Ketua MUI NTT Sebut Intoleransi Musuh Bersama

Kalau kita terpengaruh makan akan jadi masalah. Jadi saya harapkan tidak usah terbawa dengan arus dengan saudara-saudara kita diJawa sana

Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG/DOK
Abudul Kadir Makarim, Ketua MUI NTT 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KUPANG-Ketua Majelis Ulama Indonesia NTT Drs. H. Abdul Kadir Makarim menegaskan praktik ingolerasi harus dijadikan sebagai musuh yang harus diperangi bersama semua umat beragama.

" Saya kira intoleransi adalah musu kita bersama. Bukan hanya musuh umat muslim tapi musuh umat non muslim juga. Jadi mari kita hadapi musuh itu secara bersama-sama," kata Makarim kepada Pos Kupang di kediamannya, Sabtu (9/6/2018).

Makarim mengatakan, NTT sebagai sebuah prpvinsi yang aman dan damai, seharunya tidak terpengaruh dengan masalah yang terjadi diluar NTT. Jika ada masalah di luar NTT, maka jangan bawah masalah tersebut masuk ke NTT.

" Kalau kita terpengaruh makan akan jadi masalah. Jadi saya harapkan tidak usah terbawa dengan arus dengan saudara-saudara kita dijawa sana," imuh Makarim.

Makarim mengatakan, tugas menjaga toleransi bukan hanya umat beragama tertentu saja. Namun tugas menjaga toleransi antar umat beragama menjadi tanggung jawab bersama.

" Tidak ada orang lain yang mempumpunyai kepentingan lebih dalam menjaga toleransi selain kita. Hanya kita yang mempunyai kepentingan menjaga kedamaian di NTT dan Indonesia secara keseluruhan," kata Makarim.

Makarim menambahkan, sepanjang umat beragama dapat menjaga daerah ini dari paham radikal dan terorisme, maka akan tercipta rasa aman dan nyaman bagi diri sendjri dan juga kepada orang lain.

" Jadi kita harus hindari dari hal-hal yang tidak memberikan rasa nyaman kepada diri kita sendiri dan juga orang lain," tambah Makarim.

Umat non muslim di NTT, jelas Makarim, sudah sangat paham tentang bagaimana menjaga toleransi antar umat beragama. Hal itu telah ditunjukan dengan kerukunan dalam hidup terutama pada masa puasa.

" Saya kira teman-teman non muslim sudah tau cara menjaga toleransi seperti apa dalam bulan-bulan puasa seperti ini sehingha kami tidak perlu mengajarkan lagi sebab mereka sudah menunjukan toleransi yang bagus," ungkapnya.

Makarim mengharapkan, agar semua umat beragama dapat menjaga toleransi yang sudah dibangun sejak lama di NTT karena toleransi salah satu hal yang penting dalam menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. (*)

Baca: 15 Dokter Internship Magang di RSUD Bajawa, Ini Harapan Kadis Gusti

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved