7 Ciri Orang yang Hendak Lakukan Serangan Bom Bunuh Diri. Anda Perlu Tahu!
Menurut PBB, setidaknya ada tujuh ciri orang yang hendak lakukan serangan bom bunuh diri.
POS-KUPANG.COM - Aksi teror bom yang terjadi di Surabaya dalam dua hari lalu membuat kita perlu untuk meningkatkan kewaspadaan.
Namun jangan sampai, karena kewaspadaan itu, kita justeru melakukan langkah-langkah keliru yang akhirnya hanya menuduh atau mencurigai orang lain tanpa dasar bukti.
Untuk itu, perlu kiranya bagi kita guna mengenali ciri-ciri orang yang hendak lakukan serangan bom bunuh diri.
Menurut PBB dikutip dari Ibtimes, setidaknya ada tujuh ciri orang yang hendak lakukan serangan bom bunuh diri.
Baca: 5 Benda Masa Lalu Ini Berserakan di Trailer Pertama Comeback FAKE LOVE BTS. Duh, Belum Move On Ya?
1. Calon pelaku berusia 16-40 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Bahkan anak-anak dengan rentang usia sekitar 8-15 tahun pun bisa terlibat.
2. Bercukur jenggot dan kumisnya (sebelum menjalankan serangan) karena dirinya akan berada di kerumunan publik.
3. Pelaku biasanya sudah mengenal baik lingkungan sosialnya dan bisa membaur dengan kerumunan.
4. Memakai parfum dengan bau tak biasa. Hal ini diyakini sebagai bagian dari ritual untuk persiapan ke surga.
5. Mengenakan baju ukuran besar dan tas ransel besar untuk menyembunyikan bom di dalamnya.
6. Meski dalam cuaca dingin, pelaku biasanya akan berkeringat banyak sebelum lakukan aksinya. Hal itu ditengarai karena pelaku merasa tegang.
7. Pelaku biasanya berbicara pada dirinya sendiri. Selain itu, tatapan dan pandangannya sangat fokus pada satu titik yang merupakan target serangannya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita baca kembali profil-profil pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya berikut:
Bom Polrestabes Surabaya
Baca: Keanehan Rumah Keluarga Pembom Gereja di Surabaya. Tetangga Ungkap Perilaku Kurang Terpuji Mereka!
Seperti penyerangan di Polrestabes Surabaya. Bom bunuh diri ini juga dilakukan oleh satu keluarga.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, penyerangan di Polrestabes Surabaya adalah serangan bom bunuh diri.
Bom bunuh diri itu dilakukan oleh satu keluarga yang menggunakan dua kendaraan berbeda berjenis Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D.
"Kita sudah identifikasi kejadian pagi tadi, pukul 09.04 WIB di depan Polrestabes adalah bom bunuh diri pakai motor dan bahan peledak," jelas Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Keluarga tersebut berjumlah lima orang, empat di antaranya tewas di tempat dan satu anak kecil kelahiran 2010 dalam kondisi luka.
"Mereka satu keluarga lagi dengan satu kartu keluarga yang sama. 4 orang meninggal dan yang anak kecil selamat, dirawat di RS Bhayangkara," imbuhnya.
Tito menjelaskan pelaku merupakan warga Krukah, Surabaya dan merupakan teman dekat dari pelaku pengebom tiga gereja.
"Jadi korban ada 4 dalam satu kartu keluarga. Identitas sudah kita temukan, biodata TM, alamat di Krukah dan masih ada pengembangan lain," jelasnya.
"Yang jelas kelompok ini sama dengan Dita. Mereka menguasai sel ini karena pimpinan mereka ditangkap," tutup Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Baca: Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadan di Gelar Hari Ini hingga Pasar Hijab
Bom Rusunawa Wonocolo

