Berita Ekonomi Bisnis
Ini Yang Dilakukan Bulog NTT Agar Harga Beras Tidak Lebih HET
Bulog Divre NTT tetap melakukan operasi pasar beras cadangan pemerintah agar harga beras dibawah HET
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Hermina Pello
POS-KUPANG.COM | KUPANG-Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) NTT tetap melaksanakan Operasi Pasar (OP) Beras Cadangan Pemerintah (BCP) agar harga beras medium di pasar di NTT tetap stabil.
Kepala Bulog Divre NTT, Efdal Marilius Sulaiman, yang dikonfirmasi, Senin (27/8/2018), terkait pernyataan Menteri Perdagangan, Enggartiasto, bahwa pemerintah berencana menggelontorkan beras untuk menjaga stabilisasi harga.
Harga beras berada jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga penetrasi pasar bakal dilakukan hingga mencapai harga sasaran.
"Kami di NTT tetap melaksanakan OP BCP. Harga beras medium di NTT ini masih di bawah HET. Untuk NTT HET beras medium 9.950/kg. Kami setiap hari tetap melakukan OP. Target Bulog adalah harga beras medium dan premium stabil," kata Efdal.
Sebelumnya dalam Kompas.com, diberitakanMenteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita mengatakan, telah melakukan rakor.
"Kita tadi sudah rakor, memerintahkan kembali guyur pasar, maksudnya penetrasi pasar, mulai hari ini," kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Ia menjelaskan, penetrasi pasar ini akan berlangsung hingga harga beras mencapai HET.
Mengacu pada Permendag Nomor 57 Tahun 2018 tentang penetapan harga eceran tertinggi beras, HET beras medium area Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan ditetapkan Rp 9.450/kg.
Penetapan termahal pada area Papua dan Maluku Rp 10.250/kg.
Mengutip pada situs harga pangan nasional, harga beras memang mengalami kenaikan hingga di atas HET tersebut. Harga beras medium rata-rata seluruh provinsi mencapai Rp 11.700/kg.
Rinciannya, di DKI Jakarta mencapai Rp 13.800/kg, Sumatera Barat Rp 13.150/kg, dan Jawa Barat Rp 11.450/kg. (*)