Berita Nasional
Nonton Film A Man Called Ahok, Fifi: Sedih Kok Papa Saya Kayak Gitu Cara Pakaiannya
Adik Basuki Tjahaja Purnama Fifi Lety menyampaikan kekecewaan terhadap film A Man Called Ahok.
POS-KUPANG.COM - Adik Basuki Tjahaja Purnama Fifi Lety menyampaikan kekecewaan terhadap film A Man Called Ahok.
Hal tersebut disampaikan di akun Instagram Fifi Lety, @fifiletytjahajapurnama, Senin(6/11/2018).
Fifi Lety mengatakan bahwa akan mengembalikan semua rasa kekecewaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ia mengatakan seandainya sang ayah masih hidup maka akan marah terhadap mereka karena sudah merusak gambaran dirinya.
Menurutnya tidak pantas mereka mempertontonkan hidup sang ayah dengan cara tersebut.
Kemudian ia mengatakan walau seperti itu ia berdoa terhadap orang yang telah menyakiti sang ayah.
Dia sengaja mengunggah bunga karena menurutnya sebagai tanda kematian hati nurani dan tanda duka cita.
"Ku kembalikan semua kecewa dan Sedih padaMu. Ooh...Papaku, seandainya masih Hidup pasti marah sekali dgn mrk Yg merusak image dan gambaran dirimu. Tidak pantas mrk menpertontonkan Hidupmu dgn cara spt ini. Tetapi Aku percaya dan aku Berdoa malam ini Mazmur 37 tjd pada mrk yang telah menyakitimu 🙠Bunga ini tanda kematian hati nurani, tanda dukacita Yg dalam. Tuhan Kalaulah pembela Papaku," tulis Fifi Lety.
Baca: Nonton Film A Man Called Ahok, Basuri Tjahaja Purnama Merasa Emosional dan Menangis
Diketahui, film 'A Man Called Ahok' akan tayang perdana secara serentak di Indonesia pada 8 November mendatang.
Film ini dibintangi Daniel Mananta (Ahok dewasa), Denny Sumargo (Kim Nam muda), Chew Kin Wah (Kim Nam tua), Eriska Rein (ibunda Ahok muda), Jill Gladys (Vivi/adik Ahok), Sita Nursanti (ibunda Ahok tua), Donny Damara (pejabat pemerintahan Belitung Timur), dan Ferry Salim (Koh Asun).
Belum puas mengungkapkan kekecewaan, Fifi kembali memposting alasannya yang membuat ia kecewa pada film tersebut.
"Buat yg kangen dan mau tahu kebenaran, nonton lah you tube ini dan bacalah Buku A man called Ahok. Karena Waktu bikin Buku dan you tube ini masih jujur research dan buat cerita Yg benar2 berdasarkan bukti fakta Yg ada makanya kita approved.
Tetapi Ternyata setelah film jadi ....saya engak tega nontonnya masa kecil Kami dan papa Mama kami Jadi beda bahkan sopir kami pun beda k
Bukankah true story Harusnya sama dgn cerita aslinya dan org2 Yg Di cerita kan sebaik mungkin sesuai dgn karakter yg ada?
Film2 bagus hasil karya Yg baik sampai baju pun Di sama kan dgn zaman dan tokoh tersebut.