Tanaman Ini yang Dicari Rumah Makan dan restoran di Kota Kupang.
Permintaan daun kemangi memang banyak. Apalagi rumah makan dan restoran yang menjual masakan ayam.
Penulis: PosKupang | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Lexy Manafe
POS-KUPANG.COM|KUPANG-Permintaan daun kemangi sebagai lalapan relatif tinggi terutama dari warung makan dan restoran di Kota Kupang.
Samu (30), pedagang di Pasar Oebobo mengaku sudah menjual kemangi sejak 2010 silam.
Kepada POS-KUPANG.COM, Jumat, (27/4/2018) ia mengatakan, permintaan daun kemangi dari rumah makan dan restoran yang menyediakan ayam lalapan dan sejenisnya mencapai 50 hingga 100 ikat dalam sehari.
"Permintaan daun kemangi memang banyak. Apalagi rumah makan dan restoran yang menjual masakan ayam. Tapi karena sekarang musim kemarau jadi biasa kami jual 50 sampai 100 ikat per hari saja," ujar warga Oebobo ini.
Setelah membeli dari pengepul dengan harga seribu per tiga ikat, kemudian ia jual lagi dengan harga seribu per ikat.
Sebagai pedagang, ia mengaku sudah memiliki pelanggan dari rumah makan dan restoran di kota Kupang.
"Biasanya dari Brotus dan D Holi yang beli di sini," katanya.
Samu mengaku memesan kepada petani agar memperbanyak tanaman kemangi mereka agar dirinya tidak kehabisan stok.
Sementara, Edi Malafu, petani kemangi warga Sikumana, mengatakan, tanaman kemangi yang baru beberapa hari ditanam sudah dipesan pegadang pengepul atau yang biasa mereka sebut papalele.
"Mereka sudah pesan jauh-jauh hari. Jadi kalau ada orang lain yang mau beli kami tidak kasih," ungkapnya.
Ia juga mengatakan jika papalele atau pengepul membeli langsung di tempatnya maka ia akan menjual dengan harga seribu rupiah per lima ikat.
Edi mengaku awal menanam tanaman kemangi hanya di pekerangan rumah saja.
Namun setelah ada banyak permintaan akhirnya ia memutuskan untuk menanan di bedeng-bedeng.
Ia menggunakan lahan di belakang rumahnya. Lahan yang relatif kecil kemudian ia gunakan sebagai media tanam kemangi.
"Di sini ada tujuh bedeng. Karena selain tanam kemangi, kami juga tanam sayuran," katanya.
Meski tak memiliki banyak bedeng kemangi namun Edi mengaku bisa memperoleh sekitar Rp 500 ribu sekali panen.
"Kami panen kemangi sebulan sekali. Kemudian panen berikutnya bisa duabelas hingga limabelas hari baru panen lagi," ungkapnya.
Ia mengaku, dalam satu bedeng ia bisa mengumpulkan 80 sampai 90 ikat.
Dikatakannya, tanaman kemangi dapat membantu kebutuhan ekonominya sehari-hari.
"Selain bisa bantu ekonomi keluarga, dengan tanam kemangi saya sudah bisa tambah-tambah untuk sekolahkan anak," ucap pria itu. (*)
Baca: WOW, Peserta Jalan Sehat Hardiknas Menari Tobelo di Rumah Jabatan Gubernur NTT