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, Anton Febriantono, pelaku sekaligus korban bom yang meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Anton memiliki kedekatan dengan Dita Supriyanto, pelaku pengeboman di Gereja Pentakosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, Surabaya.
"Saudara Anton Febriantono merupakan teman dekat dari Dita (Supriyanto)," kata Tito dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).
Tito menjelaskan, keduanya aktif berhubungan. Bahkan keduanya pernah mengunjungi lapas Tulungagung pada tahun 2016.
Kendati demikian, Tito tidak menjelaskan lebih lanjut dalam kepentingan apa keduanya bersama-sama mengunjungi lapas yang menampung sejumlah napi teroris tersebut.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera mengonfirmasi ledakan yang terdengar di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, berasal dari ledakan bom.
Frans menuturkan, akibat ledakan itu, dua orang tewas. Sementara satu orang lain ditembak mati polisi sehingga total tiga orang tewas di Rusun Wonocolo.
"Jadi sementara ini ada tiga yang meninggal dunia, Anton juga meninggal dunia," ujar Frans di lokasi kejadian, Senin (14/5/2018) dini hari.
Anton menuturkan, polisi mendengar ledakan dari Rusunawa Wonocolo sekitar pukul 21.20. Aparat pun langsung meluncur ke lokasi untuk memeriksa suara ledakan itu.
Saat tiba di asal suara, petugas menemukan seorang pria yang diketahui kemudian bernama Anton sedang memegang alat pemicu bom.
"Petugas tak mau ambil risiko sehingga dia dilumpuhkan," ungkap Frans.
Selain Anton, dua orang juga tewas, yakni istri Anton dan anaknya. Istri Anton dan anaknya tewas akibat ledakan bom yang ditemukan di dalam unit rusun mereka.
Sementara tiga anak Anton lainnya dalam kondisi terluka. Mereka kemudian dirawat di RS Siti Khodijah.
Baca: DPR RI Harus Bertanggungjawab Terhadap Belum Disahkannya UU Tindak Pidana Terorisme
Bom Gereja Surabaya
Sementara itu, pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) kini sudah teridentifikasi.
Sebelumnya, diketahui tiga gereja yang menjadi sasaran aksi terorisme ini adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno.
Bom meledak di ketiga gereja tersebut dalam selisih waktu sekitar 30 menit, pagi tadi.
Serangan bom ke gereja di Surabaya ini ternyata dilakukan satu keluarga.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, ledakan bom di Surabaya dilakukan oleh keluarga Dita Supriyanto.
"Alhamdulliah, identifiksi sudah diketahui," kata Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu(13/5/2018) petang.
"Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," lanjutnya.
Keluarga Dita Supriyanyo diketahui tinggal di kawasan Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan peran Dita dan keluarga saat melakukan aski pengeboman.
Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.
Ia naik mobil Avanza dan menabrakannya ke gereja hingga terjadi ledakan.
Bom ternyata berada di dalam mobil.
Foto keluarga terduga pelaku serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya (ist/sumber kepolisian)
"Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar," jelas Tito.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya.
Ia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9).
Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri.
Bom ditaruh di pinggangnya.
"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja," terang Tito.
"Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," sambungnya.
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laki-laki Dita.
Mereka adalah Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).

Keduanya membawa bom dengan cara dipangku.
Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk.
Kemudian bom meledak hingga menimbulkan banyak korban.
Sementara itu, foto sekeluarga pelaku aksi pengeboman tersebut juga diungkap oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kediaman Dita, Wisma Indah Permai Blok K No 22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Berdasarkan penelusuran, TribunJatim.com menemukan akun Facebook milik istri Dita, Puji Kuswati.
Terlihat, Puji terakhir kali aktif di akun tersebut pada tahun 2014.
Foto-foto yang terdapat di akun tersebut memperlihatkan sosok anak perempuan diduga putri Puji yang juga ikut dalam aksi bom bunuh diri.
Di salah satu postingan, terlihat potret Puji diduga bersama putra-putrinya.
Terlihat Puji memakai kacamata dan mengenakan jilbab cokelat.
Terlihat pula satu remaja laki-laki, dua anak perempuan berjilbab ungu, dan anak laki-laki yang mengenakan perban di dahinya.
Foto tersebut diposting pada tanggal 20 Januari 2014.

Sosok keluarga dalam foto tersebut sama dengan foto yang dirilis polisi.
Foto di album Unggah seluler
Postingan status terakhirnya bertuliskan soal kucing.
Status yang juga ditulis tahun 2014 tersebut disertai foto dua kucing di dalam kandang.
"Kucing emak dan kucing anak berbagi pindang tanpa bertengkar.... Pinter ya... He..he... Siapa yg suka bertengkar berebut makanan???"
Di postingan lain, akun Puji Kuswati ini lebih sering mengunggah foto pemandangan alam.
Di album Foto Profil terlihat ia jug pernah mengunggah foto terlihat seperti produk obat herbal di tahun 2012. (Grid.ID/pos-kupang.com)
FOLLOW INSTAGRAM POSKUPANG