Petani Flotim Budidayakan Bawang Merah Asal Biji
Saat ini tengah memasuki tahap pemindahan bibit dari persemaian kelahan pemeliharaan sampai panen,
Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS kUPANG.COM, Paulus K Burin
POS -KUPANG.COM|KUPANG--Saat ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT tengah melakukan pendampingan budidaya bawang merah asal biji (true seed of shallod) bagi para petani di Kabupaten Flores Timur (Flotim). Respon mereka atas program ini sangat positif.
‘’ Saat ini tengah memasuki tahap pemindahan bibit dari persemaian kelahan pemeliharaan sampai panen,’’ kata Penanggung Jawab Kegiatan ini, Doktor Ben deRosari dalam rilis yang diterima PosKupang, Senin (4/6/2018).
Doktor Ben mengatakan, budidaya bawang merah asal biji merupakan suatu inovasi untuk petani di NTT khususnya di Flotim. Kegiatan ini kata Doktor Ben dilakukan pada KelompokTani (Poktan) TibuTawan , Desa Kiwangonadan Poktan Tala Hila, Desa Narasaosina, Kecamatan Adonara Timur, Flotim.
Doktor Ben mengatakan, kehadiran BPTP Balitbangtan NTT mulai dirasakan manfaatnya oleh dua Poktan ini.
‘’Kami di desa ini baru pertama kali mendapatkan bimbingan langsung dari Litbang Pertanian, terutamadari BPTP NTT. Kami langsung diperkenalkan dengan teknologi budidaya bawang merah asal biji,’’ kata Ketua Poktan Tibu Tawan, Anton Suban Doni dan Ketua Poktan Karang Taruna Tala Hia, Yohanes Kopong Sabon sebagaimana dikutip Dokter Ben.
Doktor Ben mengatakan, pendampingan kawasan hortikultura BPTP NTT fokus pada budi daya bawang merah asal biji dengan sejumlah kelebihan dibanding menggunakan umbi. ‘’
Jika menggunakan biji biayanya lebih rendah dibanding biaya benih umbi yang lebih mudah membawanya karena volumenya kecil. Kebutuhan benih per hektar hanya empat sampai lima kilogram meski waktu panen lebih panjang,’’ katanya.
Kalau menggunakan benih asal umbi kata dia, dua bulan sudah bisa panen. Sedangkan biji tiga setengah bulan. Doktor Ben mengatakan, BPTP NTT sebagai perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian bertanggungjawab untuk memperkenalkan teknologi baru kepada para petani. (*)