Berita Gempa dan Tsunami Palu
Kisah Grandis Putri Selamatkan Diri dari Gempa Hingga Inap di Mobil dan Lewati Jalan Rawan Longsor
Grandis Putri bercerita ketika ia sempat tertahan di akses jalan menuju kaki gunung Toboli karena longsor.
POS-KUPANG.COM - Grandis Putri, salah satu korban selamat dari gempa di Palu, Jumat (28/9/2018), bercerita ketika ia sempat tertahan di akses jalan menuju kaki gunung Toboli karena longsor.
Dia pun sempat pasrah ketika tertahan di jalan gunung Toboli karena medan jalan curam.
"Kiri jalan itu tebing yang tinggi, kanannya jurang. Masih sering terasa gempa juga meski sebentar, sekira satu detik saja. Tapi di jalan, saya sempat pasrah mengenai apa yang terjadi ke depan," katanya, ketika ditemui di rumahnya, di Komp. Cilendek Indah Jl. VI no. 22A, Bogor Barat, Rabu (3/10/2018).
Putri melanjutkan, akses jalan ditutup karena ada informasi bahwa terjadi longsor dan beberapa kendaraan tertimbun tanah.
Ia bersama ayahnya Ogus Hydrotul, dan supir dari mobil sewaan, memutuskan untuk bermalam di mobil sambil istirahat pada Jumat (28/9/2018).
Baca: Keren! Jungkook BTS Lakukan Video Selfi, Ajak Penggemar Tonton di Balik Layar Tur Love Yourself
Paginya, Putri bercerita kalau belum ada informasi apa pun mengenai akses jalan.
Sebagian orang yang menunggu pun penasaran karena tidak ada kejelasan.
Akhirnya, ia bersama pengendara lain memutuskan masuk ke jalan gunung Toboli.
"Di perjalanan saya melihat banyak bekas longsor. Saya pun tidak bisa menghitung berapa titik longsor di jalan itu. Jalanan memang bagus karena sudah beraspal tapi tetap saja saya khawatir karena kiri jalan tebing dan kanan jalur itu jurang," jelasnya.
Baca: Muka Lebam Usai Operasi Sedot Lemak, Ratna Sarumpaet Mengaku Rekayasa Cerita Penganiayaan Dirinya
Di perjalanan, ia melihat ada banyak pengendara yang berhenti.
Ketiganya lalu ke sana dan diketahui akses jalan ditutup karena ada batu besar dan beberapa kendaraan tertimbun tanah.
Akhirnya, ia bersama ayahnya kembali menunggu lagi di Sabtu siang itu.
Supirnya mengecek keadaan jalan di depan dengan meminjam motor warga sekitar.

"Supir saya kembali dan berkata bahwa kondisi jalan tidak aman. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu," lanjutnya.
Namun, lanjut Putri, supirnya itu meminta untuk melanjutkan perjalanan.
Baca: LIVE MotoGP Thailand 2018 - Dovizioso: Beradaptasi Lebih Sulit Daripada Mengembangkan Desmosedici
Hal ini karena ia khawatir dan ingin mengecek keluarganya.
"Supir saya kebetulan orang Palu dan ia melihat ada mobil yang membawa jenazah anaknya. Supir saya langsung merasa khawatir dengan kondisi keluarganya dan meminta untuk melanjutkan perjalanan. Saya dan ayah saya memaklumi hal itu dan kami melanjutkan perjalanan saat Sabtu magrib," terangnya.
Ketika magrib, jalur ternyata sudah dibuka warga sekitar dan TNI.
Namun, perjalanan tidak bisa cepat karena harus melaju bergantian.
Pasalnya, tidak hanya ada kendaraan dari arah mobil Putri saja, ada juga kendaraan dari lawan arah yang ingin lewat.
Baca: Mengabdi 28 Tahun! Paulina Kadi Diberhentikan Tanpa Prosedur dari Tenaga Honor!
Putri mengakui takut dan pasrah karena gempa masih terasa.
