Rutan Mako Brimob Rusuh
Brimob Asal NTT Bripka Prencje Tewas Ditusuk, Begini Kata-kata Perpisahan Putranya
Putra Bripka Marhum Prencje yang diketahui bernama Mohammad Fadillah itu pun tampaknya terpukul oleh peristiwa tersebut.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS-KUPANG.COM - Satuan Intel Korps Brimob Bripka Marhum Prencje tewas setelah ditusuk oleh orang tak dikenal berinisal TS (23) di kawasan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5/2018) sekira pukul 23.45 WIB.
Pelaku penusukan, TS pun tewas di tempat akibat terkena tembakan anggota polisi lainnya.
"Pelaku tewas di tempat, korban juga meninggal," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, Jumat (11/5/2018).
Mendengar kabar duka tersebut, sang anak lantas menuliskan kalimat sedih yang seolah menjadi kata-kata perpisahan untuk sang ayah.
Baca: Intel Brimob Bripka Prencje Tewas Ditusuk, Netizen Bilang Negeri Kenari Berduka
Pahlawanku
Telah
menyelesaikan
tugasnya dengan
baik di hari yang 'suci
Selamat jalan pak
Putra Bripka Marhum Prencje yang diketahui bernama Mohammad Fadillah itu pun tampaknya terpukul oleh peristiwa tersebut.
Meskipun begitu, ia tetap tegar dan mengucapkan kata-kata perpisahan "selamat jalan pak" untuk mendiang ayahnya itu.
Di media sosial Facebook, foto almarhum Mahrum sudah dimasukan ke peti mati dan ditutupi bendera merah putih sudah beredar.
Peti mati itu diletakan di dalam sebuah ruangan untuk diberikan penghormatan terakhir sebelum dikebumikan.
Baca: SALUT! Polwan Brimob Cantik ini Ikut Serbu dan Lumpuhkan Teroris
Tak hanya itu, di bagian depan peti juga tampak foto semasa hidup Mahrum sedang mengenakan pakaian dinas kepolisian.
Pria berusia 41 tahun ini juga dikabarkan meninggalkan anaknya yang masih berusia 16 tahun.
Tampak beberapa kerabat dan keluarga mengelilingi peti untuk melihat wajah terakhir korban dan memberi salam perpisahan.
Beberapa orang yang mengenakan pakaian polisi dan pakaian biasa itu tampak memperlihatkan raut wajah sedih.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunnewsBogor.com, terduga pelaku TS (23) bertempat tinggal di Kampung Buniara RT 22/04 Desa Buniara, Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat.
Baca: Teroris Kuasai Rutan Mako Brimob? Lima Polisi Tewas dan Satu Disandera, Pemicunya Hal Sepele
Selama bertugas di Mako Brimob, almarhum tinggal di Aspol Mako Brimob Kelapa Dua Cimanggis - Depok bersama keluarganya.
Hingga saat ini belum diketahui, Mahrum akan dikebumikan di Depok atau di kampung halamannya di Subang, Jawa Barat.
Sedangkan mengenai asal Bripka Frencje dari NTT, diketahui melalui postingan di media sosial oleh akun Willas Littik yang menyebutkan korban merupakan warga Provinsi NTT, khususnya dari Kabupaten Alor.
Akun ini menuliskan peristiwa penusukan itu sebagai sebuah berita duka untuk warga Kabupaten Alor atau yang terkenal dengan sebutan Nusa Kenari.
“Negeri Kenari berduka !!!
Salah 1 putra Terbaiknya gugur semalam di Mako Brimob Kelapa Dua Depok; sbg PAHLAWAN BAYANGKARA !!!”
Tak hanya itu, akun ini juga menulis bahwa mantan Kapolda NTT akan mengawal pemulangan jenasah Bripka Prencje ke Alor.
“Bpk Jacky Uly akan mengawal Pemulangan Jenazah Bripka Frence, anggota Sat Intel Kor Brimob, besok ke Alor, Nusa Kenari. NTT bangga la,” tulis akun ini.
Seperti diberitakan Tribunnewsbogor.com, Bripka Marhum Prencje diduga jadi korban penusukan orang tak dikenal di kawasan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (10/5/2018).
Tak hanya itu, TS (23), diduga pelaku penusukan itu juga ditembak mati oleh petugas di tempat kejadian.
Penusukan terhadap Marhum sekira pukul 23.45 WIB di Halaman Kantor Intelmob.
Peristiwa bermula saat Bripka Marhum tengah bertugas di depan Mako Brimob.
Marhum mencurigai aktivitas TS yang berada di depan Rumah Sakit Bhayangkara.
Lalu, Marhum membawa TS dengan berboncengan motor ke Mako Brimob.
TS dibawa ke kantor Satintel Brimob saat itu.
Setibanya di kantor Satintel Brimob, TS mengeluarkan pisau dan menusuk korban.
Marhum berteriak meminta tolong dan kemudian anggota lain yang melihat kejadian itu menembak pelaku hingga tewas.
Akibat penikaman itu, Marhum sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob untuk diselamatkan.
Sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter piket.
Sementara jenazah TS berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Akibat Ulah Napi Teroris
Kasus penusukan terhadap Bripka Prencje ini terjadi ketika masih dalam suasana Kerusuhan di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako) Brimob, Kepala Dua, Depok.
Kerusuhan ini menelan korban jiwa lima anggota Densus 88 yang merupakan anggota pasukan elit Indonesia tewas di tangan tahanan teroris. Sementara dari pihak napi hanya satu orang yang tewas.
Seperti dikutip Kompas.id, insiden di Mako Brimob, Selasa (8/5/2018) malam, diduga diawali oleh tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatra Selatan (Sulsel) Wawan Kurniawan alias Abu Afif.
Berdasarkan informasi dari sumber di kepolisian, Wawan yang tengah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (8/5/2018), dibesuk keluarganya yang juga membawa makanan untuk Wawan.
Namun, pengawal dari kepolisian melarang pemberian makanan itu dan Wawan marah.
Sudah jamak diketahui di kalangan aparat, termasuk di lembaga pemasyarakatan bahwa tahanan atau nara pidana (napi) teroris kerap kali mendapatkan barang-barang selundupan yang dilarang aparat dari keluarga atau penjenguk, termasuk melalui makanan.
Barang tersebut, sekalipun tidak berbahaya, tak jarang berupa surat atau catatan, dari sesama anggota jejaring terorisme yang diindikasi cukup berisiko ketika menjadi cara mereka menebar pemahaman ekstrem/radikal.
Oleh karena itu, aparat bersikap lebih tegas. Kemarahan Wawan berlanjut setelah persidangan dan kembali ke tahanan di Mako Brimob.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Wawan menuntut untuk dipertemukan dengan petugas untuk memprotes soal larangan pemberian makanan tadi.
Namun, petugas yang ingin ditemui Wawan sedang tidak di tempat, dan Wawan diminta bertemu keesokan harinya.
Namun, Wawan rupanya tidak puas. Sekitar pukul 20.00 Wawan memprovokasi tahanan lain untuk membuka paksa sel mereka.
Mereka kemudian merangsek ke ruang interogasi, yang saat itu sedang ada polisi wanita yang tengah memeriksa tahanan baru, anggota JAD dari Ambon.
Mereka kemudian merebut senjata Sang Polwan dan memukulinya. Dari insiden inilah kemudian para tahanan teroris menyerang aparat lainnya dan menyandera mereka.
Para tahanan bahkan menjarah gudang barang bukti dan merebut sedikitnya enam senjata laras panjang dan lima senjata laras pendek. (*)