Berita Hari Sumpah Pemuda 2018

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 - Mohammad Yamin, Tokoh Bangsa Perumus Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 - Mohammad Yamin, Tokoh Bangsa Perumus Sumpah Pemuda

Editor: Fredrikus Royanto Bau
PRINT SCREEN POS-KUPANG.COM/jejaksejarah.weebly.com
Hari Sumpah Pemuda 1928, Mohammad Yamin, Tokoh bangsa perumus Sumpah Pemuda 

Mereka tertarik terhadap pemaparan Mohammad Yamin, terutama mengenai persatuan.

Banyak yang meyakini bahwa pemakaian bahasa Melayu yang memang sudah banyak digunakan sebagai bahasa pengantar selain bahasa Belanda dan bahasa Arab, akan digunakan sebagai bahasa pengantar di Indonesia.

Jong Sumatranen Bond sendiri pernah mendiskusikan bahasa persatuan ini sejak 1923. Kelak, penggunaan "bahasa Indonesia" ini diharapkan mendesak penggunaan bahasa Belanda.

Kongres Pemuda I memang belum berhasil menyatukan kelompok pemuda dalam satu organisasi.

Namun, konsep mengenai persatuan Indonesia semakin benderang.

Pemuda 28 Oktober 1928 di halaman depan Gedung IC, Jl. Kramat 106, Jakarta.

Tampak duduk dari kiri ke kanan antara lain (Prof.) Mr. Sunario, (Dr.) Sumarsono, (Dr.) Sapuan Saatrosatomo, (Dr.) Zakar, Antapermana, (Prof. Drs.) Moh. Sigit, (Dr.) Muljotarun, Mardani, Suprodjo, (Dr.) Siwy, (Dr.) Sudjito, (Dr.) Maluhollo. Berdiri dari kiri ke kanan antara lain (Prof. Mr.) Muh. Yamin, (Dr.) Suwondo (Tasikmalaya), (Prof. Dr.) Abu Hanafiah, Amilius, (Dr.) Mursito, (Mr.) Tamzil, (Dr.) Suparto, (Dr.) Malzar, (Dr.) M. Agus, (Mr.) Zainal Abidin, Sugito, (Dr.) H. Moh. Mahjudin, (Dr.) Santoso, Adang Kadarusman, (Dr.) Sulaiman, Siregar, (Prof. Dr.) Sudiono Pusponegoro, (Dr.) Suhardi Hardjolukito, (Dr.) Pangaribuan Siregar dan lain-lain. (Dok. Kompas)

Menuju Sumpah

Kongres Pemuda I belum bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti.

Akan tetapi, pidato Mohammad Yamin menimbulkan gejolak semangat yang baru.

Sebelum melakukan pertemuan akbar kedua, para pemuda kembali berupaya menyatukan sejumlah organisasi untuk fusi dalam satu wadah.

Perhimpunan Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPKI) menyepakati hal itu.

Kemudian, banyak organisasi pemuda yang memilih untuk fusi dalam satu wadah.

Namun, Mohammad Yamin menolak dilakukannya fusi organisasi pemuda.

Yamin lebih memilih dibentuknya federasi dari perkumpulan-perkumpulan yang ada.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved