Berita NTT Terkini
Dua Pria Ini Nekat Selundupkan Calon TKW Asal Nekmese Kabupaten Kupang
Dua pria asal Kabupaten Kupang, Nitanel Namah dan Hendrik Bani nekat menyelundupkan calon TKI, Katarina Kehi, ke Malaysia.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dua pria asal Kabupaten Kupang, Nitanel Namah dan Hendrik Bani nekat menyelundupkan calon TKI, Katarina Kehi, ke Malaysia.
Nitanel dan Hendrik diketahui tinggal sekampung dengan Katrin di Nekmese, Kabupaten Kupang, dan akan berangkat bersama-sama dengan Katarina ke Malaysia.
Beruntung Satgaspam Bandara El Tari Kupang, berhasil menggagalkan keberangkatan mereka.
Baca: Alumni Teknik Informatika Unwira Bertemu Mahasiswa
Satgaspam menaruh curiga melihat gerak-gerik Nitanel, Hendrik dan Katarina saat berada di Counter cek in Bandara El Tari Kupang, Sabtu (27/10/2018).
Saat diinterogasi petugas, Nitanel dan Hendrik mengaku bahwa mereka akan berangkat ke Pangkal Pinang untuk bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit.
Baca: Penutupan Mabim Jurusan PTK Undana Berlangsung Meriah
Sementara itu Katarina mengaku bahwa dirinya ke Pangkal Pinang untuk mengunjungi suaminya.
Satgaspam lalu menghubungi orangtua Katarina untuk memastikan tujuan keberangkatannya.
Kepada Satgaspam, Adolfina Kehi, ibu dari Katarina, mengatakan, bahwa NN dan HB akan berangkat ke Malaysia. Ia baru tahu dan kaget bahwa kalau anaknya juga ikut.
Adolfina lalu bergegas menuju Pos Satgasnaker Bandara El Tari. Sesampainya di sana, Adolfina dengan tegas meminta keberangkatan anaknya dibatalkan.
Ia juga menuntut agar Nitanel dan Hendrik yang membawa anaknya secara diam-diam, harus bertanggung jawab.
Namun Hendrik dan Nitanel memohon kepada Adolfina agar mereka tidak dilaporkan ke polisi. Adolfina akhirnya memafkan keduanya dan mengingatkan agar tidak mengulangi perbuatan mereka.
Volkes Nanis, SH. MH., Satgaspam Bandara El Tari Kupang, saat dihubungi POS-KUPANG.COM, mengatakan, ketiganya (Nitanel, Hendrik dan Katarina) menipu petugas supaya mereka bisa lolos ke Malaysia.
"Keterangan awal yang mereka sampaikan di awal-awal saat interogasi hanya untuk mengelabui petugas supaya mereka bisa lolos," ungkap Volkes.
Usai diintegrasi, Hendrik, Nitanel dan Katarina diserahkan kepada Satgasnaker untuk mendapat pembinaan. Ketiga lalu dipulangkan ke kampung halaman mereka. (*)