Terkadang gempa yang cukup besar juga sangat terasa meski skalanya waktunya hanya satu detik.
"Seperti di Puncak lah dipakai sistem one way. Kami berjalan pelan-pelan. Saya pun pasrah dan selalu membaca doa saat perjalanan karena kiri tebing dan ada sisa bekas tanah, kanan jalan jurang," tuturnya.
Akhirnya, Putri dan ayahnya sampai ke Palu dan waktu telah menunjukkan sekira pukul 00.00 WITA.
Mobil yang disewanya langsung dikembalikan dan mereka berdua langsung menuju ke posko bandara.
"Sempat dapat informasi bahwa akan ada pesawat Hercules. Saya dan ayah saya langsung ke sana," tutup Putri.
Grandis bercerita bagaimana rasanya berada di sekitar Palu pasca terjadinya tsunami pada Jumat (28/9/2018) lalu.
Putri bercerita, ketika Jumat itu, ia dengan ayahnya sedang berada di Parigi Moutong, Sulawasi Tengah.
Di sana, Putri sedang berlibur dan menyewa mobil rental untuk jalan-jalan.
"Sekira pukul 17.30 WITA, saya, ayah saya, dan supir, sedang berada di dalam mobil. Tiba-tiba, rasanya ban mobil seperti pecah dan stir mobil juga terbanting sendiri ke kiri," katanya, ketika ditemui di rumahnya, di Komp. Cilendek Indah Jl. VI no. 22A, Bogor Barat, Rabu (3/10/2018).
Ia menjelaskan, ketika stir mobil terbanting, mobilnya hampir masuk ke dalam parit.
"Saya melihat ke sutet yang cukup besar goyang-goyang. Saya pun sempat berfikir masa iya sutet sebesar itu goyang. Tapi tak lama orang pada teriak 'Gempa..' 'Gempa...'. Semua panik, kami semua langsung keluar mobil," lanjutnya panjang lebar.
Putri menjelaskan bahwa gempa itu sangat terasa.
Ia pun mengaku sampai pusing dan tidak kuat untuk berdiri.
"Saya langsung jongkok karena tidak kuat berdiri. Seumur hidup, saya tidak pernah merasakan gempa sebesar ini. Padahal jarak saya sekira 150 kilometer (km) dari Palu," imbuhnya.
Gempa ini, dikatakan Putri, berlangsung sekira 1 menit.
Setelah gempa berhenti, Putri langsung mengabarkan kondisi dirinya ke keluarganya melalui whatsapp.
"Tapi tidak lama setelah itu sinyal hilang dan lampu penerangan mati. Kami langsung mencari informasi ke warga sekitar dan diketahui bahwa kami berada di pesisir pantai," terangnya
Tak mau menunggu lama, Putri, ayahnya, dan supir mobil langsung pergi menjauh karena ditakutkan terjadi tsunami.
Supirnya, lanjut Putri, langsung memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi ke arah dataran tinggi.
Namun, di perjalanan, Putri melihat bahwa banyak rumah yang rubuh.
"Rumah banyak yang rubuh, tiang listrik yang dari beton miring semua. Saya melihat ini langsung merasa bahwa gempa ini parah sekali. Beruntung jembatan untuk akses mobil kami jalan hanya rusak sebagian, sehingga kendaraan masih bisa lewat," jelasnya panjang lebar.
Putri pun akhirnya sampai dan menepi di jalan masuk gunung Toboli.
"Sesampainya di sana, ternyata sudah banyak juga orang-orang yang mengungsi ke sini. Tapi, dapat informasi bahwa akses jalan di sini ditutup karena longsor," tutup Putri.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Selamat dari Gempa di Palu, Grandis Terpaksa Menginap di Mobil Hingga Lewati Jalan Rawan Longsor, http://bogor.tribunnews.com/2018/10/03/selamat-dari-gempa-di-palu-grandis-terpaksa-menginap-di-mobil-hingga-lewati-jalan-rawan-longsor?page=all.
Penulis: Sachril Agustin Berutu
Editor: Yudhi Maulana Aditama