Berita Kabupaten Sumba Barat

Tarif Dobel! Penumpang Keberatan Turun di Terminal Weekarou

penumpang keberatan kebijakan Pemkab Sumba Barat menurunkan penumpang di Terminal Weekarou. Padahal jarak terminal ke pasar

Penulis: Petrus Piter | Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.com/Petrus Piter
suasana petugas Dinas Perhubungan Sumba Barat sedang memberikan pemahaman kepada penumpang yang baru saja turun di Terminal Weekarou, Selasa (23/19/2018) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, petrus piter

POS-KUPANG.COM/WAIKABUBAK---Para penumpang mengaku sangat keberatan dengan kebijakan pemerintah Kabupaten Sumba Barat menurunkan penumpang di terminal Weekarou. Padahal jarak terminal ke pasar Weekarou, sekitar 500 meter saja.

Kami meminta, pemerintah cukup menarik biaya retribusi terminal, lalu membolehkan angkutan menurunkan penumpang di pasar. Kasihan kami pak, harus membayar dobel biaya pengangkutan. Bayangkan saja, kalau mengangkut jualan satu dua karung dari terminal ke pasar Rp 5000-10.000.

Apa yang kami dapak pak? Yang pasti beras sekilogram dan minyak tanah sebotol saja, pasti tak bisa beli. Karena semua habis untuk membiayai angkutan," kata Mama Arin diamini bapa Yosep Dapa dan Ina Kali Duma di pasar Weekarou, Selasa (23/10/2018).

Baca: Panitia Umumkan Seleksi Sekda Lembata

Ketiganya mengaku baru saja turun dari bemo, masing-masing membayar Rp 10.000. Barang jualan yang dibawah sayur dua karung, tomat, lombok dan 10 buah kelapa. Bayangkan saja dari Kampung Tanah Righu dan Lamboya sudah membayar Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Dan sampai disini bayar lagi. Padahal jaraknya sangat dekat.

Ketiganya setuju, kendaraan angkutan penumpang dan barang masuk terminal tetapi jangan turunkan lagi penumpang di terminal. Cukup menarik retribusi dan mengijinkan angkutan menurunkan penumpang di pasar weekarou.

Pemerintah harus memberi kebijakan pro rakyat rakyat seperti kami ini. Kami, datang dari kampung hanya bermodal jualan barang dagangan seperti itu agar bisa beli minyak tanah, ikan kering sedikit, garam dan oleh-oleh anak-anak di rumah. Tetapi kali gagal, karena uang habis bayar ongkos angkutan dari rumah hingga pasar dan sebaliknya.

Karena itu mohon kebijakan pemerintah agar lebih pro rakyat kecil. Kami mendukung pemanfaatan terminal, tetapi pemerintah juga jangan kaku dengan keadaan lapangan. (*)


Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved