Berita NTT
Seminar Internasional Beri Inspirasi Atasi Gap di Perbatasan RI - RDTL
Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tulle, SVD yakin bahwa seminar internasional yang diselenggarakan Unwira secara akademik
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Selain itu, hubungan baik juga selama ini telah terjalin baik dari sektor perdagangan maupun sektor lainnya yang menunjukkan persahabatan yang erat antar negara Timor Leste dan Indonesia.
Dilain sisi, kedekatan lainnya adalah penggunaan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi dan penggunaan buku-buku yang berbahasa Indonesia di Timor Leste.
"Terjalin persahabatan juga dimana bahasa Ina diakui sebagai bahasa resmi selain Portugis dan tetum," katanya.
Para peserta seminar terdiri dari civitas akademika Unwira Kupang, para dosen dan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Kupang serta berbagai komunitas sosial.
Seminar itu menghadirkan pemateri diantaranya Prof. Karel Steenbrink dari Universitas Utrech, Belanda. Salah satu otoritas penting dalam bidang sejarah gereja Katolik Indonesia. Ia berbicara tentang hubungan gereja katolik di Timor Leste dan gereja katolik di NTT.
Lebih lanjut, Rektor Unwira Kupang, Pater Dr. Philipus Tulle, SVD, Dr. Manuel Vong dan Rm. Theo Silab akan berbicara tentang warisan Portugis yang mula-mula merupakan ritual keagamaan bermetamorfosis menjadi industri pariwisata di Larantuka, SIKKA dan Noemuti (TTU).
Sementara itu, P. Dr. Gregor Neonbasu akan berbicara terkait upaya mencari akar budaya untuk melihat sejauh mana budaya-budaya itu bertemu lalu berpisah dan membentuk budaya baru.
Selain itu, pembicara lainnya yakni Prof. Johannes Widodo dari University of Singapore dan Dr. Norman Said dari Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar serta Rm. Dr. Benediktus Juliawan, SJ dari Universitas Sanata Sharma. (*)