Berita Kabupaten Kupang
Para Kepsek di Desa Oebelo dan Desa Tanah Merah Harap Segera Ada Perdamaian
Para Kepala Sekolah di wilayah desa Tanah Merah dan desa Oebelo mengharapkan adanya perdamaian antar warga kedua desa
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana
POS-KUPANG COM | KUPANG - Para Kepala Sekolah (Kepsek) dimana sekolah yang dipimpinya berada di wilayah desa Tanah Merah dan desa Oebelo mengharapkan adanya perdamaian antar warga dari kedua desa tersebut, Senin (10/9/2018)
Perdamaian antar dua desa yang bentrok tersebut sangat diharapkan agar jalannya aktivitas belajar mengajar berjalan kondusif.
Baca: Simbolon Minta ASN Pemprov NTT Sesuaikan Diri Dengan Pemimpin Baru
Baca: Satgas 743/PSY dan Masyarakat Bersihkan Sampah di Pantai Sukarlaran Atapupu-Belu
Pasca bentrok terjadi pada Kamis (23/8/2018) sore dan mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka, praktis aktivitas sekolah lumpuh total selama kurang lebih satu minggu. Pihak sekolah memilih meliburkan siswanya hingga keadaan kondusif.
Sedangkan para siswa dan orangtuanya dirundung rasa takut akan bentrok susulan dan jaminan keselamatan. Banyak siswa pun enggan bersekolah karena takut dan cemas. Hal itu terlihat dari aktivitas sekolah yang nasih renggang.
Herlina Kleing S.Pd, Kepsek SMPN 1 Kupang Tengah, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ditemui di ruang kerjanya Senin siang mengatakan, pihaknya sangat berharap adanya perdamaian antar warga kedua desa tersebut karena aktivitas sekolah pasca bentrok berjalan tidak kondusif.
Dikatakannya, sampai hari ini banyak siswanya yang tidak ke sekolah karena takut dan merasa khawatir akan keselamatannya jika terjadi bentrokan susulan. Bahkan, lanjut Herlina, ada juga orangtua yang meminta izin kepadanya secara langsung agar anaknya untuk sementara waktu tidak bersekolah hingga sutuasi berangsur kondusif dan ada perdamaian.
Baca: Angin Puting Beliung Terjang RSUD Ruteng! Pasien Panik
"Kami sangat berharap kedua pihak bisa berdamai karena kalau kedua belah pihak mulai berdamai tentunya saya punya anak yang mau ke sekolah psikologi mereka sudah kembali pulih dan mereka sudah kembali ke sekolah untuk mendapatkan hak mereka untuk mendapat pendidikan," katanya.
Ia menjelaskan, sekolah yang dipimpinnya tersebut terletak di desa Tanah Merah dan banyak juga siswa dari kedua desa yang bentrok tersebut.
Selaku pimpinan, ia juga selalu mengimbau para siswa untuk menanamkan rasa cinta kasih dan persaudaraan sehingga para siswa dapat merasa nyaman bersekolah dan tidak terpengaruh dengan isu-isu bentrok susulan yang beredar di tengah masyarakat.
"Kami mengimbau kepada para siswa untuk kita wujudkam rasa sayang dan persatuan karena saat kita ada dalam satu rumah kita adalah saudara. Kita tidak boleh pernah mendengar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dari luar, cinta kasih itu perlu ada di sekolah," ungkapnya.
Ditemui secara terpisah, Mariajina Soares S.Pd Kepala Sekolah SD Kristen Rehobot yang ditemui di halaman sekolahnya di desa Oebelo mengatakan, mengatakan dirinya sangat berharap pemerintah Kabupaten Kupang dan Pemprov NTT serta pemerintah desa harus mengambil langkah yang cepat sehingga persoalan tersebut jangan berlarut-larut dan mengoobankan warga dan lebih khusus para siswa yang masih usia sekolah.
Menurutnya semua kelompok kepentingan harus bertemu dan duduk bersama baik itu pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda dari kedua desa sehingga ada perdamaian dan aktivitas sekolah dapat berjalan dengan baik seperti semula.
"Kalau boleh pemerintah dua desa bisa bertindak bersama pemrintah dan tokoh-tokoh lainnya untuk berdamai, supaya orangtua tahu bahwa sudah ada perdamaian. Karena ini belum ada damai takutnya ada bentrok susulan begitu," katanya.
Sementara itu, hal senada diungkapkan Emma Ridja Nenobais, S.Pd, Kepsek SMAN 1 Kupang Tengah kepada POS-KUPANG.COM beberapa waktu lalu, baginya perdamaian harus dilakukan sehingga para siswa dapat bersekolah dengan nyaman dan tanpa ada rasa khawatir.