Berita Kabupaten Kupang
Bibit Jagung NASA29 Tak Perlu Didatangkan dari Maros ! Sudah Dikembangkan di BPTP NTT
dengan penemuan baru dilakukan peneliti BPTP NTT maka tak perlu membuang biaya karena bibit jagung jenis ini sudah dikembangkan di BPTP NTT
Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Hayong
POS KUPANG.COM, NAIBONAT - Penanggung jawab Penyuluh Kajiterap BPTP NTT, Ir. Adriana Bire, M.Sc, menegaskan, selama ini bibit jagung NASA29 didatangkan dari Maros, Sulawesi.
Namun, dengan penemuan baru yang dilakukan peneliti BPTP NTT maka tidak perlu lagi membuang biaya karena bibit jagung jenis ini sudah dikembangkan di BPTP NTT.
Adriana Bire kepada Pos Kupang, Sabtu (18/8/2018) menjelaskan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT memiliki tenaga peneliti yang handal. Saat ini telah ditemukan inovasi baru dalam berupa bibit jagung jenis NASA29 yang merupakan hasil persilangan jagung varietas nakula dan sadewa.
Terhadap hasil penemuan ini, BPTP NTT berkewajiban menerapkannya untuk petani jagung di seluruh NTT karena dari segi iklim dan cuaca juga tekstur tanah tidak ada persoalan. Langkah yang telah dilakukan adalah melakukan kajiterap di Kabupaten Kupang khusus di lahan BPP Sulamu.
"Kita kajiterap untuk dua kelompok tani yakni Tekad dan Satu Hati di Desa Oeteta. Saya salut petani begitu antusias menerima teknologi terbaru ini. Kita demonstrasikan cara tanam di depan anggota kelompok tani dan penyuluh.
Ini program akan berhasil kalau ada kolaborasi antara peneliti, petani dan penyuluh. Kita sangat optimis pada panen nanti hasilnya sangat menggembirakan," tutur Bire.
Menurutnya, dengan adanya penemuan baru ini maka petani tidak perlu jauh-jauh lagi mendapatkan bibit jagung NASA29 dengan memesan dari Maros.
Cukup sehari saja mendatangi BPTP NTT di Naibonat sudah bisa mendapatkan bibit jagungnya. BPTP) NTT sudah berhasil menemukan inovasi baru dalam bidang pertanian khususnya tanaman jagung.
Para peneliti dari BPTP NTT menemukan jagung jenis NASA29 yang merupakan hasil persilangan jagung varietas nakula dan sadewa. Saat ini dilakukan kajiterap untuk kelompok tani ,
"Tekad" dan "Satu Hati" dengan luas tanam 8,5 hektar.
"Penemuan jagung jenis NASA29 oleh BPTP NTT ini pertama kali oleh peneliti, Dr. Toni Basuki dan pertama kali diterapkan di Kabupaten Malaka. Pola penanamannya menggunakan sistem tata tanam jalur ganda atau teknologi rel ganda (double track) dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm x 20 cm (satu biji perlubang tanah). Setelah sukses di Malaka, saat ini kita kajiterap di wilayah Kabupaten Kupang khususnya di Kecamatan Sulamu di wilayah BPP Oeteta.
Kawasan Oeteta ini menjadi sentra pengembangan jagung jenis NASA29 jika berhasil maka bibitnya akan disebarkan ke seluruh wilayah NTT," jelasnya.
Tentang keunggulan dari tanaman jagung ini, Bire mengatakan, dapat memanfaatkan cahaya matahari. Penataan tanam jagung yang selama ini biasanya 2-3 biji di satu lubang pada inovasi ini pola 1 lubang 1 biji jagung yang bisa menghasilkan 71 batang jagung tegakan.
Keuntungannya memanfaatkan semua iklim cuaca. Bire, selama ini untuk mendatangkan bibit jagung jenis NASA29 didatangkan dari Maros, Sulawesi untuk jenis jantan dan brtina lalu dilakukan persilangan.
Tapi dengan hasil temuan oleh BPTP NTT maka sudah bisa produksi sendiri. Usia panen rata-rata 93-112 hari. Di BPTP NTT sedang dikembangkan jenis jagung ini di atas lahan 10 hektar untuk bibit. (*)