Jurnalisme Warga
Drivers for Change: Catatan Inspiratif Anak Muda Mollo dari Inggris (3)
Sejak bertemu sehari sebelumnya, saya membayangkan ada kesan bahwa perjalanan dalam Drivers for Change ini adalah
Oleh: Dicky Senda
POS-KUPANG.COM -- Jude Kelly adalah sutradara dibalik aksi 100 orang muda dari Inggris dan 5 negara berkembang mengelilingi 8 kota di Inggris selama 8 hari menggunakan bus. Drivers for Change!
Perjalanan yang dibayangkan akan berisi banyak pengalaman kreatif dan spiritual ini terinspirasi dari perjalanan sejenis yang dilakukan ratusan orang muda dari berbagai penjuru dunia menggunakan kereta di India selama 15 hari. Namanya Jagriti Yatra.
Baik Drivers for Change maupun Jagriti Yatra sama-sama berfokus pada orang muda dan pengalaman menuju inovasi kewirausahaan sosial. Perjalanan yang akan berisi banyak diskusi, lokakarya, saling tukar ide dan pengalaman hingga belajar langsung dari para pakar atau aktivis kewirausahaan sosial. Saya beruntung bisa berada dalam perjalanan ini.
Saya bahkan lebih beruntung berada dalam tim yang didampingi Jude dalam agenda tur keliling kota Liverpool menggunakan bus di musim panas yang menyenangkan, Jumat 22 Juni 2018.
Sejak bertemu sehari sebelumnya, saya membayangkan ada kesan bahwa perjalanan dalam Drivers for Change ini adalah juga sebuah perjalanan spiritual. Perempuan mungil ini punya kharisma tersendiri yang kuat.

Ia selalu menekankan bahwa perubahan sosial hanya bisa terjadi ketika kita sebagai pelaku, aktivis, pribadi yang mau terlibat dalam sebuah aksi sosial sudah `selesai' dengan diri kita sendiri. "Kamu harus percaya diri dulu sebelum menolong orang lain."
Kalimat itu selalu menyihir saya. Ia membahasakan itu berulang-ulang dengan cara dan konteks yang berbeda. Sementara Richard, co-founder Drivers for Change melengkapinya dengan ungkapan bahwa perubahan dimulai dari pikiran orang-orang yang percaya pada dirinya dan diwujudkan bersama orang lain.
Bekerja bersama artinya kita harus bicara kesetaraan dalam kesempatan. Semua orang harus punya kesempatan yang sama untuk maju dan berkembang. Saya kira ini prinsip penting bagi siapapun yang mau memulai sebuah kewirausahaan sosial.
Sebelum bicara tentang diri sendiri, Jude Kelly dalam tur pagi itu menjelaskan tentang sejarah panjang kota Liverpool.
Bagaimana kota pelabuhan di muara sungai Mersey, bagian barat laut Inggris ini dibangun, mengalami dinamika sosialnya dari tahun ke tahun dan berakhir di Liverpool hari ini: kota seni budaya yang pertumbuhan ekonomi kreatif dan kewirausahaan sosialnya signifikan.
Kota ini pertama kali dibangun tahun 1207 oleh King John dengan nama pertama `Liuerpul' dan memperoleh status kota pada tahun 1880. Setelah Perang Dunia kedua perekonomian mereka jatuh. Belum lagi ada masalah rasisme dan sentimen agama serius, yang membuat warga terpisah.
Sebagian sulit mendapat pekerjaan karena status ras dan agamanya. Mereka juga punya sejarah kelam sebagai kota yang menjual budak. Kemudian Liverpool kembali mengudara ketika The Beatles muncul dan seni budaya mendapat tempat yang lebih luas. Seni budaya yang akhirnya mulai menggerus batasan ras dan sentimen agama.
"Dulu, orang yang punya uang akan pergi meninggalkan Liverpool, hidup di London dan kota lainnya," ujar perempuan berusia 64 tahun ini.
Jude Kelly adalah pengarah teater sekaligus pernah menjadi art director di Southbank Centre sebuah pusat seni terbesar di Inggris selama 12 tahun. Banyak sekali festival seni di Inggris Raya bahkan dunia yang pernah ditangani oleh Kelly.