Observatorium Timau di Amfoang Terancam Batal Dibangun, Ini Penyebabnya
Kehadiran Observatorium Gunung Timau menggantikan Observatorium Boscha di Lembang, Provinsi Jawa Barat yang usianya sudah sangat tua.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Alfons Nedabang
Menurutnya, pertemuan dengan Bupati Kupang beserta jajarannya merupakan awal, belum ada pembuktian. Pihaknya mengharapkan agar apa yang dibicarakan Bupati Kupang dapat direalisasi sehingga proses pembangunan Observatorium Timau dapat berjalan aman dan mulus.
"Jadi pembuktian pada penandatanganan dokumen, itu baru resmi mau maju terus pembangunan atau tidak. Kalau hanya pertemuan awal omong-omong saja tentu kita tetap menunggu. Kita semua sangat mendukung pembangunan obsevatorium hanya caranya harus sesuai peraturan," ujar Benyamin.
Perwakilan Keluarga Banu, Yakobus Tamnanu, mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Kupang dalam hal ini Bupati Kupang yang menerima tokoh adat, tokoh masyarakat Amfoang Tengah dalam suasana kekeluargaan.

Kehadiran para tokoh untuk menyelesaikan apa yang sudah terjadi beberapa waktu lalu terkait pembangunan Observatorium di Gunung Timau. Dirinya melukiskan kejadian terdahulu ibarat angin kencang yang merobek tali kekeluargaan sehingga kehadiran para tokoh adat dan masyarakat untuk menjahit kembali.
Warga Amfoang Tengah mengharapkan langkah bijaksana Bupati Kupang yang juga tokoh adat Kabupaten Kupang untuk bisa merangkul kembali perbedaan yang sudah terjadi agar masyarakat mendukung proses pembangunan observatorium.
"Sebagai perwakilan Keluarga Banu tentu kami tahu ada miskomunikasi di lapangan. Makanya kami hadir untuk kita dialog dengan bupati sebagai orangtua. Kita satukan hati, pikiran untuk bahas bersama karena pembangunan ini untuk anak cucu ke depan. Kami secara adat satukan hati antara keluarga Banu dengan bupati dan tinjau lagi pembangunan di Timau. Kami hanya minta tidak ada bangun baru tapi perbaiki dokumen yang sudah ada. Tidak mengubah. Di mana yang harus diperbaiki, untuk kita buat kesepakatan adat bersama," katanya.

Tokoh masyarakat, Thom Kameo mengatakan, persoalan tanah pembangunan obsevatorium harus diselesaikan secara baik. Pendekatan adat istiadat perlu dijadikan acuan.
"Semua warga menaruh harapan pada bupati selaku tokoh adat di Kabupaten Kupang untuk menyelesaikannya," kata Kameo.(*)