Berita Kabupaten Nagekeo
Kepala SMKN I Nangaroro Minta Fasilitas Praktek Kepada Dinas Pendidikan NTT
Selama kurang lebih 6 tahun sekolah itu masih kendala dalam hal fasilitas dan sarana serta prasarana praktek bagi siswa-siswi.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I (SMKN) Nangaroro, Anton Seka, meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT agar menyediakan fasilitas praktek kepada siswa-siswi disekolah yang ia pimpin.
Selama kurang lebih 6 tahun sekolah itu masih kendala dalam hal fasilitas dan sarana serta prasarana praktek bagi siswa-siswi.
"Saya sampaikan bahwa tolong dari dinas (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT) bisa memperhatikan sarana praktek untuk semua jurusan khusus Nangaroro. Sampai hari ini kita butuh jaringan internet dan komputer dan kapal biar anak-anak bisa dipersiapkan secara baik nantinya bisa berkompetisi di dunia usaha dan pasar kerja," ungkap Anton Seka, kepada Pos Kupang, usai melepaskan siswa-siswi SMKN I Nangaroro ke tempat Praktek," Jumat (27/7/2018).
Ia mengaku dengan adanya fasilitas praktek siswa-siswi bisa mengalami langsung pekerjaan mereka sesuai dengan kompetensi jurusan masing-masing.
"Sediakan fasilitas untuk praktek agar siswa bisa mengalami secara langsung mengenai pekerjaan di lapangan yang sesuai jurusan atau kompetensi keahlian yang mereka pilih atau geluti selama di sekolah," ungkap Anton.
Ia mengaku, saat ini siswa-siswi SMKN I Nangaroro sedang melaksanakan Praktek di SMKN I Aesesa di Aeramo Mbay dan praktek di Larantuka.
" Jadi siswa-siswi SMK N I Nangaroro ada praktek di SMKN I Aesesa di Aeramo Mbay mereka hanya 11 orang dan 11 orangnya lagi di Larantuka itu siswa jurusan nautika kapal penangkapan ikan. Yang di Aeramo jurusan teknik komputer dan jaringan," ungkap Anton.
Anton mengaku, para anak didiknya akan melaksanakan praktek selama dua bulan lebih.
Ia mengharapkan agar siswa-siswa memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Sehingga bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru ditempat praktek.
"Mereka praktik sampai 30 September. Untuk kegiatan praktik dari Juli hingga September.Harapan untuk anak-anak kiranya mereka dapat mengikuti semua kegiatan praktek yang ada di lokasi masing-masing sehingga bila sudah selesai praktek dapat membawa bekal seperti pengetahuan, keterampilan dan karakter yang baik," ungkap Anton.
Anton Curhat Fasilitas Sekolah Tidak Memadai
Sebelumnya, Anton Seka, sudah pernah curhat soal fasilitas sekolah yang tidak memadai disekolah yang ia pimpin.
Anton begitu ia akrab disapa mengaku sekolah yang ia pimpin selama kurang lebih 6 tahun itu banyak memiliki kekurangan.
Diantaranya tidak memiliki ruangan guru, guru PNS yang basic Kejuruan tidak ada, gaji guru honorer yang hanya dibayar 550ribu perbulan, fasilitas komputer hanya belasan, jaringan internet tidak ada.
Kepada Pos Kupang, Anton mengaku sedih karena sekolah berstatus negeri tapi fasilitas tidak memadai.
"Ya kalau guru honorer ada 18.
Guru yang berstatus PNS 9 orang itu bukan basic kejuruan sedangkan sekolah ini Kejuruan dan honorer 18 orang, yang baru masuk gaji 550.000 yang sudah lebih dari dua tahun 650.000," ungkap Anton, disekolah SMKN I Nangaroro, Jalan Nangroro-Maunori Desa Woewutu Kecamatan Nangaroro Nagekeo, Sabtu (19/5/2018).
Anton mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena uang komite tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan-kegiatan lain-lain.
"Ya mau bagaimana lagi uang tidak cukup. Tapi kita bisa upayakan supaya uang komite yang 140 lebih juta itu pas," ungkap Anton.
Anton mengatakan, uang sekolah persiswa sebesar 1.780.000 rupiah.
Saat ini jumlah siswa 82 orang. Yang tamat tahun ini ada 18 orang.
Sedang jurusan di SMK Negeri tersebut ada 3. Dan dua jurusan yang sudah menamatkan siswa.
"Kami ada tiga jurusan diantaranya Nautika Kapal Penangkap Ikan dan Teknik Komputer dan Jaringan yang sudah ada siswa yang tamat atau lulus. Sedangkan Akomodasi Perhotelan dan Pariwisata belum ada siswa yang tamat, " ungkap Anton.
Anton mengaku karena fasilitas tidak tidak memadai. Dan siswa sulit praktek sehingga sulit untuk bisa mendapatkan skil kompetensi yang baik dari siswa.
"Bagaimanapun sarana praktek perlu dipenuhi sehingga standar minimal perlu dimiliki anak dan skil untuk bisa menghidupkan diri sendiri. Dengan semboyan SMK Bisa maka harus bisa dibuktikan, " ungkap Anton.(*)