Berita Kabupaten TTS

Meski Sudah Berusia 50 Tahun, Yusriadi Tetap Semangat Mengikuti Pelatihan Menjahit

Semangatnya untuk mengasah keterampilan menjahit tak kalah dari peserta lainnya yang mayoritas baru berusia dua puluhan.

Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/DION KOTA
Suasana pelatihan menjahit yang digelar Dinas Nakertrans di aula hotel Gajah Mada 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Dion Kota

POS-KUPANG.COM|SOE –- Yusriadi Pay wanita yang saat ini sudah berusia 50 tahun dan sudah memiliki cucu tetap semangat mengikuti kegiatan pelatihan menjahit yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi ( Nakertrans) Kabupaten TTS di aula hotel Gajah Mada, 17 hingga 26 September mendatang.

Yusriadi merupakan peserta tertua yang mengikuti pelatihan tersebut, tetapi semangatnya untuk mengasah keterampilan menjahit tak kalah dari peserta lainnya yang mayoritas baru berusia dua puluhan.

Sehari-hari, Yusriadi memang membuka usaha menjahit di kediamannya di Desa Biloto. Walau sudah bisa menjahit, Yusriadi mengaku, motivasi dirinya mengikuti pelatihan menjahit adalah untuk meningkatkan keterampilannya dan mendapat bantuan mesin jahit dan mesin obras.

Pasalnya ia mengaku, saat ini mesin jahit yang dimilikinya sudah berusia tua sehingga hasil jahitannya kurang memuaskan. Selain itu, dengan mengikuti pelatihan menjahit, ia mengaku mendapatkan ilmu baru terkait teknis menjahit dan membuat pola.

" Di sini saya belajar cara membuat pola dan bagaimana teknis menjahit rok, celana dan baju yang benar sehingga hasilnya lebih bagus. Selain itu, usai pelatihan ini, kami diberikan bantuan masing-masing satu mesin jahit dan satu mesin obras," ungkapnya.

Selain pelatihan menjahit, Dinas Nakertrans juga menggelar pelatihan Meubilair di bengkel bangunan SMK Negeri 1 Soe.

Fabianus batan warga Desa Boking, Kecamatan Boking mengaku, senang bisa mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Pasalnya, pelatihan tersebut sesuai dengan pekerjaan yang saat ini digelutinya.

Selain untuk mengasah keterampilannya di bidang pertukangan, Fabianus merasa senang karena para peserta pelatihan juga diberikan bantuan alat pertukangan seperti, gergaji listrik, bor, skaf dan gurinda listrik.

"Salah satu kendala kami di lapangan adaalh keterbatasan alat. Sehingga kalau sudah dapat bantuan alat pertukangan yang serba moderen seperti ini tentunya akan sangat membantu pekerjaan kita. Selain itu, kami juga diajarkan bagaimana membuat meja kerja dan lemari sehingga nantinya kami bisa menerima pesanan meja, kursi dan lemari dari sekolah atau instansi pemerintah," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved