Masyarakat Jangan Panik Dengan Kenaikan Harga Jelang Hari Raya

pemerintah selalu hadir untuk memastikan ketersediaan stok, menjamin kelancaran distributor dan upaya stabilisasi harga

Penulis: Hermina Pello | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG. COM /IRA
KIRENIUS TALO 

Laporan REPORTER POS-KUPANG. COM, Hermina Pello

POS-KUPANG. COM|KUPANG -- Menjelang hari raya keagamaan, masyarakat tidak perlu panik dan kuatir secara berlebihan mengenai kenaikan harga bahan kebutuhan pokok di pasar karena price is not as terrorist.

"Price is not as terrorist adalah istilah jaman now yang saya keluarkan karena ada banyak ibu ibu yang panik dan khawatir dengan harga di pasar. Jangan panik dan khawatir yang berlebihan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Provinsi NTT, Kirenius Talo yang ditemui di kantornya, Rabu (16/5/2018).

Menurutnya, pemerintah selalu hadir untuk memastikan ketersediaan stok, menjamin kelancaran distributor dan upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar.

Secara ekonomi makro, tambahnya, pergerakan harga cenderung naik, turun dan statis artinya bahwa tidak ada barang kebutuhan masyarakat yang selamanya naik, turun atau statis.

Baca: Ada Apa Ya? 3.000 Kk di Kota Kupang Belum Terima Rastra Daerah

Baca: Bupati Sumba Timur Minta Pemuda Gereja Waspada di Tempat Ibadah

Menurutnya formula perhitungan kedtabilan harga yang ada yakni harga naik atau turun tidak melebihi 10 persen masih disebut stabil.

"Jadi diksi yang benar adalah harga boleh naik atau turun asal tidak boleh melebihi 10 persen, nanti terjadi inflasi atau terlalu rendah melebihi 10 persen maka terjadi deflasi.,"katanya

Rata - rata harga Komodoti bahan kebutuhan pokok masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri masih stabil kecuali beberapa komoditi tertentu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, dan telur ayam cenderung fluktuasi.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah provinsi NTT melalui dinas perdagangan adalah koordinasi dengan pemerintah pusat, Kabupaten dan kota, instalasi atau lembaga terkait tingkat provinsi yang tergabung dalam tim pemantau inflasi daerah, tim satuan tugas Pangan NTT, dan tim stabilisasi harga pusat.

Selain itu melakukan pemantauan di gudang gudang distributor dan menyelenggarakan pasar murah bersubsidi dan non subsidi di kelurahan dengan tujuan agar masyarakat yang merayakan hari raya Idul Fitri tahun 2018 bisa terjamin kebutuhannya dan tidak terbenani dengan harga kebutuhan yang tinggi menjelang hari raya Idul Fitri.

"Hati - hati terhadap slogan bahwa masyarakat merasa panik karena semua harga barang di pasar terlalu tinggi namun kenyataannya adalah kepanikan masyarakat lebih tinggi dari harga barang di pasar dan lagi pula kenaikan harga setiap momentum hari raya keagamaan selalu berulang tahun, "katanya.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved