VIRAL Video Kekacauan di Kamar Jenazah, Keluarga Protes Ada Luka Jahit di Perut Hingga Dada Jenazah
Video siaran langsung akun Facebook Gerry Marchell Maramis Rey, memperlihatkan suasana kekacauan yang terjadi di kamar jenazah.
Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM - Sebuah video keributan di salah satu rumah sakit di Kota Manado, Sulawesi Utara, menghebohkan.
Video berdurasi 9 menit 40 detik merupakan siaran langsung akun Facebook Gerry Marchell Maramis Rey, memperlihatkan suasana kekacauan yang terjadi di ruang jenazah.
Video yang disiarkan Minggu (22/04/2018) dini hari sekitar pukul 04.00 Wita, sudah dibagikan 4.000 kali, ditonton 79.000 kali dan mendapat 695 komentar.
"Kekacauan terjadi di ruang jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. RD Kandou, Malayang, Manado," tulis Gerry Marchell Maramis Rey sebagaimana dilansir Pos Kupang dari TribunManado.com.
Video itu memperlihatkan jenazah seorang pria tergeletak di atas bangsal dan dikerubuni anggota keluarga dan kerabat.
Pihak keluarga kaget bukan main karena mendapati luka jahitan dari bagian perut hingga bagian dada jenazah.
Jahitan tersebut menyerupai garis lurus.
Lantaran tidak terima kondisi jenazah, pihak keluarga dan kerabat pun mengamuk.
Dalam video tersebut pun terdengar suara gaduh dan tangisan histeris dari keluarga jenazah.
Bahkan salah satu dari mereka berteriak-teriak meminta untuk mengembalikan organ dalam jenazah.
Kekacauan yang diduga dilakukan oleh pihak korban yang tidak terima atas cara otopsi yang dilakukan pada jenazah.
Menurut jawaban dari pertanyan beberapa warganet di kolom komentar unggahan tersebut jenazah merupakan korban penikaman dan kemudian diotopsi.
Akun Gerry Marchell Maramis Rey tidak menyebut identitas jenazah. Menjawab pertanyaan netizen lain di kolom komentar, Gerry Marchell Maramis Rey mengatakan jenazah diotopsi karena menderita luka tikam di dada.
@Richard Oroh: Qpa dia ger?
@Gerry Marchell Maramis Rey : Orng tikang. Katanya otopsi, luka tikang di dada, smpe kepala dorang bela no. Kacau kamar jenasa, kasiang ehh E'boy Geraldy Payow kpa nn p badan so b gini.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak terkait mengenai kekacau yang terjadi, baik dari pihak Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou maupun dari pihak keluarga.
Mirip Kasus TKW Asal NTT
Kondisi jenazah dengan luka jahitan di bagian perut hingga dada sebelumnya dialami Milka Boimau, Tenaga Kerja Indonesia ( TKI) asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Milka meninggal dunia di Malaysia.

Keranda berisi jenazah Milka tiba di kampung halamannya di Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Minggu (11/3/2018) siang.
Selanjutnya peti dibuka. Betapa terkejutnya keluarga mendapati sekujur tubuh Milka penuh dengan jahitan.
Bekas jahitan terlihat dari pangkal perut hingga bagian dada, membentuk garis lurus. Selain itu, pada bagian telinga berwarna hitam seperti bekas pukulan. Keluarga besarnya pun protes keras.
Baca: Jenazah Milka Boimau Ada Jahitan di Perut Hingga Dada, Keluarga Protes: Ini Jahitan Apa?
"Kami tidak terima dengan kondisi adik kami. Ini jahitan apa. Kalau mau otopsi atau operasi, harus koordinasi dengan kami sebagai keluarga. Harus ada persetujuan dari kami sebagai keluarga," tegas Saul Boimau, kakak kandung Milka, kepada Kompas.com, Minggu (11/3/2018) malam.

Menurut Saul, semua keluarga tidak terima dengan kondisi jenazah Milka, yang penuh jahitan mulai dari leher, hingga perut bagian bawah.
Padahal lanjut Saul, dari surat yang diterima oleh pihaknya dari KJRI Penang, tertulis bahwa penyebab Milka meninggal karena sesak napas akibat infeksi pada paru-paru, sehingga menurutnya tidak perlu dilakukan otopsi.
"Kenapa sakitnya hanya sesak napas, tapi jahit begini banyak, mulai dari leher sebelah menyebelah, hingga perut," ucapnya.
Baca: Ya Ampun! Polisi Gali Kubur TKI Milka Boimau, Jenasah Diotopsi, Hati dan Ginjalnya Hilang!
Senada dengan itu, Agustinus Boimau yang juga merupakan adik kandung dari Milka, mengaku kematian tersebut terkesan janggal.
Setelah dilaporkan Polda NTT, jenazah Milka yang sudah dimakamkan digali kembali untuk diotopsi.
Saat diotopsi Senin (26/3/2018), organ dalam seperti hati dan ginjal sudah tidak ada.
"Otopsi sudah dilakukan. Keluarga menduga ada kekerasan. Karena kepala belakang bagian kiri berwarna biru blau. Otak kecil hancur, organ tubuh sudah tercerai berai. Bahkan Hati dan ginjal korban sudah tidak ada," kata kerabat korban, Veronika Ata.
"Keluarga akan menunggu bagaimana hasil otopsinya disampaikan secara resmi oleh pihak polisi," ujarnya. (*)