Berita Destinasi Wisata
Nikmati Keindahan Bunga Sakura Liar di Pulau Sumba, Eksotik dan Menarik Hati
Nikmati Keindahan Bunga Sakura Liar di Sumba, Tak Perlu Jauh-jauh ke Jepang
Penulis: Robert Ropo | Editor: Bebet I Hidayat
Sesampai di pertigaan Patung Buaya anda belok kiri menyisiri jalan Waingapu-Kanatang-Haharu.
Kondisi badan jalan ini juga cukup mulus, meski sebagian kecil anda temukan jalan lubang dan bergelombang.
Sekitar 10 Kilometer memasuki Desa Kuta, Anda sudah bisa menemukan pohon Sakura dengan bunganya yang indah.

Anda paling banyak temukan bunga Sakura ini di wilayah Desa Hamba Praing.
Sakura ini tumbuh secara liar sehingga ada tumbuh di tengah hutan maupun tengah padang belantara dengan kondisi batu karang.
Tentu ini akan menjadikan pohon sakura tersebut semakin eksotik dan recommended untuk dijadikan tempat berselfi.
Anda juga disarankan membawa serta dengan makanan dan lebih khusus pada minuman penyegar, karena bunga sakura ini tumbuh di hutan dan padang savana yang cukup jauh dari kios-kios atau pertokoan dan warung makan.
"Bunga ini indah sekali, karena perpaduan warna merah dan putih cukup unik dan bagus. Wanginya juga sangat harum," ujar Melani Madja, wisatawan lokal.
Menurut Melani, bunga ini juga sama dengan bunga sakura di Jepang, namun orang biasa sebut bunga sakura pantai, karena tumbuhnya di daerah pinggiran pantai.
"Ini kalau Pemda atau Pemprov NTT bisa tanam tambah banyak, saya kira bukan hanya Jepang terkenal, tapi NTT dan khususnya Sumba Timur juga akan terkenal bunga sakura," katanya.
Obat Penghalus Kulit
Bagi warga Desa Hamba Praing, pohon Sakura memiliki manfaat untuk obat.
Bunga Sakura ini berkhasiat untuk penyembuhan penyakit kulit bagi orang dewasa, dan jika mengalami sakit badan bisa juga mandi dari air rebusan sakura.
Bangkahi mengatakan, selain untuk obat itu, juga air rebusan sakura itu bisa dimandikan kepada anak yang baru lahir atau masih baby.
"Ini obat Sakura sangat mujarab. Kita ambil bunga, daun dan akar pohon Sakura kita rebus, airnya untuk mandi bagi orang yang kena penyakit kulit, atau badan terasa sakit," ujar Maria Ndai Ngana.




