sudah berlangsung sejak pertengahan Oktober 2018 lalu. Kegiatan itu berpusat di lokasi TPA Alak,Kota Kupang. (*)