Pulau Siput Tidak akan Rusak
Pulau Awololong atau oleh orang Lembata disebut sebagai Pulau Siput, tidak akan rusak gara-gara pemerintah membangun kolam apung d
Penulis: Frans Krowin | Editor: Rosalina Woso

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Frans Krowin
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA -- Pulau Awololong atau oleh orang Lembata disebut sebagai Pulau Siput, tidak akan rusak gara-gara pemerintah membangun kolam apung dan fasilitas pariwisata lain di tempat tersebut.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Didbudpar) Kabupaten Lembata, Apol Mayan, ketika dihubungi Pos Kupang.Com, Rabu (23/5/2018) pagi.
Dikatakannya, pembangunan sarana pariwisata di pulau itu juga tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat yang mencari siput di tempat tersebut. Karena sarana yang dibangun itu bukan persis di atas pasir putih saat air laut surut.
Sesuai rencana, kata Apol, pemerintah membangun sarana wisata pada sisi luar pulau tersebut. Jadi hanya di pinggir-pinggir pulau berpasir putih itu.
Adapun sarana yang dibangun, lanjut dia, yakni kolam apung, jembatan apung dan restoran-restoran apung. Itu artinya saat air laut naik atau pun saat surut, semua fasilitas tersebut tetap terapung di atas permukaan laut.
Dengan demikian, katanya, masyarakat atau siapa pun yang hendak berkarang atau mencari siput, silahkan saja menunaikan kegiatan itu. Karena lokasi yang menjadi habitatnya siput tidak diganggu sama sekali.
Baca: Gubernur Frans Sebut Harga Satu Kepala Calon TKW Rp 12 Juta
Baca: Asita NTT Siapkan Paket Premium Untuk Peserta Pasca Kegiatan Annual Meeting IMF World Bank
Baca: Menggenaskan, Kondisi Bocah 4 Tahun yang Sering Disiksa Ibu Tirinya
Justeru, lanjut dia, aktivitas mencari siput itu menjadi pemandangan yang unik bagi wisatawan. "Nah, itu yang dimaksud pemerintah untuk mengoptimalkan eksistensi pulau siput sebagai salah satu destinasi unggul pariwisata di Lembata," ujar Apol.
Selama ini, kata dia, pulau itu hanya sebagai tempat bagi masyarakat mencari siput. Dan, pemerintah menangkap itu sebagai peluang untuk menyedot wisatawan ke Lembata. Caranya, pemerintah membangun fasilitas kepariwisataan di tempat tersebut.
"Mungkin ada orang yang tidak suka mengonsumsi siput tapi menyaksikan aktivitas warga mencari siput adalah hal unik bagi wisatawan. Apalagi setelah mencari siput di tempat itu, hasilnya dijual lagi kepada restoran pulau siput untuk diolah lagi menjadi menu istimewa bagi wisatawan," jelas Apol.
Jadi, lanjut dia, rencana pembangunan fasilitas wisata di tempat itu untuk menambah nilai jual tempat itu di mata masyarakat. Artinya, ke pulau siput itu masyarakat bukan hanya mencari siput atau memancing ikan, tetapi juga bisa berenang bersama ikan di kolam apung, bisa rekreasi dan lainnya.
Bahkan dari pulau itu wisatawan bisa menyaksikan indahnya sunset, eloknya panorama alam kota Lewoleba dan sekitarnya, menyaksikan barisan gunung yang menjulang tinggi dan lainnya. Dari tempat itu masyarakat juga dapat merasakan betapa luar biasanya potensi wisata alam di daerah ini.
Untuk itu, pinta Apol, pihaknya meminta dukungan seluruh masyarakat. Atas dukungan itu, pemerintah dapat menata tempat tersebut menjadi lokasi yang pantas dikunjungi oleh siapa pun bila sudah tiba di kabupaten satu pulau itu. (*)