Tren Aneh di Jepang. Para Lansia Berlomba-lomba Mencuri agar Masuk Penjara. Apa Alasannya?

Setidaknya sembilan dari sepuluh wanita lansia di penjara melakukan pelanggaran kecil seperti mencuri di pusat perbelanjaan.

Editor: Djuwariah Wonga

POS-KUPANG.COM - Jepang dikenal memiliki jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia.

Setidaknya 27 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun.

Namun negara ini menghadapi masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebuah laporan dari Bloomberg menyatakan bahwa setidaknya satu dari lima wanita yang di penjara di Jepang adalah lansia.

Setidaknya sembilan dari sepuluh wanita lansia di penjara melakukan pelanggaran kecil seperti mencuri di pusat perbelanjaan.

Dilansir Grid.ID dari artikel terbitan Indy100 tanggal 23 April 2018, alasan para wanita lansia ini masuk penjara bukanlah karena adanya gelombang kejahatan yang tidak biasa.

Sebaliknya, hal ini disebabkan oleh hal yang jauh lebih mengkhawatirkan bagi Jepang, yakni kesepian.

Antara tahun 1980 dan 2015, jumlah lansia yang tinggal di Jepang meningkat lebih dari enam kali lipat menjadi hampir 6 juta.

Baca: Aneh! Di Jepang Perempuan Rela Bayar Agar Menangis. Begini Penjelasannya!

Pada tahun 2017, sebuah survei pemerintah Tokyo menemukan bahwa lebih dari 50 persen lansia yang mencuri tinggal sendirian.

Sedangkan 40 persen dari lansia tersebut mengaku tidak memiliki keluarga atau kerabat yang bisa dihubungi.

Selama beberapa dekade sebelum trend ini muncul, di Jepang ada tradisi bagi keluarga dan masyarakat untuk merawat warga lansia.

Tetapi karena kurangnya sumber daya manusia, maka hal itu sulit untuk dilakukan.

Dengan penduduk yang berusia lebih tua merasa semakin terisolasi sebagai akibat dari tak ada yang merawat.

Wanita lansia terutama.

Sehingga rasa kesepian mendorong perilaku kejahatan dengan harapan bisa masuk penjara.

Bagi penduduk lansia, penjara akan memberi mereka perlindungan dan rumah.

Yumi Muranaka, kepala sipir Penjara Wanita Iwakuni, dekat Hiroshima, mengatakan warga lansia merasa kesepian.

"Mereka mungkin memiliki rumah. Mereka mungkin memiliki keluarga. Tetapi itu tidak akan berarti jika mereka tak memiliki tempat yang mereka rasakan seperti rumah," ujar Yumi.

"Mereka merasa mereka tidak dimengerti. Mereka merasa hanya diakui sebagai seseorang yang melakukan pekerjaan rumah," lanjutnya.

Baca: Kafe Nyeleneh di Jepang, Manjakan Pelanggan dengan Pertontonkan Organ Intim Ini

Para penduduk lansia, juga dianggap lebih rentan secara ekonomi.

Dengan hampir setengah dari populasi wanita yang berusia di atas 65 tahun hidup dalam kemiskinan.

Penjara telah memberi para wanita lansia tersebut kesempatan untuk melarikan diri dari kehidupan rumah tangga mereka.

Seorang narapidana wanita lansia yang berinisial T, memberikan laporan yang sangat mengerikan tentang bagaimana hidupnya memburuk.

Wanita berusia 80 tahun itu mengatakan, "Suami saya mengalami stroke enam tahun yang lalu".

"Ia telah terbaring di tempat tidur sejak itu. Dia juga menderita demensia dan menderita delusi dan paranoia.

Butuh banyak waktu untuk merawatnya secara fisik dan emosional karena usia tua saya.

Tetapi saya tidak bisa berbicara tentang stres saya dengan siapa pun karena saya malu.

Saya dipenjara untuk pertama kalinya ketika saya berumur 70 tahun.

Ketika saya berbelanja, saya punya uang di dompet saya.

Kemudian saya berpikir tentang hidup saya.

Saya tidak ingin pulang ke rumah, dan saya tidak punya tempat lain untuk pergi.

Meminta bantuan di penjara adalah satu-satunya cara.

Hidupku jauh lebih mudah di penjara.

Baca: Dibiarkan Kelaparan oleh Kakeknya, Wanita Jepang Ini Hanya Memiliki Berat Badan 16 Kg!

Saya bisa menjadi diri sendiri dan bernapas, namun untuk sementara.

Putraku bilang aku sakit dan aku harus dirawat di rumah sakit jiwa dan tenang saja.

Tapi saya tidak berpikir saya sakit.

Saya pikir kecemasan saya mendorong saya untuk mencuri," ujar wanita tersebut.

Ketika di penjara, para wanita lansia ini akan dibantu oleh seorang pekerja spesialis.

Pekerja itu akan membantu mereka mandi dan ke kamar mandi di siang hari.

Namun pada malam hari, tugas-tugas ini ditangani oleh penjaga.

Bagi beberapa petugas lemabaga pemasyarakatan, pekerjaan sehari-hari mereka sekarang lebih mirip dengan perawat rumah jompo.

Satomi Kezuka, seorang petugas di Penjara Wanita Tochigi, mengatakan, "Mereka (para wanita lansia) malu dan menyembunyikan pakaian dalam mereka".

"Saya mengatakan kepada mereka untuk memberikannya kepada saya, dan saya akan mencucinya," ujar Satomi.

Namun, pekerjaan ekstra ini menciptakan masalah lebih lanjut.

Perawatan untuk narapidana lanjut usia menyebabkan pembengkakan anggaran.

Baca: SHINee Gelar Konser di Jepang. Begini Penampilan Perdana Mereka Tanpa Kehadiran Jonghyun

Selain itu, lebih dari sepertiga petugas lembaga pemasyarakatan perempuan berhenti dari pekerjaan mereka dalam tiga tahun.

Hal ini menyebabkan kurangnya petugas penjara.

Pemerintah Jepang atau sektor swasta mereka belum membuat program rehabilitasi bagi perempuan lansia yang terkena masalah ini.

Tetapi mereka berusaha melakukan sesuatu.

Pada 2016, sebuah undang-undang disahkan.

Undang-undang itu akan memastikan bahwa mantan narapidana akan menerima bantuan dari sistem layanan sosial dan kesejahteraan Jepang.

Follow Instagram Pos Kupang di Bawah Ini:

Baca: Hasil Kerja Keras Polres TTS Ternyata Berkas Dua Tersangka Trafficking Lengkap

Baca: Siswa Jurusan SMKN 1 Kupang Dapat Materi Jurnalistik Dari Pos Kupang

Baca: Bupati Kamelus Kok Minta Data ke Dinsos Manggarai

Baca: Ini Penyebab Krisis Air di wilayah Watu Mori, Manggarai Timur

Baca: Samsung Electronics Indonesia Donasikan 1.500 Lentera Tenaga Surya di Flotim

Artikel ini sudah ditayangkan di Grid.ID dengan judul: Bukan Kriminal! Penduduk Lansia di Jepang, Ramai-ramai Ingin Masuk Penjara Karena Alasan Ini

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved